Liputan6.com, Englewood Cliffs - Para penggemar skateboard pastinya kenal nama Tony Hawk yang legendaris. Namanya juga terkenal lewat seri gim Tony Hawk's yang muncul sejak zaman PlayStation.
Sebelum gim itu rilis, pihak perusahaan game menawarkan duit ke Tony Hawk bayaran sebesar USD 500 ribu (sekitar Rp 10 miliar jika disesuaikan inflasi). Duit itu ditawarkan perusahan video gim Activision untuk membeli nama Tony Hawk.
Tujuannya adalah agar nama Tony Hawk bisa terus digunakan di serial gim keluaran Activision. Tony Hawk pun menolak namanya dibeli begitu saja.
Advertisement
Baca Juga
"Mereka menawarkan saya pembelian harga flat sejumlah USD 500 ribu untuk royalti ke depannya," ujar Tony Hawk seperti dikutip CNBC
"Rasanya ganjil bagi saya ada orang yang langsung menawarkan duit untuk masa depan padahal mereka sendiri tidak tahu apa yang akan terjadi," lanjut sang legenda skateboard.
Tony Hawk pun memilih lisensi ketimbang langsung menjual nama. Keputusan Hawk ternyata tepat, sebab keuntungan seri game Tony Hawk's justru jauh lebih besar.
Seri game Tony Hawk's berhasil meraup keuntungan hingga USD 1,4 miliar atau Rp 20 triliun. Otomatis, keuntungan Tony Hawk jadi lebih besar karena mendapat pemasukan lewat lisensi ketimbang langsung beli nama.
Tony Hawk terkenal sebagai pemain skateboard terbaik di dunia sejak usia remaja pada tahun 1980-an. Selain meraup kekayaan lewat dunia skateboard, ia diketahui menanam investasi di perusahaan teknologi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Miliarder Warren Buffett Ungkap Hal Paling Penting bagi Anak Muda
Bagi para anak muda, jangan lupa ucapan miliarder Warren Buffett yang mengungkapkan hal paling penting yang perlu dilakukan orang-orang yang masih muda.
"Salah satu pesan paling penting bagi para pemuda adalah 'Jaga tubuh dan pikiranmu'," tulisnyaseperti dilansir dari CNBC.
Terdengar sederhana bukan? Tapi Buffett memiliki analogi untuk menjabarkannya.
"Katakan saya menawarkan Anda membeli mobil impian Anda. Anda dapat memilih mobil manapun dan nanti malam mobil tersebut sudah menanti di rumah," ujarnya mengawali analogi tersebut.
Warren Buffett mengatakan, seumur hidup, hanya mobil itu yang Anda miliki. Anda tak akan pernah bisa memiliki mobil lain. Lalu Buffett bertanya, dengan kondisi itu bagaimana Anda akan memperlakukan mobil tersebut.
"Anda mungkin akan membaca petunjuk penggunaannya hingga 4 kali sebelum mengendarainya; Anda akan melindunginya sepanjang waktu, mengganti olinya dua kali lipat lebih sering dari seharusnya," tutur Buffett.
Bahkan menurut Buffett, jika ada lecet sedikit, Anda akan langsung memperbaikinya. Karena Anda tahu, hanya itu mobil yang Anda punya seumur hidup. Dengan kata lain, begitu pula Anda seharusnya memperlakukan tubuh Anda.
"Anda hanya punya satu tubuh dan satu pikiran seumur hidup. JIka Anda tidak merawatnya dengan baik saat masih muda, itu seperti meninggalkan mobil di tengah hujan badai dan membiarkan rayap menghancurkannya," terang Buffett.
Menurutnya, orang yang tidak merawat kesehatan tubuh dan pikiran sejak berusia 40-50an Anda akan seperti mobil yang tak bisa dipakai pergi kemanapun.
Advertisement
Pesan Miliarder: Waspada, Reputasi Bisa Hancur dalam 5 Menit
Miliarder David Rubenstein menyampaikan pesan inspiratif di hadapan lulusan sekolah bisnis bergengsi: Wharton School, bagian dari Universitas Pennsylvania, Amerika Serikat (AS). Ia hadir sebagai keynote speaker dan membahas karier, pendidikan, serta reputasi.
Ketika membahas reputasi, Rubenstein menyebut butuh waktu lama untuk membangunnya, tetapi menghancurkannya hanya butuh lima menit saja.
Mengapa bisa? Sang miliarder menjelaskan mulanya itu terjadi jika seseorang mengambil jalan pintas dengan cara tidak baik. Awalnya mungkin tidak ketahuan, tetapi begitu terkuak maka reputasi orang tersebut akan runtuh.
"Kamu akan berkali-kali tergoda untuk mengambil jalan pintas. Jangan berbuat demikian. Pikirkan mengenai orang-orang yang mencoba mengambil jalan pintas dan apa yang terjadi pada mereka ketika tertangkap," ujar Rubenstein seperti dikutip Forbes.
Reputasi dinilainya sulit untuk diperbaiki lagi sekalinya sudah hancur. Rubenstein pun mengingatkan para lulusan agar selalu mengikuti etika ketimbang mengambil jalan pintas.
Dalam pidatonya, Rubenstein juga menekankan pentingnya pendidikan. Meski ada orang seperti Mark Zuckerberg dan Bill Gates yang sukses tanpa gelar akademis, miliarder itu menyebut lebih aman jika punya gelar.
Rubenstein merupakan pemimpin perusahaan investasi The Carlyle Group. Ia mengaku sempat bergonta-ganti karier sebelum bekerja di sektor investasi di usia 37.
Ia memiliki kekayaan USD 2,9 miliar atau Rp 41,3 triliun (USD 1 = Rp 14.256) dan dikenal hobi menyumbang uang. Sang miliarder pun mengajak para pemuda agar ikut melakukannya.
"Ingat untuk memberikan kembali ke masyarakat. Pandangan saya adalah orang-orang yang memberikan kembali ke masyarakat adalah orang-orang yang paling menikmati kehidupan," jelasnya.