Sukses

Rihanna Jadi Musisi Wanita Terkaya, Pegawai Minta Naik Gaji

Rihanna akhirnya angkat suara mengenai gelar musisi terkaya.

Liputan6.com, New York - Rihanna akhirnya angkat suara mengenai gelar terbarunya: musisi terkaya di dunia. Pada awal Juni ini, Forbes memberikan gelar ke Rihanna sebagai musisi wanita terkaya.

Kekayaan Rihanna ditaksir mencapai USD 600 juta atau Rp 8,4 triliun (USD 1 = Rp 14.166). Pemenang 9 Grammy Awards ini menyebut gelar tersebut cukup aneh.

"Oh, wow. Forbes itu salah satu hal yang lucu, tahu kan? Itu seperti memberikan orang penghargaan karena kaya raya atau begitulah. Itu aneh," ujar Rihanna seperti dikutip Elle.

Meski demikian, Rihanna tetap memberikan apresiasi atas sebutan tersebut. Ia berkata itu adalah penghargaan yang menyenangkan.

"Saya tak pernah terbiasa dengan hal itu, tetapi seperti itu adalah penghargaan yang menyenangkan. Itu menyenangkan, itu menyenangkan," ujar penyanyi bernama asli Robyn Fenty itu.

Rihanna pun langsung menyindir sambil bercanda tentang anak buahnya yang justru minta naik gaji.

"Tapi dia minta naik gaji," ujarnya ke Jahleel Weaver, style director Fenty, perusahaan milik Rihanna. Namun, Rihanna bercanda bahwa Jahleel malah dipecat ketimbang gajiinya naik.

Rihanna memiliki brand Fenty di sektor fashion dan Fenty Beauty di sektor kosmetik. Forbes menyebut kekayaan Rihanna berasal dari bisnisnya itu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tips Sukses Rihanna: Jangan Kebanyakan Kerja

Belakangan ini, nama Rihanna menjadi sorotan karena mendapat gelar musisi wanita terkaya di dunia. Kekayaannya tak hanya bersumber dari industri musik, melainkan juga industri kosmetik dan fashion.

Brand milik Rihanna memakai nama Fenty, yang berasal dari nama keluarganya. Ia bermitra dengan LVMH yang merupakan induk berbagai brand mewah seperti Christian Dior, Louis Vuitton, Tag Heuer, dan Rimowa. 

Penyanyi kelahiran Barbados itu membagikan tips suksesnya yang justru mengajak agar tak terlalu sibuk kerja. Menurut Rihanna seseorang harus meluangkan waktu bagi diri mereka sendiri.

"Beberapa tahun ini saya mulai sadar bahwa kamu perlu memberikan waktu bagi diri sendiri, karena kesehatan mentalmu bergantung pada hal itu. Jika kamu tidak bahagia, maka kamu tidak akan bahagia bahkan ketika melakukan hal yang kamu sukai," ujar Rihanna seperti dikutip Time.

Rihanna menyebut ingi bahagia dalam berkarier. Namun, ia tak ingin kariernya merepotkan hidupnya sehingga dia tidak mengurus hal lainnya seperti terkait relationship.

Salah satu tips Rihanna adalah membuat tanggal khusus yang dihabiskan demi dirinya sendiri. Dengan itu, ia bisa mengurus hal-hal yang penting bagi dirinya di luar karier.

"Sebagaimana saya merawat bisnis saya, saya juga perlu merawat hal lain. Saya akan mengambil waktu selama dua hari, tiga hari. Di kalender saya sekarang kami punya huruf 'P' yang artinya hari personal. Ini adalah hal baru," jelas Rihanna.

3 dari 3 halaman

Rihanna Ungkap Kepeduliannya pada Kasus Pembantaian di Sudan

Rihanna juga mengunggah rasa kepedulian dan keprihatinnya pada kasus pembantaian di Sudan melalui akun Instagramnya @badgalriri.

Rihanna memang dikenal cukup aktif bermedia sosial. Lewat postingannya, dia berharap dapat meningkatkan perhatian publik pada tragedy yang sedang berlangsung di Sudan.

Dilansir dari laman BET.com, dalam kilas cerita instagramnya, Rihanna menuliskan, "They’re shooting people’s houses, raping women, burning bodies, throwing them in the nile like vermin, tormenting people, urinating on them, making them drink sewage water, terrorizing the streets and stopping muslims from going to eid prayer. There is an internet blackout! Please share. Raise awareness." 

Tidak hanya itu, Rihanna juga membagikan angka-angka korban kekerasan di Sudan. Dia menuliskan, “ 500 orang terbunuh, 723 orang terluka, 650 orang ditangkap, 48 wanita dilecehkan, 6 pria dilecehkan, 1000 orang hilang.”

Angka-angka yang disebutkan Rihanna belum jelas terkonfirmasi. Berdasarkan informasi terakhir dari CBS News, dalam sepekan terakhir ada lebih dari 100 orang yang terbunuh. Dan, ada kemungkinan angka ini akan terus bertambah.

Gejolak di Sudan memang sudah memanas beberapa tahun terakhir. Sejak turunnya presiden diktator Sudan, Umar al-Bashir, demonstrasi besar-besaran terjadi.

Rakyat menuntut pemerintahan yang dipegang oleh sipil, bukan militer. Namun, tuntutan ini tak kunjung terealisasi, dan demo semakin memanas.

Jumlah korban terus bertambah, berdasar laporan dari CBS News, para doktermengklaim setidaknya ada 118 tubuh mayat semenjak pemerintahan diambil alih militer. Namun, pihak militer Sudan menyebutkan hanya 60 orang yang tewas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.