Sukses

Menunggu Hasil Pertemuan The Fed, Rupiah Menguat Tipis

Pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi sentimen eksternal terutama pertemuan The Fed tengah pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat tipis pada perdagangan Selasa ini. Pelaku pasar tengah menunggu kejelasan mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS atau The Fed.

Mengutip Bloomberg, Selasa (18/6/2019), rupiah dibuka di angka 14.337 per dolar AS, tak berbeda jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ad adi angka 14.337 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah menguat tipis ke 14.335 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.325 per dolar AS hingga 14.340 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 0,33 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.334 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.346 per dolar AS.

Analis Bank Mandiri Rully Arya W mengatakan, pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi sentimen eksternal terutama pertemuan The Fed tengah pekan ini.

"Hari ini mungkin masih wait and see terhadap pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee)," ujar Rully.

Menurut Rully, pelaku pasar berharap ada kejelasan mengenai arah kebijakan moneter bank sentral AS, The Fed.

"The Fed tampaknya akan menahan suku bunganya, tapi kita lihat sinyalnya seperti apa," katanya.

Selain itu, tensi geopolitik di Timur Tengah, antara AS dan Iran diperkirakan juga akan berdampak terhadap rupiah.

Sedangkan dari domestik, sidang sengketa pilpres di Mahkamah Konstitusi (MK) diprediksi hanya akan menjadi sentimen yang berdampak minim bagi nilai tukar.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.

Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia di ruang rapat Badang Anggaran DPR RI, Jakarta, Selasa (11/6/2019). 

Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.

"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.

"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.

Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.