Liputan6.com, Washington D.C. - Miliarder George Soros mengirim surat terbuka agar pajak orang kaya dinaikan. Permintaan ini ia sampaikan karena pajak para miliarder dinilai bisa menyelesaikan berbagai masalah seperti krisis iklim dan membantu pertumbuhan ekonomi.
Dilaporkan Fox Business, surat terbuka itu dikirim Soros dan beberapa miliarder lain kepada calon presiden 2020 agar mendukung naiknya pajak bagi mereka yang merupakan bagian dari 1 persen orang terkaya di Amerika Serikat (AS).
"Amerika memiliki tanggung jawab moral, etika, dan ekonomi untuk lebih banyak menarik pajak dari kekayaan kami. Pajak kekayaan bisa membantu menanggulangi krisis iklim, meningkatkan ekonomi, meningkatkan kesehatan, menciptakan peluang dengan adil, dan memperkuat kemerdekaan demokratis kita. Melaksanakan pajak kekayaan adalah kepentingan republik kita," demikian bunyi surat terbuka itu.
Advertisement
Baca Juga
Selain miliarder George Soros, para orang kaya lain yang menandatangani surat terbuka itu adalah Justin Rosentein, Alexander Sorot, Abigail Disney, dan Chris Hughes.
George Soros juga sudah dikenal sering menyumbang uang demi kepentingan kemanusiaan. Menurut Forbes, kekayaannya kini mencapai USD 8,3 miliar atau Rp 117,1 triliun (USD 1 = Rp 14.818).
Sebelumnya, beberapa capres AS yang mendukung naiknya pajak miliarder seperti Senator Elizabeth Warren. Uang itu juga akan digunakan demi melunasi utang kuliah para warga AS.
Miliarder Bill Gates juga pernah menyampaikan bahwa pajak orang kaya seperti dirinya perlu naik. Pandangan itu juga didukung oleh investor legendaris Warren Buffett.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Miliarder Lain Sempat Menentang
Sebelumnya, Senator Elizabeth Warren dari Massachusetts, Amerika Serikat (AS), mengungkapkan rencana menambah pajak para miliarder sejumlah 3 persen. Nama rencana Warren adalah "Ultra-Millionaire Tax".
Dijelaskan Market Watch, proposal Warren adalah menambah pajak sebesar 2 persen bagi warga AS yang hartanya di atas USD 50 juta atau Rp 706 miliar.
Apabila harta mereka di atas USD 1 miliar (Rp 14,1 triliun), maka pajak bertambah 3 persen. Miliarder seperti Bill Gates dan Warren Buffett pun harus membayar lebih banyak uang untuk pajak.
Masalahnya adalah, kekayaan versi pajak Warren hanya menghitung harta keseluruhan, sementara banyak miliarder memiliki harta berdasarkan saham yang mereka miliki, sehingga timbul pertanyaan bagaimana para miliarder harus membayar pajak ini.
Salah satu miliarder terkaya AS, Michael Bloomberg, menentang rencana ini dan menyebut kemungkinan rencana itu tidak konstitusional. Penolakan pun datang dari mantan CEO Starbucks Howard Schultz yang menyebut Warren semata mencari perhatian.
"Ketika saya melihat Elizabeth Warren tampil dengan rencana konyol menambahkan pajak orang kaya sebanyak 2 persen karena itu membuat headline ... itu adalah perbuatan yang ngawur," ucap Schultz kepada NPR.
Menurut Forbes, Schultz memiliki harta USD 3,4 miliar (Rp 48 triliun) dan harta Bloomberg USD 47,2 miliar (Rp 666,7 triliun).
Warren merespons kalem kritikan dua miliarder itu. "Ada lagi miliarder yang berpikir para miliarder seharusnya tidak membayar lebih banyak pajak. Tak mengejutkan, tetapi itulah cara kita membangun masa depan negeri ini," ujarnya.
Bila rencana pajak miliarder sah, total uang yang bisa dikumpulkan dalam 10 tahun berkat rencana pajaknya adalah USD 2,75 triliun (Rp 38,8 ribu triliun). Warren pun sudah resmi mencalonkan diri sebagai calon Presiden AS dari Partai Demokrat untuk tahun 2020.
Advertisement
5 Negara yang Jadi Sarang Miliarder Dunia, Mana Saja?
Melansir Fox Business, miliarder dari 5 negara berikut semakin bertambah di tahun ini. Amerika Serikat (AS) menjadi negara pertama yang memiliki miliarder terbanyak. Namun, kebanyakan miliarder ada di Asia.
Jumlah miliarder Tiongkok mengekor AS dengan pertambahan yang cukup pesat. Tercatat, negeri itu memiliki 373 miliarder, padahal di tahun 2006 hanya memiliki kurang dari 20 miliarder.
"Sebagai konteks, pada 2006, hanya ada 16 miliarder di Tiongkok. Sekarang sudah ada lebih banyak miliarder di Asia ketimbang AS, kebanyakan dari mereka orang Tiongkok. Jika mereka terus berprogres dalam taraf ini, dalam 3 tahun para miliarder Asia akan lebih kaya juga," tulis laporan UBS dan PwC.
Jumlah miliarder di India juga meroket hingga 19 persen tahun ini, persentase tertinggi di dunia. Kini, ada 2.158 miliarder di dunia dan 199 orang di antaranya merupakan entrepreneur.
Berikut 5 negara dengan miliarder terbanyak dan persentase peningkatannya sejak tahun kemarin:
1. Amerika Serikat: 585 miliarder (naik 4 persen)
2. Tiongkok: 373 miliarder (naik 5 persen)
3. Jerman: 123 miliarder (naik 5 persen)
4. India: 119 miliarder (naik 19 persen)
5. Rusia: 101 miliarder (naik 5 persen)
Peringkat selanjutnya ada Hong Kong dengan 67 orang miliarder. Tetapi, angka itu berkurang 6 persen dibanding tahun lalu.