Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai harga bahan pangan selama Ramadan dan Lebaran relatif stabil. Hal ini lantaran pasokan dan distribusi pangan yang berjalan baik.
Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi mengatakan, kenaikan harga-harga komoditas pangan memang tetap terjadi jelang Lebaran. Namun kenaikan tersebut masih dalam batas rasional.
“Dalam kondisi Ramadan dan menjelang Lebaran, distribusi menjadi kunci. Banyak yang mau lebaran di kampung, kemudian para pedagang juga banyak mudik. Pasti efeknya ke harga-harga yang kemudian naik. Ada semacam ongkos Lebaran yang harus dibebankan ke konsumen,” ujar dia di Jakarta, Rabu (12/6/2019).
Advertisement
Tulus menilai, upaya pemerintah dalam menjaga kestabilan harga pangan saat Ramadan dan Lebaran sudah cukup baik, meski belum maksimal.
Ke depan, pemerintah harus terus mendorong produksi pangan dan meningkatkan efektivitas distribusi agar produk pangan hasil petani bisa sampai ke tangan konsumen dengan harga yang terjangkau.
"Demi mengendalikan harga saat Ramadan dan Idul Fitri pemerintah ke depannya harus menata jalur distribusi," kata dia.
Daya Beli
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijana. Dari kunjungannya ke daerah selama Ramadan dan jelamg Lebaran lalu, harga pangan cenderung stabil.
Namun, Azam menyayangkan daya beli masyarakat yang dinilai lebih rendah dibandingkan saat Ramadan dan hari raya Idul Fitri 2018.
Meski demikian, lanjut dia, kestabilan harga pangan ini secara tak langsung berpengaruh dengan stabilitas politik Indonesia.
Stabilitas harga pangan ini bisa sedikit meredam gejolak politik, khususnya di daerah, pasca pengumuman pemenang Pemilu oleh KPU pada 21 Mei 2019 lalu.
"Sebab, stabilitas pangan goyang. maka akan menaikkan eskalasi politik. Tapi buktinya tidak, masyarakat tenang," tandas dia.
Tonton Video Ini:
Advertisement