Liputan6.com, Jakarta - PLN Unit Induk Distribusi Bali meraup pendapatan Rp 3,02 triliun dari penjualan listrik hingga Mei 2019. Kenaikan itu seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik di Pulau Dewata sebesar 7,89 persen (year on year) menjadi 2,36 miliar kilowatthour (kWh).
General Manager PLN UID Bali Nyoman Suwarjoni Astawa menyebutkan, kontributor penjualan listrik terbesar masih berasal dari pelanggan bisnis sebesar Rp 1,42 triliun dan rumah tangga Rp 1,3 triliun. Sisanya dari pelanggan pemerintah, industri, sosial dan layanan khusus.
"Untuk penjualan energi memang didominasi rumah tangga dan pelanggan bisnis yang ditopang pariwisata di Bali. Di sini hampir tidak ada industri manufaktur, paling adanya industri pengalengan ikan," kata Astawa dalam diskusi media di PLTDG Pesanggaran, Denpasar, Bali, Rabu (26/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dengan total kapasitas daya yang mencapai 1.274 megawatt (MW), PLN UID Bali menargetkan pertumbuhan kelistrikan mencapai 6 persen pada 2019.Saat ini PLN UID melayani lebih dari 1,4 juta pelanggan di Bali dengan beban puncak 900,1 MW.
“Prediksi kami di tahun ini beban puncak mencapai 932 MW,” ujar Astawa.
Untuk mencapai pertumbuhan listrik yang diharapkan, saat ini Bali memiliki kapasitas Gardu Induk sebesar 2.071 MVA yang tersebar di 16 titik. Ke depan PLN akan terus meningkatkan kapasitas gardu induk untuk meningkatkan keandalan jaringan. Target di 2019 kapasitas total menjadi 2.236 MVA.
"Kami juga concern dalam pemanfaatan energi bersih untuk Bali. Tidak ada lagi pembangkit berbahan bakar fosil dalam RUPTL,” tambah Astawa
Guna memenuhi prediksi pertumbuhan kebutuhan listrik Bali, PLN telah merencanakan pembangunan jaringan transmisi 500 kV Jawa Bali Connection dan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas total 50 MW untuk memperkuat sistem kelistrikan Bali.
“Jaringan transmisi harus diperkuat untuk menjamin keandalan listrik dalam menggunakan pembangkit intermittent,” katanya.
Pada tahun 2019, PLN UID Bali juga menargetkan untuk memastikan seluruh rumah tangga yang telah menikmati listrik dapat menjadi pelanggan resmi PLN.
“Kami berupaya maksimal, khusus pelanggan tidak mampu menjadi prioritas,” pungkas Nyoman.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
PLN Meraup Laba Bersih Rp 4,2 triliun di Kuartal I 2019
PT PLN (Persero) memperoleh laba bersih sebesar Rp 4,2 triliun pada kuartal I 2019. Capaian tersebut bersumber dari berbagai upaya perseroan seperti pertumbuhan penjualan, peningkatan kinerja operasi dan keuangan, serta efisiensi operasi.
Plt. Direktur Utama PLN Djoko R Abumanan mengatakan, penjualan tenaga listrik meningkat sebesar Rp 3,8 triliun atau 6,11 persen, peningkatan ini ditopang oleh pertumbuhan pelanggan yang naik sebesar 3,8 juta pelanggan dengan daya terjual sebesar 3,04 Terra Watt hour (TWh) dari periode yang sama tahun lalu (year on year).
Kenaikan konsumsi listrik ini didominasi oleh pertumbuhan pelanggan sektor bisnis yaitu sebesar 6,76 persen atau 10.613 GWh (Giga Watt Hour).
"Pada kuartal I tahun 2019 perseroan mencapai realisasi kinerja yang lebih baik, dibanding kuartal I tahun sebelumnya," kata Djoko, di Jakarta, Senin (24/6/2019).
