Sukses

Vietnam dan Malaysia Raup Untung dari Perang Dagang, Bagaimana Indonesia?

Negara-negara yang meraup untung dari perang dagang.

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini berbagai negara sedang cemas karena perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Sementara, Vietnam berhasil meraup peluang ekonomi atas situasi yang terjadi.

Dalam perang dagang, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengenakan tarif tambahan dari produk yang berasal dari China. Akibatnya, perusahaan mulai memindahkan rantai produksi mereka ke luar China demi menghindari tarif.

Fenomena ini disebut diversi dagang (trade diversion). Vietnam pun terkena imbas positifnya karena mendapat melonjaknya pesanan dari importir asal AS. Selain itu, negara itu juga menjadi tujuan relokasi pabrik ke luar China.

Itu berdasalkan hasil studi Nomura, perusahaan finansial asal Jepang. Sayang, Indonesia tidak muncul sebagai salah satu yang untung besar dari diversi dagang.

Bloomberg mencatat Pada kuartal awal 2019, keuntungan Vietnam dari diversi dagang setara dangan 7,9 persen GDP mereka. Taiwan menjadi "pemenang" kedua dengan mendapat hasil setara 2,1 persen GDP mereka.

Pada kuartal pertama 2019, barang impor Vietnam yang masuk AS naik 40 persen ketimbang periode sama tahun lalu. Sementara, impor China turun 13,9 persen.

Barang-barang Vietnam yang makin laku akibat perang dagang adalah seperti produk elektronik dan furnitur.

CNBC mencatat, importir dari pihak China juga mencari negara lain sebagai mitra selain AS. Alhasil, negara seperti Chili, Argentina, bahkan Malaysia juga mendapat imbas positif dari perang dagang. Pemimpin Malaysia, Mahathir Mohammad, juga menyadari keuntungan yang diraup negaranya.

Berikut produk-produk yang makin laku dari Vietnam, Malaysia, Taiwan, Chili, dan Argentina berkat perang dagang:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Produk 5 Negara Ini Makin Laku Berkat Perang Dagang

Lima negara yang ambil untung berkat perang dagang versi studi Nomura. Apa saja produk mereka yang makin laku?

1. Vietnam: komponen telepon, furnitur, mesin pengolah data otomatis

2. Taiwan: komponen typewriter, mesin kantor, komponen telepon

3 Chili: tembaga, bijih, kacang kedelai

4. Malaysia: sirkuit elektronik terintegrasi (electronic integrated circuit), perangkat semikonduktor

5. Argentina: kacang kedelai

3 dari 3 halaman

Keuntungan Indonesia?

Sebelumnya, Ketua Kadin Rosan Roeslani berkata Indonesia juga meraup untung di perang padang. Salah satunya adalah industri tekstil.

Rosan juga menyebut Indonesia tidak terkena efek besar dari perang dagang kedua negara.

"Dibandingkan negara-negara lain dampak tak terlalu besar, karena kita tak termasuk global chain yang signifikan seperti Vietnam, Thailand, Malaysia. Jadi dampaknya ada tapi tidak terlalu signifikan," ujar Ketua Kadin Rosan Roeslani di acara open house Gubernur BI di Patiunus, Jakarta Selatan, Rabu, 5 Juni 2019.

Rosan pun melihat potensi bisnis dalam perang dagang yang terjadi. Salah satunya adalah produk ekspor Indonesia menjadi lebih bersaing karena barang asal China sedang terkena tarif Presiden AS Donald Trump.

Hal positifnya yang dimaksud adalah naiknya ekspor produk tekstil Indonesia sebesar 20 sampai 30 persen tahun ini. Selain itu, ekspor produk tire (ban) juga mulai kompetitif. Roslan menilai hal tersebut karena ada tarif yang dikenakan ke produk-produk China. 

Presiden Jokowi juga meminta agar para pengusaha bisa mengamil peluang dari perang dagang yang terjadi. 

"Jangan kita memandang itu sebagai sebuah masalah besar tetapi menurut saya ada sebuah peluang, ada sebuah opportunity yang bisa kita ambil dari ramainya perang dagang ini," ujar Jokowi ketika menerima para pengurus Kadin dan Hipmi di Istana Merdeka Jakarta, Rabu kemarin.