Sukses

Tingkatkan Nilai Tambah, Petani Kakao Blitar Raup Omzet Rp 4,8 Miliar

Upaya memperkenal dan meningkatkan nilai tambah produk komoditas lokal merupakan hal mesti terus dilakukan.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya memperkenal dan meningkatkan nilai tambah produk komoditas lokal merupakan hal mesti terus dilakukan. Dengan demikian produk-produk khas daerah di Indonesia dapat merambah pasar lebih luas dan berdampak pada taraf ekonomi petani di level desa.

Hal tersebut juga dilakukan Koperasi Serba Usaha (KSU) Guyub Santoso. Koperasi ini secara khusus menaungi para petani Kakao di Blitar.

Ketua KSU Guyub Santoso, Mustakim mengatakan salah satu langkah yang dilakukan pihaknya adalah dengan membuat produk cokelat sendiri lalu dipasarkan.

"Kalau di koperasi kami, rata-rata 10 ton setiap hari. Biji kakao yang dikirimkan ke tempat kami sebagian kami jual dalam bentuk raw material, sebagian besar kami olah menjadi coklat," ungkap dia, saat ditemui di CGV FX Sudirman, Jakarta, Kamis (27/6/2019).

Omzet yang diperoleh dari hasil menjual cokelat, kata dia, cukup besar. Dalam satu tahun, pihaknya bisa mengantongi omzet hingga Rp 4,8 miliar hanya dari menjual cokelat.

"Untuk yang kita olah (menjadi cokelat), Rp 4,8 miliar per tahun," kata Mustakim.

Dia mengakui, tidak mudah mendapatkan pasar untuk menjual cokelat olahan koperasi. Menghadapi tantangan ini, Guyub Santoso berusaha untuk menciptakan pasar sendiri dan mengundang para pembeli datang.

Cara yang dilakukan cukup unik karena menggunakan pendekatan pariwisata. Pihaknya menginisiasi berdirinya 'Kampung Cokelat' sebuah tempat pariwisata dan edukasi mengenai cokelat.

"Kita berusaha agar pembeli datang. Tahun 2014 bagaimana agar pembeli datang ke tempat kami, bikin wisata edukasi yang namanya 'kampung cokelat'," jelas dia.

Lewat 'Kampung Cokelat' itulah pihaknya memberikan edukasi mengenai komoditas kakao serta menggaet para pembeli.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perluasan Pasar

Upaya perluasan pasar terus dilakukan. Salah satunya dengan menggandeng CJ Indonesia. Pihaknya mengharapkan dari kerja sama dengan perusahaan Korea tersebut, pihaknya akan mendapatkan pengetahuan terkait desain kemasan dan pengembangan pasar.

"Mereka (CJ Indonesia) akan memasarkan produk coklat dan perbaikan di sisi packaging," ujarnya.

Meskipun demikian, dia belum dapat menyampaikan berapa besar anggaran yang bakal dikucurkan CJ Indonesia untuk program kerja sama tersebut. "Di dalam (MoU) belum dijelaskan (jumlah anggaran). Nanti akan kita diskusikan lebih detail. Jangka waktu (kerja sama) satu tahun. Nanti kita evaluasi per semester. Jika ini berjalan baik untuk dua pihak akan kita lanjutkan," tandasnya.

Sementara Komisaris CJ indonesia Bernard K Sondakh mengatakan upaya yang dilakukan KSU Guyub Santoso sejalan dengan komitmen perusahaan, yakni mendukung pengembangan produk lokal dan peningkatan perekonomian masyarakat desa.

"Kami akan mendukung peningkatan kualitas kopi degan melakukan perluasan saluran penjualan dan mendukung pengembangan produk berbasis cokelat dengan meningkatkanstartegi permasaran," ujar Bernard.

Nantinya produk cokelat asal KSU Guyub Santoso bakal dijual di berbagai cafe Tous les Jours (TLJ) dan cafe CGV Cinema milik CJ Indonesia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com