Selain pertumbuhan penjualan dan pelanggan, PLN juga berhasil meningkatkan kinerja operasi melalui penurunan biaya sewa pembangkit. Dengan beroperasi nya Gardu Induk (GI) khususnya di daerah Sumatera dan Kalimantan, PLN berhasil menghemat Rp 667 miliar dari efisiensi biaya sewa pembangkit.
Selain dari biaya sewa, volume pemakaian BBM untuk pembangkit pun turun sebesar 98 ribu Kilo Liter (KL) dibandingkan pemakaian pada April 2018, harga rata-rata pun mengalami penurunan dari Rp 11.058 per liter menjadi Rp 8.835 per liter di kuartal I 2019. Disamping itu, perseroan juga berhasil menurunkan biaya pemeliharaan sebesar Rp 183 miliar.
Membaiknya kinerja perusahaan juga ditopang oleh penguatan kurs mata uang rupiah dan penurunan harga ICP (Indonesian Crude Price).
"Peningkatan laba di kuartal I 2019 ini merupakan buah keringat para pegawai yang berhasil meningkatkan penjualan listrik, melakukan efisiensi di berbagai sektor, dan meningkatkan kinerja operasi sehingga selisih keuntungan sebelum pajak bisa meningkat hingga Rp 10,6 triliun dari kuartal I tahun lalu," ungkapnya.
Advertisement
PLN Siapkan Fasilitas Fast Charging untuk Kendaraan Listrik
PT PLN Distribusi Jakarta Raya (Disjaya) akan menyiapkan fasilitas pengisian energi kendaraan listrik dengan cepat (fast charging). Nilai investasi untuk setiap unit fasilitas pengisian energi mobil listrik tersebut mencapai Rp 1 miliar.
General Manager PLN Disjaya Ikhsan Asaad mengatakan, untuk mendukung penggunaan kendaraan terutama mobil mobil berbahan bakar listrik di Jakarta, PLN Disjaya terus memperluas sebaran Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU). Bahkan saat ini PLN Disjaya tengah menyiapkan fasilitas pengisian fast charging.
"Kami akan siapkan charger cepat untuk menghadapi penggunaan kendaraan listrik," kata Ikhsan, di Jakarta, Rabu (19/6/2019).
Untuk setiap unit faslitas fast charging membutuhkan investasi Rp 1 miliar. Sebagai tahap awal PLN Disjaya akan membangun 5 unit fast charging yang akan dibangun di kantor PLN Disjaya.
"Kita sedang lelang untuk dua unit di kantor, kita cari teknologi yang terbaik," tuturnya.
Ikhsan mengungkapkan, PLN Disjaya sudah berkoordinasi dengan pihak operator penyedia jasa transportasi yang sudah mengoperasikan kendaraan listrik untuk mengetahui kebutuhan fast charging.
"Kami koordinasi dengan Blue Bird mau di mana, kemudian juga untuk bus listrik TransJakarta. Kita siapkan fast charging," tandasnya.
Kementerian BUMN Siapkan Tiga Calon Dirut PLN
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) saat ini tengah menyiapkan calon definitif untuk menggantikan sosok Sofyan Basir sebagai direktur utama PT PLN (Persero).
Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, setidak ada tiga calon yang disiapkan guna menggantikan Bos PLN tersebut.
Adapun calon pengganti direktur utama PLN itu ia sampaikan usai Rapat Kerja (Raker) dengan Menteri BUMN dengan agenda membahas rencana kerja dan anggaran kementerian lembaga (RKA KL) dan rencana kerja pemerintah (RKP) 2020.
"Biasanya kita ajukan itu minimal 3. Mungkin ada beberapa nama ya. Ada 3 atau sampai 5 nanti," tuturnya di Gedung DPR RI, Senin (17/6/2019).
Kendati begitu, pihaknya mengaku belum bisa membeberkan lebih jaul terkait dari para kandidat terpilih untuk calon dirut PLN.
"Kan ada prosesnya nanti itu melewati tim penilaian akhir (TPA). Jadi, belum nanti itu, harus official dari Ibu Menteri (Rini). Saya belum konsultasi dengan Ibu," ucapnya.
Advertisement