Sukses

Miriam Adelson, Wanita 73 Tahun yang Jadi Orang Terkaya di Israel

Miriam Adelson menjadi wanita terkaya di Israel. Siapa dia?

Liputan6.com, Tel Aviv - Dr. Miriam Adelson (73) meraih predikat orang terkaya di Israel versi Haaretz. Kekayaan miliarder ini ditaksir mencapai USD 22 miliar atau Rp 313,4 triliun (USD 1 = Rp 14.247).

Miriam Adelson merupakan istri dari Sheldon Adelson, seorang bos judi asal Amerika Serikat (AS). Ia tambah kaya berkat adanya transfer aset dari sang suami pada tahun lalu.

Miriam pun menggeser miliarder Israel seperti Eyal Offer dan Roman Abramovich. Eyal Offer di awal tahun ini menjadi orang terkaya di Israel versi Forbes. Sementara, Abramovich menjadi orang terkaya nomor dua di Israel usai pindah kewarganegaraan.

Sosok Miriam, meski jarang dikenal publik, ternyata aktif di dunia politik. Ia diketahui membujuk suaminya untuk menyumbang ke Partai Republik, padahal sebelumnya sang suami mendukung Partai Demokrat.

Selain itu, Miriam juga pernah mendapatkan Presidential Medal of Freedom dari Presiden Donald Trump. Medal tersebeut adalah penghargaan sipil tertinggi di AS.

Miriam Farbestin lahir di Tel Aviv dan menempuh studi internal medicine di Universitas Tel Aviv. Ia kemudian pindah ke AS dan mendirikan pusat-pusat pengobatan di Las Vegas dan Tel Aviv. Dia menikahi Sheldon pada tahun 1991.

Meski tinggal di AS, miliarder ini masih berusaha terlibat di kehidupan Israel. Lewat koran Israel Hayom milik sang suami, Miriam juga memberikan opininya terkait masalah kenegaraan, dan ia terkenal sebagai sosok nasionalis.

Pengaruh Miriam di dunia politik juga membuatnya disebut ikut memengaruhi keputusan Presiden Trump untuk memindahkan ibu kota Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem. Namun, kabar itu dibantah oleh pihak Miriam.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Gabungkan Rumah, Miliarder Pendiri WhatsApp Habiskan Rp 1,1 Triliun

Sebelumnya dikabarkan, pendiri WhatsApp, miliarder Jan Koum, menghabiskan dana fantastis dalam usahanya untuk menyatukan rumah-rumah untuk menjadi rumah compound (gabungan).

Properti yang ia bangun pun ditaksir sebagai yang termahal di kota terkaya di AS, yaitu Atherton, negara bagian California.

Melansir Business Insider, Jan Koum menghabiskan USD 77 juta atau Rp 1,1 triliun (asumsi kurs USD 1 = Rp 14.329) demi memenuhi hasratnya. Total ada lima rumah dan setidaknya dua mansion yang ia beli untuk proyek ini.

Uang USD 57 juta dihabiskan dalam tempo empat tahun untuk membeli dan merenovasi lima rumah. Sisa USD 20 juta lagi untuk menambah dua mansion dan garasi bertingkat seluas 929 meter persegi.

Praktik membangun compound seperti yang dilakukan Jan Koum ternyata cukup lumrah di kalangan miliarder Silicon Valley yang meraup banyak uang dari sektor teknologi.

Wilayah Atherton tersebut berdekatan dengan markas Facebook, Google, Tesla, dan Universitas Stanford. Berbagai miliarder teknologi seperti Meg Whitman dan Eric Schmidt juga tinggal di sana.

Jan Koum juga sebetulnya sudah punya rumah di wilayah itu, yakni seharga USD 8,8 juta atau kini setara Rp 154,7 miliar jika disesuaikan inflasi. Berdasarkan data Forbes, kekayaan Jan Koum sebesar USD 9,8 miliar (Rp 140,4 triliun).

Jan Koum merupakan salah satu pendiri WhatsApp yang kemudian dibeli Facebook. Tahun lalu, ia keluar dari Facebook karena protes masalah perlindungan data. Sang miliarder berkata ingin menghabiskan waktunya untuk menjalankan hobinya.

3 dari 3 halaman

Hobi Baca, Miliarder Ini Taruh Buku di Kamar Mandi

Meskipun sudah menjadi seorang miliarder yang sukses, ini tidak membuat Mark Cuban berhenti belajar.

Bahkan, miliarder ini pernah mempredikatkan dirinya sebagai pembaca yang begitu rakus akan buku.

Cuban percaya, belajar seumur hidup adalah keterampilan terbesar yang dimiliki oleh orang sukses.

Dilansir dari laman CNBC, bahkan saking gilanya belajar dan membaca, miliarder ini selalu menyimpan buku di kamar mandinya. Hal ini dilakukan sebagai wujud nyata jika ia tidak akan berhenti membaca dan belajar sekalipun di kamar mandi. 

Bagi Cuban, membaca dan selalu belajar membuatnya menjadi investor yang lebih baik terutama dalam bidang teknologi yang selalu berkembang.

Salah satu buku yang ada di kamar mandinya yaitu, "Machine Learning for Dummies". Buku ini begitu membantunya untuk memahami dasar-dasar dan memahami alogaritma. Buku ini ia baca demi mempersiapkan dirinya sebagai investor yang lebih baik lagi ke depannya.

Meskipun ia selalu membaca buku tentang perkembangan teknologi, tapi ini bukan membuat menjadi pebisnis atau pakar teknologi. Akan tetapi, ini akan membuat Cuban menjadi investor terbaik yang pernah ada.