Sukses

BPS Sebut Inflasi Sepanjang Ramadan Terkendali

Tingkat inflasi untuk kelompok bahan pangan ini mencapai 2,02 persen

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi selama Mei sebesar 0,68 persen. Tingkat inflasi ini dinilai masih kondisi terkendali, bahkan jauh lebih baik dibandingkan periode di tahun-tahun sebelumnya.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Yunita Rusanti mengatakan, kondisi indeks harga yang stabil didapati pada harga bahan pangan sepanjang Ramadan. Walaupun terlihat mengalami inflasi untuk kelompok bahan pangan ini mencapai 2,02 persen, namun menurut dia kenaikan indeks harga pagan tersebut karena minggu awal dan akhir Ramadan seluruhnya terjadi pada Mei 2019.

“Sebetulnya cenderung terkendali, ya agak mendinganlah,” ujar Yunita Rusanti di Jakarta, Selasa (11/6/2019).

Selain itu, lanjut Yunita, inflasi pada Mei 2019 cenderung besar lantaran Ramadan dimulai sejak awal bulan. Sementara pada tahun lalu, masa Ramadan baru dimulai pada pertengahan Mei sehingga menyebabkan inflasi Ramadan tidak tercakup pada Mei saja, namun terbagi juga pada Juni.

“Kalau di pertengahan, berarti inflasinya itu terbagi dua di Mei dan Juni 2018,” kata dia.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Mendag: Harga Pangan Selama Ramadan Stabil

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan harga-harga kebutuhan pangan terkendali dan stabil pada periode Ramadhan dan Lebaran 2019.

Dia mengungkapkan, pemerintah berupaya menjaga ketersediaan pasokan menjadi salah satu alasan kestabilan harga-harga pada periode ini, meski terdapat peningkatan permintaan.

"Ketersediaan dan pengendalian harga akan terus berlangsung sampai sepanjang tahun. Kita betul-betul membuat keseimbangan suppy and demand," kata Enggar.

Dia mengakui beberapa harga bahan kebutuhan pokok sempat mengalami kenaikan, namun masih dalam tataran normal. Enggar juga memastikan ketersediaan pasokan untuk menjaga kestabilan harga bahan makanan akan terus terjadi sepanjang 2019.

3 dari 4 halaman

Pekerjaan Rumah Pemerintah untuk Tekan Inflasi

Pengamat Ekonomi dari Institute for Development of Economic and Finance (Indef), Rusli Abdullah menyatakan, inflasi Ramadan 2019 tidak jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Hanya saja menurutnya, inflasi relatif lebih terjaga.

Dia mengungkapkan, stabilnya harga beras tidak lepas dari kondisi adanya panen raya padi pada Maret-April 2019. Hal ini membuat stok beras di tanah air relatif aman.

Rusli menilai baik sumbangan inflasi dari bahan pangan karbohidrat maupun dari produk holtikultura cukup mempengaruhi laju inflasi. Dia menyarankan ada tata kelola manajemen pangan mengingat inflasi pangan di bulan Ramadan dan Idul Fitri terus berulang. 

Rusli juga mencatat sejumlah pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah ke depan terkait guna menekan inflasi. Pemerintah harus mengoptimalkan manajeman logistik pangan baik pangan yang harus impor maupun pangan yang bisa dipenuhi dari dalam negeri, seperti bawang putih. 

"Sementara, untuk pangan yang bisa dipenuhi dari dalam negeri seperti daging ayam, pemerintah harus memastikan distribusinya lancar," kata dia.

 

4 dari 4 halaman

Daging Ayam dan Cabai Penyumbang Inflasi DKI Jakarta di Mei 2019

Inflasi di ibukota mengalami kenaikan pada bulan Ramadan 2019. Inflasi pada Mei 2019 tercatat sebesar 0,59 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya yang tercatat 0,40 persen (mtm).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo menjelaskan, peningkatan tersebut terjadi pada hampir seluruh kelompok pengeluaran terutama pada kelompok bahan makanan.

Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK sampai dengan Mei 2019 tercatat sebesar 1,64 persen (ytd), atau secara tahunan sebesar 3,50 persen (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 3,37 persen (yoy). Pada akhir 2019, tingkat inflasi Jakarta diprakirakan tetap mendukung pencapaian sasaran inflasi nasional kurang lebih 3,5 persen.

"Meningkatnya tekanan inflasi Mei 2019 bersumber dari kelompok pengeluaran bahan makanan," jata Hamid dalam keterangannya, Selasa (11/6/2019).

Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 2,03 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi April 2019 sebesar 0,98 persen (mtm).

Tingginya inflasi pada kelompok ini disumbang oleh kenaikan harga pada subkelompok daging dan hasil-hasilnya, khususnya pada komoditas daging ayam ras yang tercatat mengalami inflasi hingga 5,98 persen (mtm).

Sejalan dengan subkelompok daging dan hasil-hasilnya, subkelompok telur, susu, dan hasil-hasilnya juga mencatat inflasi yang cukup tinggi, terutama disumbang oleh komoditas telur ayam ras dengan inflasi sebesar 3,50 persen (mtm).

Lebih lanjut pada subkelompok bumbu-bumbuan, tekanan inflasi terjadi pada komoditas cabai merah dan bawang putih yang masing-masing tercatat sebesar 17,16 persen (mtm) dan 14,75 persen (mtm).

"Cukup tingginya inflasi pada beberapa komoditas tersebut didorong meningkatnya permintaan masyarakat sepanjang pelaksanaan puasa dan untuk persiapan hari raya Idul Fitri," tambah Hamid.