Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) akan menggelar Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG) pada 19-20 Juni 2019. Ini merupakan agenda RDG bulanan yang rutin dilakukan oleh pejabat BI.
Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Ryan Kiryanto memperkirakan dalam RDG tersebut diputuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan enam persen.
"Karena arah laju inflasi masih dalam koridor BI, maka dalam RDG BI Juni 2019 nanti RDG BI masih akan menahan BI7DRRR di level 6 persen juga untuk lending facility rate dan deposit facility akan bertahan di level saat ini," ucap dia kepada Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (16/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, kebijakan BI melalui jalur makroprudensial, tidak melalui jalur suku bunga. BI masih harus mewaspadai inflasi Juni 2019 yang mungkin masih relatif tinggi pasca Lebaran.
Untuk inflasi Mei 2019 yang sebesar 0,68 persen, menurut dia, masih dalam kondisi yang wajar. Bahkan laju inflasi pada Mei ini justru bisa menjadi indikasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal II ini lebih baik.
Ia menuturkan, lonjakan inflasi Mei 0,68 persen menyiratkan geliat ekonomi yg tinggi dari sisi konsumsi rumah tangga. Tercermin dari lonjakan harga kelompok bahan makanan, makanan jadi serta transportasi dan komunikasi jelang Lebaran
"Hal ini berefek positif ke pertumbuhan ekonomi (PDB) triwulan kedua yang diperkirakan sebesar 5,15-5,25 persen (YoY)," kata dia.
Laju inflasi Mei tersebut, kata Ryan, terjadi secara musiman jelang Lebaran dengan permintaan konsumsi masyarakat melonjak terutama terhadap bahan makanan; makanan jadi, rokok dan tembakau; serta transportasi dan komunikasi, dibarengi dengan lonjakan harga sekaligus.
Selain itu, secara umum, arah laju inflasi bulanan yang 0,68 persen, inflasi year to date yang 1,48 persen maupun tahunan (yoy) yang 3,32 persen masih sesuai target kisaran.
"Diharapkan inflasi sepanjang tahun ini berkisar 3,2-3,3 persen yoy sesuai dengan jangkar yaitu 3,5 +/- 1 persen," pungkas dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Sri Mulyani Yakin BI Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimis Bank Indonesia (BI) akan menyesuaikan suku bunga acuan atau BI 7 Day Repo Rate, dengan kembali menurunkannya.
Penyesuaian mau tidak mau pasti dilakukan Bank Sentral dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang terus menunjukkan risiko pelemahan.
Seperti diketahui Bank Sentral AS atau Federal Reserve yang semula dipastikan akan menaikkan suku bunga acuan memilih untuk menundanya. Bahkan beberapa analis lainnya justru memperkirakan The Fed kemungkinan menurunkan suku bunga acuannya pada tahun ini.
"Saya rasa BI juga akan melakukan adjustment atau penyesuaian monetary policy-nya. Bagaimana BI akan melakukan, saya tentu hormati BI," kata dia di Gedung BPK RI, Jakarta, Rabu, 12 Juni 2019.
Melihat kondisi global yang bergejolak tersebut, Sri Mulyani menegaskan pemerintah bersama BI akan tetap fokus menjaga stabilitas ekonomi domestik dari gempuran faktor eksternal.
Selain suku bunga acuan, BI juga akan menyesuaikan kebijakan makroprudensial. Keduanya diharapkan dapat menjaga stabilitas perekonomian domestik.
"Mereka (BI) akan gunakan policy suku bunga maupun policy makroprudential. Dua-duanya sangat brrguna bagi ekonomi kita. Jadi saya hormati," dia menandaskan.
Sebagai informasi, Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Mei 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan pada angka 6,00 persen.
Bank Indonesia juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.
Advertisement
BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6 Persen pada Mei
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG Mei 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk kembali menahan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan pada angka 6,00 persen.
Bank Indonesia juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.
"Rapat Dewan Gubernur BI pada 15-16 Mei 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day repo" ujar Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, di Kantor BI, Jakarta, Kamis, 16 Mei 2019.
Dia menjelaskan keputusan menahan suku bunga acuan tersebut sejalan dengan upaya untuk menjaga stabilitas eksternal perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat.
"Bank Indonesia akan terus mencermati kondisi pasar keuangan global dan stabilitas eksternal perekonomian Indonesia dalam mempertimbangkan terbukanya ruang bagi kebijakan moneter yang akomodatif sejalan dengan rendahnya inflasi dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi di dalam negeri," ujarnya.
Selain itu dia menegaskan bank sentral akan selalu menjaga likuiditas perbankan dalam negeri. "Bank Indonesia juga tetap memastikan ketersediaan likuiditas di perbankan serta menempuh kebijakan makroprudensial yang akomodatif," ujar dia.