Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan membantah telah terjadi duopoli di industri maskapai Indonesia.
Dugaan yang menyasar Garuda Indonesia Group dan Lion Air Group tersebut, disebut telah menyebabkan harga tiket pesawat mahal.
"Jadi kalau duopoli itu saya kira ndak juga," kata dia saat ditemui, di Gedung BPPT, Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Advertisement
Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini pun membandingkan harga tiket pesawat maskapai yang ada di dunia. Menurut dia, tiket pesawat Garuda Indonesia merupakan salah satu yang termurah.
"Kalau kita lihat itu harga tiket pesawat Garuda itu masih 6 termurah di dunia dari 80 perusahaan di dunia," ujar Luhut.
Baca Juga
Luhut menilai, mahalnya harga tiket saat ini lebih disebabkan oleh inefisiensi di tubuh perusahaan maskapai. Inefisiensi, lanjut dia, terjadi baik di Garuda Indonesia Group maupun Lion Air Group.
"Jadi hanya memang kesalahan kita ada banyak hal. Satu inefisiensi di Garuda, tapi sekarang Garuda sedang memperbaiki, baik itu di Lion juga," ungkapnya.
Sebagai contoh, lanjut Luhut, Garuda Indonesia dulu pernah membeli pesawat yang tidak pas sehingga dampak negatifnya terhadap efisiensi dirasakan saat ini.
"Kita punya di Garuda itu jenis-jenis pesawat yang tidak efisien juga, Bombardier yang dibeli dulu tapi sekarang sudah bisa mulai dijual kembali," ungkap Luhut.
"Jadi kita paham ada masalah ini, tapi Garuda tidak bisa juga bohongi dirinya karena dia punya utang-utang yang lalu, yang jatuh tempo tahun ini saja seberapa besar begitu. Nah ini yang sedang mereka selesaikan," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Harga Tiket Mahal, Jumlah Penumpang Pesawat Turun 28 Persen
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang yang menggunakan pesawat udara mengalami penurunan cukup tajam dibanding periode yang sama pada tahun lalu (year on year).
Kepala BPS, Suhariyanto mengungkapkan pada bulan April 2019 terjadi penurunan 28,48 persen penumpang pesawat udara rute domestik.
"Angkutan udara disini menunjukan posisi bulan April ya belum bulan Mei. Pada April jumlah penumpang domestik mengalami penurunan year on year turunnya tajam, 28,48 persen," kata dia di kantornya, Senin, 10 Juni 2019.
Sementara itu, secara month to month jumlah penumpang pesawat juga mengalami penurunan sebesar 6,26 persen. Jumlah penumpang angkutan udara domestik pada April 2019 sebanyak 5,7 juta orang atau turun 6,26 persen dibanding bulan sebelumnya.
Penurunan jumlah penumpang terjadi di seluruh bandara utama yang meliputi Bandata Hasanuddin-Makassar sebesar 10,43 persen, Soekarno Hatta-Jakarta 8,78 persen, Juanda-Surabaya 7,82 persen, Kualanamu-Medan 3,41 persen, dan Ngurah Rai-Denpasar 1,54 persen.
Jumlah penumpang domestik terbesar melalui Soekarno Hatta-Jakarta, yaitu mencapai 1,4 juta orang atau 24,81 persen dari total penumpang domestik, diikuti Juanda-Surabaya 443,5 ribu orang atau 7,84 persen.
Advertisement
Selanjutnya
Pria yang akrab disapa Kecuk tersebut mengungkapkan ada beberapa hal yang menjadi faktor pendorong menurunnya jumlah penumpang angkutan udara tersebut. Salah satunya adalah mahalnya tarif tiket pesawat.
"Kita tahu apa yang terjadi pada domestik, di satu sisi ada kenaikan harga tiket, di sisi lain transportasi darat semakin bagus sehingga konsumen mempunyai pilihan untuk moda transportasi lain," tutupnya.
Penurunan yang sama juga terjadi pada penerbangan rute internasional. Jumlah penumpang angkutan udara ke luar negeri atau intemasional pada April 2019 sebanyak 1,5 Juta orang atau turun 3,44 persen dibanding Maret 2019.
Penurunan Jumlah penumpang terjadi di Bandara Hasanuddln-Makassar sebesar 22,09 persen, Soekarno Hatta-Jakarta 8,67 persen, dan Juanda-Surabaya 8,41 persen. Sedangkan kenaikan jumlah penumpang terjadi di Bandara Ngurah Rai-Denpasar sebesar 4,60 persen dan Kualanamu-Medan 2,49 persen.
Penerapan Tarif Batas Atas Pesawat Bakal di Evaluasi Pekan Depan
Sebelumnya, Pemerintah menetapkan tarif batas atas tiket pesawat turun mulai dari 12-16 persen. Penurunan batas atas 12 persen akan berlaku untuk rute-rute populer, seperti Jawa. Sedangkan penurunan batas atas 16 persen berlaku untuk rute ke Jayapura.
Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko), Susiwijono Moegiarso mengatakan, pemerintah akan mengevaluasi penerapan tarif batas atas tiket pesawat tersebut pada pekan depan. Seperti diketahui, kebijakan pemerintah tersebut sudah berjalan hampir sebulan lamanya.
"Kita sepakat mau evaluasi (tarif batas atas) sesudah Lebaran yaitu pada situasi dan kondisi sedang normal. Bukan ketika peak season atau harga tinggi," tutur dia di Gedung Kemenko, Senin, 10 Juni 2019.
Dia mengatakan, perlu sinergi antara kementerian/lembaga untuk terus mendukung evaluasi industri penerbangan nasional secara berkala.
"Jadi memang sudah kita jadwalkan dan akan kita evaluasi terkait ini," ujar dia.
Sementara itu, dia menuturkan, pemerintah juga kini mempertimbangkan rencana masuknya maskapai asing ke dalam negeri guna menciptakan harga yang kompetitif untuk tiket pesawat.
"Minggu ini kita juga membahas perihal maskapai asing. Termasuk plus minusnya kebijakan menarik maskapai asing ini," paparnya.
Advertisement