Sukses

Rupiah Melemah Tertekan Sentimen Global

Rupiah berpotensi melemah menuju kisaran antara 14.150 per dolar AS sampai 14.180 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Senin pekan ini. Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen global.

Mengutip Bloomberg, Senin (24/6/2019), rupiah dibuka di angka 14.130 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.182 per dolar AS. Namun sesaat kemudian, rupiah melemah ke 14.155 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak ki kisaran 14.095 per dolar AS hingga 14.166 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,63 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah dipatok di angka 14.165 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.116 per dolar AS.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, pergerakan rupiah hari ini akan dipengaruhi sentimen global yaitu harga minyak mentah yang bergerak naik akibat dipicu krisis teluk.

"Krisis teluk ini menambah risiko global di tengah isu perang dagang AS-China saat ini," ujar Lana dikutip dari Antara.

Harga minyak mentah sejak minggu lalu bergerak naik dipicu oleh kekhawatiran serangan militer AS terhadap Iran, setelah Iran menyatakan telah menembak drone AS karena masuk kedalam wilayah Iran.

Pasca-penembakan tersebut, AS mengirimkan acaman untuk melakukan pembalasan, namun akhirnya Presiden Donald Trump membatalkan serangan balasan AS tersebut.

Ketegangan di Timur Tengah diawali dengan tuduhan AS yang menyalahkan Teheran atas serangkaian serangan terhadap tanker minyak di Teluk beberapa waktu lalu.

Lana memprediksi rupiah hari ini berpotensi melemah menuju kisaran antara 14.150 per dolar AS sampai 14.180 per dolar AS.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.

Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia pada Selasa 11 Juni 2019. 

Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.

"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.

"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.

Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.