Sukses

Kemajuan Pembangunan Smelter Amman Mineral Baru 13,6 Persen

Untuk tahap awal Amman Mineral Nusa Tenggara‎ membangun smelter sendiri.

Liputan6.com, Jakarta - PT Amman Mineral Nusa Tenggara menyatakan kemajuan pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) di Sumbawa Barat baru mencapai 13,6 persen. Perusahaan tersebut yakin dapat menyelesaikan proyek sesuai target.

Presiden Direktur Amman Mineral Nusa Tenggara Rachmat Makkasau mengatakan, smelter di Sumbawa Barat dengan kapasitas 1,3 juta ton menjadi salah satu proyek prioritas. Saat ini proses pembangunannya masuk tahap desain rinci atau Front End Enginering Design (FEED) setara dengan 13,6 persen.

"Untuk smelter kita tetap fokus dan serius pengembangan di Sumbawa Barat. Enggak ada yang berubah.‎ Progres sampai Januari 2019 itu mencapai 13,6 persen‎," kata Rachmat, di Jakarta, Selasa (18/6/2019).

Proses FEED diperkirakan rampung pada Oktober 2019 dan akan dilanjutkan dengan Enginering Procurment Construction‎ (EPC). Kemudian pembangunan fisik dilakukan pada pertengahan 2020. Proses pembangunan diperkiraan selesai pada 2022.

"Mudah-mudahan operasi bisa mulai akhir 2022. Dan full operasi akhir 2023 (kapasitas penuh) setup commissioning butuh setahun,"tuturnya.

Menurut Rachmat, untuk tahap awal Amman Mineral Nusa Tenggara‎ membangun smelter sendiri. Namun tidak menutup kemungkinan membuka kerjasama dengan mitra jika ada yang berminat menggarap proyek tersebut.

"Rencana pembangunan smelter hanya kami. Fokus dulu. Ada saatnya nanti kalau kau partner ya evaluasi. Nggak menutup kemungkinan. Kita fokus pembangunan saja dulu," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Alokasi Ekspor Konsentrat Tembaga Amman Menurun

PT Amman Mineral Nusa Tenggara mengurangi ekspor bijih tembaga olahan (konsentrat tembaga) pada 2019.

Hal ini karena penambahan pasokan untuk fasi‎litas pengolahan dan pemurnian (smelter) di dalam negeri. Rachmat Makkasau mengatakan, konsentrat tembaga Amman Mineral Nusa Tenggara akan memurnikan di smelter Gresik milik PT Smelting sebesar 100 ribu ton pada 2019.

Jumlah tersebut meningkat dari tahun sebelumnya sekitar 20 ribu ton. "Tahun ini sekitar 100 ribu ton. Tahun lalu 20 ribu ton," kata Rahmat.

‎Rachmat menuturkan, dengan penambahan alokasi konsentrat tembaga yang dimurnikan di smelter dalam negeri, akan menggerus alokasi ekspor konsentrat tembaga.

Kuota ekspor konsentrat tembaga untuk Amman Mineral Nusa Tenggara yang diberikan pemerintah mencapai ‎ 336 ribu ton. Adapun negara tujuan ekspor adalah Filipina, Jepang dan Korea Selatan.

"Jadi ekspor lebih rendah sekitar 100 ribuan ton," tutur dia.

Rachmat menuturkan, penambahan alokasi konsentrat tembaga ke smelter Gresik, karena fasilitas tersebut meminta penambahan pasokan konsentrat tembaga dari Amman Mineral Nusa Tenggara.

‎"Kita diizinkan lebih banyak ke Smelter Gresik. Selama ini enggak ada angka fix karena selama ini sesuai kebutuhan, karena mereka prioritas dari Freeport‎," tandasnya.