Sukses

Amazon Geram Dituding Bikin Pegawai Kelaparan

Amazon tak terima disebut gajinya membuat pegawai kelaparan.

Liputan6.com, Washington D.C. - Perusahaan Amazon milik orang terkaya di dunia merasa tak terima karena gaji yang mereka berikat disebut membuat pegawai kelaparan. Tudingan itu dilontarkan oleh politikus Alexandria Ocasio-Cortez yang sedang naik daun.

Ocasio-Cortez mengaku tidak peduli pada status miliarder Jeff Bezos apabila ia membayar pegawai dengan layak, seperti memastikan pegawainya punya akses kesehatan yang baik dan bisa mengurus anak-anak mereka.

"(Kecuali) jika dia menjadi miliarder didasarkan karena memberikan gaji yang membuat pegawai kelaparan, dan mengurangi kemampuan mereka mengakses layanan kesehatan, dan juga bila jika kemampuannya sebagai miliarder berdasarkan fakta bahwa pegawainya mengambil stempel makanan gratis," ucapnya seperti dikutip CNN.

Pihak Amazon pun langsung merespons dengan menyatakan bahwa pihak mereka sudah membayar pajak besar dan menetapkan gaji minimum yang tinggi, yaitu USD 15 per jam atau Rp 218.825 per jam (USD 1 = Rp 14.321). Tudingan Ocasio-Cortez pun disebut absurd oleh Amazon.

"Tudingan-tudingan tersebut absurd," ujar Amazon dalam keterangannya. Perusahaan juga merespons via Twitter dan menyebut sudah membayar pajak dalam jumlah besar.

"Kami telah membayar pajak korporat sebesar USD 2,6 miliar (Rp 37,2 triliun) sejak 2016. Kami membayar setiap penny kewajiban kami. Kongres merancang hukum pajak untuk mendorong berbagai perusahaan agar berinvestasi kembali (reinvest) di ekonomi Amerika. Kami memiliki uang USD 200 miliar (Rp 2.864 triliun) dalam investasi sejak 2011 dan memiliki 300 ribu pekerjaan di AS," ujar Amazon.

Alexandria Ocasio-Cortez sedang naik daun karena tampil sebagai sosok populis. Namun, pendirian ekonomi wanita 29 tahun itu sering membuat kontroversi karena dinilai sarat nilai sosialisme yang kurang populer di AS.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Raup Rp 7.379 Triliun, Walmart Kalahkan Apple dan Amazon

Pekan lalu dilaporkan Walmart kembali menjadi perusahaan nomor wahid di Amerika Serikat (AS) versi Fortune 500. Perusahaan ritel yang memiliki jaringan supermarket itu meraup pendapatan fantastis mengalahkan Apple dan Amazon.

Fortune menyebut pendapatan Walmart dalam setahun terakhir mencapai USD 514 miliar atau Rp 7.379 triliun (asumsi kurs USD 1 = Rp 14.356). Sementara, laba bersih Walmart adalah sebesar USD 6,6 miliar (Rp 94,7 triliun).

Walmart juga masih unggul ketimbang Amazon karena mulai memadukan belanja offline dan online. Tahun lalu, mereka memulai layanan Walmart Grocery sehingga pembeli bisa memesan secara online lalu tinggal mengambilnya di Walmart terdekat. 

"Dengan menyiapkan ribuan toko untuk pengambilan belanjaan telah membantu Walmart menambahkan penjualan online mereka di AS sebanyak 40 persen," tulis Fortune.

Sebagai catatan, pemasukan Apple dan Amazon tahun ini adalah USD 265,5 miliar (Rp 3.811 triliun) dan USD 232,8 miliar (Rp 3.342 triliun).

Fortune menilai bahwa Walmart jago mengambil kesempatan dari masalah yang dihadapi rival mereka. Contohnya ketika Toy 'R' Us tutup, Walmart langsung sigap memancing pelanggan.

Barang-barang yang dijual Walmart terbilang beraneka ragam, mulai dari makanan, otomotif, perlengkapan olahraga, mainan dan video gim, perlengkapan rumah tangga, musik, buku, hingga furnitur.

Walmart juga sedang berusaha berinovasi seperti mengembangkan layanan belanja personal. Layanan ini memberikan asisten kepada konsumen untuk membeli atau memilih belanjaan.

Inovasi lainnya adalah mobil vans pengirim barang yang bisa menyetir sendiri. Pada level internasional, Walmart memilih fokus ke pasar yang prioritas dan berhasil meningkatkan penjualan hingga tiga persen.

Selengkapnya, berikut 10 perusahaan AS yang masuk ke daftar teratas Fortune 500.

3 dari 3 halaman

10 Perusahaan Fortune

10 perusahaan di peringkat teratas Fortune 500 dan pemasukan mereka:

Asumsi kurs USD 1 = Rp 14.356)

1. Walmart: USD 514 miliar (Rp 7.379 triliun)

2. Exxon Mobil: USD 290,2 miliar (Rp 4.166 triliun)

3. Apple: USD 265,5 miliar (Rp 3.811 triliun)

4. Berkshire Hathaway: USD 247,8 miliar (Rp 3.557 triliun)

5. Amazon.com: USD 232,8 miliar (Rp 3.342 triliun)

6. UnitedHealth Group: USD 226,2 miliar (Rp 3.247 triliun)

7. McKesson: USD 208,3 miliar (Rp 2.990 triliun)

8. CV Health: USD 194,5 miliar (Rp 2.792 triliun)

9. AT&T: USD 170,7 miliar (Rp 2.450 triliun)

10. AmerisourceBergen: USD 167 miliar (Rp 2.397 triliun)