Liputan6.com, Jakarta - HSBC Private Banking memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia akan sedikit melambat pada tahun ini dan tahun depan. HSBC memperkirakan PDB Global akan berada di kisaran 2,4 persen pada 2019 dan 2020.
Angka tersebut bisa tercapat dengan syarat Amerika Serikat (AS) dan China mampu mempertahankan petumbuhan ekonomi yang layak, yakni masing-masing sebesar 2,4 persen dan 6,6 persen pada 2019.
Advertisement
Baca Juga
Managing Director Chief Market, Strategist Asia HSBC Private Banking Cheuk Wan Fan mengatakan, pada paruh kedua 2019, pasar saham di AS dan Asia menjadi lebih menarik. Pertumbuhan pasar saham di Asia akan didorong oleh China, Indonesia, India, dan Singapura.
"Preferensi kami terhadap ekuitas AS dan Asia didukung prospek pertumbuhan ekonomi yang beragam. Kami lebih memilih kredit AS dan Asia berdasarkan penilaian" ujarnya di Jakarta, Kamis (20/6/2019).
Untuk para investor, Fan menyarankan agar menghindari konsentrasi berlebih melalui diversifikasi global dan manajemen aktif.
"Para investor juga bisa mempertimbangkan pengelolaan risiko portfolio melalui alokasi emas dan investasi alternatif lainnya. Serta penempatan portfolio multi-aset yang terdiversifikasi dengan baik," kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bank Dunia Prediksi Ekonomi Global Melambat pada 2019
Bank Dunia memperkirakan ekonomi global melambat. Bank Duniaprediksi, pertumbuhan ekonomi hanya 2,6 persen pada 2019 dari target semula 2,9 persen.
Ekonom Bank Dunia menilai, perlambatan ekonomi semakin meluas, dan berdampak terhadap banyak negara. Ditambah risiko ketidakpastian bisnis karena ketegangan perang dagang global.
Salah satu ekonom Bank Dunia yang melakukan riset dalam laporan, Franziska Ohnsorge menyatakan, Bank Dunia sebelumnya peringatkan prediksi ekonomi global yang melambat pada enam bulan lalu.
"Dulu prediksi, sekarang kita melihat data," ujar dia, seperti dikutip dari laman BBC, Rabu (5/6/2019).
BACA JUGA
Pada Januari, Bank Dunia revisi prediksi pertumbuhan ekonomi global dari tiga persen menjadi 2,9 persen pada 2019.
Ohnsorge menuturkan, kemudian kekecewaan makin luas terhadap perdagangan, investasi, manufaktur di negara maju dan berkembang.
Konflik perdagangan menjadi faktor penting yang sebabkan pertumbuhan ekonomi global melemah. Hal itu terutama ketegangan perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS).
Bank Dunia melihat, perang dagang berdampak terhadap ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi China akan melambat imbas perang dagang.
Dalam tiga dekade, rata-rata pertumbuhan ekonomi China sekitar 10 persen. Ekonomi China diprediksi hanya tumbuh 6,2 persen pada 2019.
Hal itu juga didorong dari pemerintah China yang sengaja perlambat ekonominya.Ekonom prediksi kalau tingkat pertumbuhan sebelumnya tidak dapat dipertahankan lebih lama.
Akan tetapi, ketegangan perang dagang yang berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi global yang melambat akan pengaruhi China pada 2019.
Advertisement