Liputan6.com, Jakarta - Harga emas sedikit turun pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta). Pendorong penurunan harga emas ini karena investor melakukan aksi ambil untung dari kenaikan harga yang terjadi selama beberapa pekan terakhir.
Sementara, meningkatnya harapan adanya kesepakatan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China mengangkat bursa saham sehingga sedikit menekan harga emas.
Namun, meningkatnya ekspektasi bahwa Bank Sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) akan mengambil kebijakan penurunan suku bunga tahun ini menekan nilai tukar dolar AS sehingga mendukung harga emas.
Advertisement
Mengutip CNBC, Rabu (12/6/2019), harga emas di pasar spot turun sedikit menjadi USD 1.327,41 per ounce. Harga emas telah mencapai tertinggi dalam 14 bulan di USD 1.348,08 per ounce pada 7 Juni.
Baca Juga
Sedangkan harga emas berjangka AS menetap 0,1 persen lebih tinggi pada USD 1.328,50 per ounce.
Kekhawatiran investor sedikit mereda terkait ancaman perang dagang antara AS dengan Meksiko setelah AS membatalkan rencana mengenakan tarif impor pada barang-barang Meksiko.
Investor pun juga berharap bahwa Presiden AS Donald Trump juga akan melakukan hal yang sama dengan China. Presiden Trump akan bertemu dengan Presiden China Xi Jingping di KTT Kelompok 20 pada 28-29 Juni.
"Orang-orang berpikir akan ada semacam resolusi pada akhir bulan ini mengenai perang tarif ketika Presiden Trump bertemu dengan Xi," kata Michael Matousek, analis US Global Investors.
Perselisihan perdagangan antara Beijing dan Washington telah menggulingkan di pasar sejak lebih dari setahun yang lalu dan menimbulkan kekhawatiran perlambatan ekonomi global. Hal ini tentu saja mendorong bank sentral di seluruh dunia untuk mempertahankan suku bunga.
"Retorika seputar penurunan suku bunga Fed melemahkan dolar AS yang yang akan membantu mendorong harga emas," kata Matousek.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Perdagangan Sebelumnya
Pada perdagangan sebelumnya, harga emas turun lebih dari 1 persen dan tergelincir dari level tertinggi 14 bulan, setelah keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan penerapan tarif perdagangan di Meksiko mendorong sentimen risiko dan mengangkat dolar AS dari posisi terendah baru-baru ini.
Dilansir dari Reuters, Selasa (11/6/2019), harga emas di pasar spot turun 1,1 persen menjadi USD 1.326,13 per ounce. Harga emas telah menembus USD 1.348,08 per ounce di sesi sebelumnya, tertinggi sejak April tahun lalu.
Harga emas berjangka AS terkikis 1,2 persen menjadi USD 1.329,3 per ounce.
"Ekuitas global menguat di seluruh papan dan kami melihat likuidasi pada permintaan safe haven," kata Phillip Streible, Ahli Strategi Komoditas di RJO Futures. "Emas berjangka turun dan indeks dolar menguat dan harga emas dibebani dengan tarif Meksiko."
AS dan Meksiko mencapai kesepakatan pada hari Jumat, mencegah kemungkinan perang tarif, setelah Meksiko setuju untuk bekerja sama dalam mengekang aliran migran ilegal Amerika Tengah.Â
BACA JUGA
Pasar di seluruh dunia dengan cepat menyambut kesepakatan itu, dengan indeks saham MSCI di seluruh dunia naik lebih dari 1 persen, dan Wall Street memulai minggu dengan baik. Indeks dolar AS juga naik, setelah turun ke level terendah dua setengah bulan di sesi sebelumnya.
"Sikap pedagang dan investor lebih optimistis untuk memulai perdagangan minggu ini setelah AS dan Meksiko mencapai kesepakatan pada Jumat," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco dalam sebuah catatan.
"Namun, kemajuan negosiasi di perang perdagangan AS-China tetap sulit ditebak di tengah tidak ada tanda-tanda bahwa dua ekonomi terbesar dunia tersebut mendekati kesepakatan untuk mengakhiri perang dagang."
Harga emas masih didukung di atas level teknis utama karena investor melihat probabilitas tinggi bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga tahun ini. Suku bunga yang lebih rendah akan mendorong harga emas.
Advertisement