Sukses

Pemerintah Sepakat Turunkan Tarif Biaya Penerbangan LCC

Pemerintah Jokowi-JK kembali mengambil kebijakan baru untuk mengatasi persoalan tingginya tarif tiket pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Jokowi-JK kembali mengambil kebijakan baru untuk mengatasi persoalan tingginya tarif tiket pesawat.

Setelah menurunkan tarif batas atas (TBA) untuk penerbangan domestik sebesar 12-16 persen, kini pemerintah akan menurunkan tarif tiket bagi maskapai penerbangan bertarif rendah atau LCC khusus domestik.

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, penurunan harga tiket LCC ini nantinya hanya berlaku untuk jadwal penerbangan tertentu saja. Artinya tidak semua penerbangan LCC akan diberlakukan penurunan tarif tiket pesawat.

"Dari diskusi tadi sadari bahwa kita sebetulnya sudah makin dekati batas yang bisa dicapai karena disatu pihak pemerintah ingin memberi merespons harapan harapan masyarakat, di sisi lain pemerintah melihat keberlangsungan industri penerbangan, telah diambil kesimpulan dan merumuskan kebijakan penurunan harga tiket penerbangan dari LCC," kata Darmin saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Darmin mengatakan, dampak dari kebijakan baru ini tidak bisa dilihat secara langsung setelah ditetapkan pemerintah hari ini.

Sebab, pelaksanaan dari kebijakan ini baru akan dilaksanakan efektif seminggu kemudian setelah diumumkan oleh para masing-masing maskapai terkait.

Di samping itu, ada beberapa langkah yang sedang di finalisasi pemerintah untuk membantu efisiensi biaya industri penerbangan.

Salah satunya adalah menekan beberapa komponen yang menyebabkan tarif penerbangan udara dapat melambung, seperti di pengelola bandara hingga harga bahan bakar avtur.

"Untuk menjaga keberlangsungan industri yang saya singgung semua pihak komitmen untuk sama sama turunkan biaya, tidak satu pihak saja," pungkasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

Gelar Rakor

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution menggelar rapat koordinasi (rakor) terkait dengan tarif tiket pesawat bersama sejumlah pemangku kepentingan di Kantornya Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Seperti diketahui persoalan mahalnya tarif tiket pesawat ini menjadi sorotan sejak awal 2019. Dari informasi yang diterima merdeka.com, rapat yang diagendakan pukul 10.00 WIB ini akan membahas evaluasi kebijakan penurunan angkutan udara.

Dari pantauan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang di dampingi oleh Dirjen Perhubungan Udara Polana Banguningsih Pramesti, tiba lebih dulu pada pukul 10.15 WIB. Selain pihak Kementerian Perhubungan, diagendakan juga hadir Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi, yang juga didampingi Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji, serta Direktur Keuangan dan IT AP I Novrihandri.

Hadir pula Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin. Selain itu, ada pula perwakilan dari pihak maskapai hadir Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Pikri Ilham Kurniansyah dan Direktur Operasi Garuda Indonesia, Bambang Adisurya. Lalu Direktur Utama PT Lion Air Group Edward Sirait.

Kemudian, hadir dari pihak PT Pertamina (Persero) yang diwakilkan Direktur Pemasaran Korporat Basuki Trikora Putra, Pihak dari Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga turut diagendakan hadir.

Sebelumnya, Sekretaris Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono menyatakan, pemerintah akan melakukan evaluasi secara penuh terkait dengan kondisi tarif tiket pesawatsaat ini. Pihaknya akan kembali mengundang kementerian dan lembaga serta stakeholder untuk selesaikan persoalan tiket pesawat.

"Besok kita akan rapat evaluasi kan ini udah sebulan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenub) 106. Kita janji evaluasi kan pertama tarif batas atas kemarin signifikan tidak," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu 19 Juni 2019.

Dia mengatakan, pihaknya bersama dengan kementerian lembaga akan menyelidiki secara keseluruhan terkait faktor-faktor apa saya yang menyebabkan tarif tiket pesawat naik. "Terus apa yang bisa bikin signifikan jadi komitmen turunkan itu," imbuh dia.