Liputan6.com, Jakarta - PLN Unit Induk Distribusi (UID) Banten mengklaim mampu meningkatkan penjualan 1,03 persen pada Kuartal I 2019. Peningkatan tersebut tidak lepas dari penjualan via pelayanan digital.
"Selama ini kan lewat contact center, lalu website, nah juga bisa lewat PLN Mobile. Jadi memudahkan masyarakat terutama milenial, untuk mendapat pelayanan kami," tutur Eman, Manager Komunikasi PLN UID Banten, Selasa (25/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Pada kuartal I 2019, pertumbuhan penjualan listrik meningkat menjadi 177 GWH dibanding tahun sebelumnya. Hal ini menunjukan mencapai realisasi kinerja yang lebih baik dibanding kuartal I tahun sebelumnya.
Pencapaian tersebut, menurut Eman, tidak lepas dari program PLN Pusat, seperti pemberian insentif diskon Rp 52 per kwh. Lalu ada pula diskon Lebaran, yang mencapai 50 persen untuk 220Va – 197 kVA, serta 100 persen untuk rumah ibadah.
"Sementara ada pula diskon tarif industri LWBP, Program Promo Bahagia dan Program Kampoeng Bahagia," ujar Eman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Meraup Laba Bersih Rp 4,2 triliun di Kuartal I 2019
Sebelumnya, PTÂ PLNÂ (Persero) memperoleh laba bersih sebesar Rp 4,2 triliun pada kuartal I 2019. Capaian tersebut bersumber dari berbagai upaya perseroan seperti pertumbuhan penjualan, peningkatan kinerja operasi dan keuangan, serta efisiensi operasi.
Plt. Direktur Utama PLN Djoko R Abumanan mengatakan, penjualan tenaga listrik meningkat sebesar Rp 3,8 triliun atau 6,11 persen, peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan pelanggan yang naik sebesar 3,8 juta pelanggan dengan daya terjual sebesar 3,04 Terra Watt hour (TWh) dari periode yang sama tahun lalu (year on year).
Kenaikan konsumsi listrik ini didominasi oleh pertumbuhan pelanggan sektor bisnis yaitu sebesar 6,76 persen atau 10.613 GWh (Giga Watt Hour).
"Pada kuartal I tahun 2019 perseroan mencapai realisasi kinerja yang lebih baik, dibanding kuartal I tahun sebelumnya," kata Djoko, di Jakarta, pada Senin 24 Juni 2019.Â
BACA JUGA
Selain pertumbuhan penjualan dan pelanggan, PLN juga berhasil meningkatkan kinerja operasi melalui penurunan biaya sewa pembangkit. Dengan beroperasi nya Gardu Induk (GI) khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan, PLN berhasil menghemat Rp 667 miliar dari efisiensi biaya sewa pembangkit.
Selain dari biaya sewa, volume pemakaian BBM untuk pembangkit pun turun sebesar 98 ribu Kilo Liter (KL) dibandingkan pemakaian pada April 2018, harga rata-rata pun mengalami penurunan dari Rp 11.058 per liter menjadi Rp 8.835 per liter di kuartal I 2019. Disamping itu, perseroan juga berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar Rp 183 miliar.
Membaiknya kinerja perusahaan juga ditopang oleh penguatan kurs mata uang rupiah dan penurunan harga ICP (Indonesian Crude Price).
"Peningkatan laba di kuartal I 2019 ini merupakan buah keringat para pegawai yang berhasil meningkatkan penjualan listrik, melakukan efisiensi di berbagai sektor, dan meningkatkan kinerja operasi sehingga selisih keuntungan sebelum pajak bisa meningkat hingga Rp 10,6 triliun dari kuartal I tahun lalu," ungkapnya.
Menurutnya, PLN terus melakukan efisiensi pada komponen biaya operasi yang berada dalam kendali perusahaan, sehingga kondisi keuangan tetap terjaga.
"Dampak positif ini merupakan hasil dari berbagai upaya efisiensi seperti pengurangan konsumsi BBM, pengurangan biaya sewa beberapa pembangkit, peningkatan efisiensi operasi pembangkit sehingga konsumsi energi per kWh PLTU Batubara dapat ditekan, serta melakukan zonasi untuk menghemat ongkos transportasi batubara," tandasnya.
Advertisement