Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya mendorong terlaksananya Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP). Kemitraan dagang ini mencakup 16 negara Asia-Pasifik.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag, Iman Pambagyo mengatakan kerjasama ini akan sangat bermanfaat bagi Indonesia. Terutama pada peningkatan ekspor ke negara yang terlibat dalam kesepakatan.
Baca Juga
"Hitungan saya 2 tahun yang lalu, 3 sampai 5 tahun pertama implementasi RCEP, kita bisa meningkatkan 6-7 persen ekspor ke beberapa negara, India, China, Korea dan Jepang," kata dia, saat ditemui, di Kementerian Perdagangan, Rabu (12/6/2019).
Advertisement
Kementerian Perdagangan, kata dia, sudah menyiapkan sejumlah produk unggulan untuk ditawarkan ke negara yang terlibat dalam kesepakatan tersebut. Produk-produk unggulan tersebut, seperti produk pertanian dan perikanan.
"Itu lagi proses. Jadi kita tidak lagi main di komoditas mentah seperti Batubara, CPO juga tidak, harus udah refined. Kemudian juga produk otomotif, karena di RCEP ada australia dan new zealand. Aussie (Australia) kan industri otomotifnya sudah mati, kita mau masuk dari situ tapi manfaatkan RCEP,"
Dia mengatakan penandatanganan kesepakatan ditargetkan bisa terjadi tahun depan. Dengan catatan, penyelesaian poin-poin kesepakatan sudah selesai (conclude) pada November tahun ini.
"Tanda tangan 16 negara paling cepat tahun depan (kalau di-conclude November tahun ini) dan ratifikasi tahun depannya lagi. Paling cepat," jelas dia.
Â
Cakupan RECP
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menekankan pentingnya RCEP bagi pengembangan ekonomi Indonesia ke depan. RCEP memiliki cakupan yang besar, sebab meliputi China, Jepang, India, Korea Selatan, Australia, Selandia Baru, dan 10 negara anggota ASEAN.
Enam belas negara ini, kata dia, membentuk hampir 50 persen dari populasi dunia. "Yang RCEP terus terang yang perlu diselesaikan karena 50 persen penduduknya ada di sini RCEP ini bisa kita selesaikan subtitansi November ini pada Asean Summit ini," tegas Enggar.
Dia menambahkan, saat ini Kemendag tengah menyiapkan poin-poin penting terkait RCEP. Poin-poin tersebut alan dibawa dan dibahas dalam pembicaraan terkait perjanjian tersebut.
"Kami mempersiapkan lapor Pak Presiden dan Menlu sebagai bahan masing-masing negara kita menyampaikan point-point pekembangan yang ada dan sikap dan arahan dari leadership. Yang kemudian dibawah pertemuan di Beijing. Kalau ini bisa maka itu akan jadi central jadi itu yang paling besar," tandasnya.
Advertisement