Sukses

Jangan Resign, Ini Tips Kerja di Kantor yang Toxic

Tak perlu langsung resign, begini cara bertahan kerja di kantor toxic.

Liputan6.com, Jakarta - Kata toxic dan burnout sedang populer di dunia kerja zaman sekarang. Tempat kerja yang toxic terutama bisa membuat pegawai kelelahan, depresi atau sakit.

Dilansir dari The Ladders, toxic dalam konteks dunia kerja adalah kondisi kantor yang tidak ideal, seperti bullying, kurangnya kepercayaan, tidak menghargai, dan bermacam jenis hal negatif lain. Efeknya tidak cuman merugikan fisik pegawai, tetapi juga secara kondisi internal.

Solusi melawan tempat kerja toxic pastinya adalah pindah kerja. Akan tetapi, tidak semua orang bisa begitu saja langsung pindah kerja.

Ada beberapa cara untuk meredakan efek negatif dari tempat kerja toxic. Untuk itu beberapa hal yang perlu dilakukan mulai dari sebelum kerja, saat kerja, dan sesudah pulang kerja.

Dan berikut tips menghadapi tempat kerja toxic seperti yang dirangkum dari The Ladders.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Sebelum Kerja

1. Jangan cek email sebelum kerja

Kemungkinan segala hal terkait kerja bisa memberikan mindset negatif. Jika sebelum berangkat sudah mengecek email kerja, otomatis kamu akan menghabiskan waktu lebih lama dengan mindset negatif.

2. Awali hari dengan mengingat kemenangan kecil

Mengingat "kemenangan kecil" seperti olaharga atau pulang tepat waktu bisa melatih otak untuk mendapatkan kemenangan lebih banyak. Rutinitas itu membuat pikiran lebih fokus ke yang positif ketimbang negatif. Jangan lupa merapikan kasur karena memberikan rasa kerapihan.

3. Buat daftar syukur

Tulis keuntungan-keuntungan positif yang kamu dapat di tempat kerja. Ini juga membantu memberi mood positif serta mencegah otak terus-terusan beperkir negatif.

3 dari 4 halaman

Ketika Bekerja

1. Jauhi rekan kerja yang membuat konflik

Jika kamu sadar teman kerja mana yang memicu pertikaian, menyingkirlah dari mereka. Konflik-konflik mereka menyebabkan stres dan membawa ke negativitas tempat kerja.

2. Cari teman

Kehadiran teman menciptakan support system untuk saling berbagi perasaan dengan cara yang produktif. Mereka bisa membuat tempat kerja serasa tidak terlalu toxic.

3. Dokumentasikan segalanya

Siapkan perekaman dari interaksi yang positif dan negatif. Ini bisa berfungsi sebagai barang bukti jika kamu melaporkan kelakukan toxic seseorang ke pihak yang berwenang.

4. Tingkatkan kualitas diri

Pelajarilah sebuah skill baru. Selain menambah ilmu, menambah skill juga menyiapkan diri untuk peluang kerja di masa yang akan depan.

5. Belajar mengganti cara berpikir

Ketika berhadapan dengan interaksi negatif, cobalah pikirkan itu sebagai pengalaman belajar. Memandang sesuatu secara positif bisa mengurangi stres karena itu mengurangi kadar emosi yang kamu berikan dalam interaksi itu.

Cobalah tarif napas sebelum merespons sesuatu yang negatif. Beberapa detik itu bisa membantu pikiran agar fokus untuk mendapat hasil positif.

6. Ciptakan ruang kerja yang positif

Sebuah ruang kerja yang positif bisa membuatmu merasa aman di tengah kekacauan lingkungan kerja yang toxic. Melakukan personalisasi ruang kerja, seperti meja atau bilik, akan memberikan rasa kepemilikan sehingga membuat merasa lebih terkontrol.

4 dari 4 halaman

Usai Kerja

1. Ciptakan jarak dari pekerjaan

Penting untuk memisahkan diri dari kerja agar bisa merasakan kenyamanan di rumah. Lakukanlah hobi yang kamu nikmati.

Selain menjalankan hobi, olahraga juga bisa jadi pilihan. Aktivitas-aktivitas itu bisa menjadi rutinitas yang memisahkan kerja dan rumah.

2. Buat strategi keluar

Tidak semua orang bisa langsung keluar kerja. Buatlah strategi untuk berkarier di tempat lain jika lingkungan kerja terlalu membuat stres.

Menyiapkan strategi juga menghilangkan perasaan terjebak di tempat kerja saat ini. Teruslah memperbarui resume agar bisa mempercepat pencarian kerja yang baru.

3. Berlatih menghilangkan stres dengan sehat

Meluapkan kekesalan ke sahabat, teman, atau diri sendiri, adalah cara menghilangkan stres yang tidak sehat. Cobalah membaca, berolahraga, atau medisati.

Sekali lagi, penting membuat batasan antara diri sendiri dan tempat kerja yang toxic.