Liputan6.com, Washington D.C. - Lembaga antariksa Amerika Serikat (AS) yakni NASA sedang dalam perjalanan menuju sebuah asteroid emas. Konon, emas di asteroid ini bisa menjadikan seluruh penduduk bumi sebagai miliarder.
Asteroid itu bernama Psyche 16 dan terletak di orbit planet Mars dan Jupiter. Asteroid tersebut terbuat dari metal yang solid, demikian laporan Fox News.
Tak hanya mengandung emas, obyek antariksa misterius ini juga penuh dengan platinum, besi, dan nikel.
Advertisement
Baca Juga
Total emas dan berbagai logam yang ada di asteroid itu ditaksir mencapai USD 10 ribu kuadriliun. Sekadar informasi USD 1 kuadriliun setara Rp 14,1 juta triliun (USD 1 = Rp 14.126).
Namun, emas di asteroid itu justru tidak akan membawa kemakmuran. Pasalnya, seluruh emas tersebut justru bisa merusak harga komoditas dan meruntuhkan perekonomian dunia.
Profesor John Zarnecki, presiden Royal Astronomical Society, menyatakan butuh waktu hingga 25 tahun untuk mengetahui apakah emas di asteroid itu bisa diekstraksi. Kemudian, butuh 50 tahun untuk memulai produksi komersial.
Dalam situs OilPrice, CEO EuroSun Mining juga percaya bahwa ekstrasi emas luar angkasa bukanlah tidak mungkin. Hal penting yang diperlukan adalah infrastruktur.
"Apa yang kita lakukan di bumi saat ini mungkin saja mengesankan, tetapi seperti hal lainnya, eksplorasi emas di luar angkasa hanya tinggal masalah infrastruktur. Kita akan sampai di sana, suatu saat," ujarnya.
Rencananya, misi luar angkasa NASA akan mulai pada musim panas tahun 2022 dan tiba di Psyche 16 sekitar tahun 2026. NASA pun memastikan misi ini hanya untuk kepentingan ilmiah, bukan penambangan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Ambisi NASA Temukan Planet Alien di Angkasa Luar: Buat Pesawat Berteleskop
 NASA sedang mengembangkan pesawat angkasa luar berteleskop untuk menemukan planet alien: Starshade. Misi ini menggunakan teleskop ruang angkasa dan pesawat terbang terpisah yang mengudara sekitar 25.000 mil (40.000 kilometer) di depannya.
Starshade dilengkapi dengan pelindung besar dan berbentuk datar yang dirancang untuk menghalangi cahaya bintang, berpotensi memungkinkan teleskop untuk secara langsung mengorbit dunia alien yang seukuran Bumi.
Sedangkan tutupnya berbentuk seperti bunga matahari yang sedang mekar, sehingga diharapkan bisa menangkap gambar tampilan orbit dengan jelas dan beresolusi tinggi.Â
Instrumen itu disebut sebagai coronagraphs, yang umumnya dipasang pada banyak teleskop berbasis darat dan antariksa, bekerja dengan prinsip pemblokiran cahaya.
Meski demikian, belum ada penjelasan terkait pelaksanaan probe Starshade di buku-buku NASA. Demikian seperti dikutip dari Live Science, Kamis, 20 Juni 2019.Â
Agar proyek seperti itu berhasil, kedua pesawat ruang angkasa tersebut perlu disejajarkan dengan posisi yang sangat tepat --dalam jarak sekitar 3 kaki atau 1 meter-- satu sama lain, kata para pejabat NASA.
"Jarak yang kita rencanakan untuk teknologi starshade agak sulit dibayangkan," ujar Michael Bottom, teknisi di Jet Propulsion Laboratory (JPL)Â NASAÂ di Pasadena, California, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Sekarang bayangkan jika kedua benda itu mengambang bebas di ruang angkasa. Mereka saling tarik-menarik dan terjadi dorongan kecil dari gravitasi serta kekuatan lain," imbuhnya lagi.
Advertisement
Semakin Maju
Sementara itu, insinyur lain untuk JPL, Thibault Flinois, menjabarkan serangkaian algoritma ala dirinya sendiri, yang menggunakan informasi dari program Michael Bottom untuk menentukan kapan Starshade harus secara otomatis menembakkan pendorongnya agar bisa mempertahankan keselarasan.
Sedangkan Manager Starshade Technology Development NASA, Phil Willems, mengemukakan: "Ini bagi saya adalah contoh yang bagus tentang bagaimana teknologi ruang angkasa menjadi semakin luar biasa dengan membangun keberhasilan sebelumnya."
"Kami menggunakan formasi terbang di ruang angkasa setiap kali sebuah kapsul berlabuh di Stasiun Angkasa Luar Internasional," tambah Willems.Â
Sudah lama sekali para peneliti NASA menemukan ribuan eksoplanet. Sayangnya, planet-planet di luar Tata Surya tersebut belum sempat dijelajahi, sehingga dibuatlah Starshade untuk mewujudkan hal itu.
Gagasan membuat Starshade pun sudah diusulkan dari tahun 1960-an, sekaligus menginginkan adanya misi Starshade. Bagaimana pesawat bisa menemukan planet alien?
Metode pemblokiran cahaya bintang dapat digunakan untuk mempelajari lebih dalam atmosfer suatu planet, dengan potensi penemuan tanda-tanda kehidupan selain di Bumi.
Nantinya, sebuah teleskop dengan cermin primer berdiameter 2,4 meter bernama Wide Field Survey Telescope (WFIRST) akan dibenamkan di dalam Starshade. Teleskop inilah yang bakal melakukan metode pemblokiran cahaya alias coronagraph.
Meski begitu, misi Starshade sebenarnya belum sepenuhnya disetujui. Ada syarat terakhir yang belum terpenuhi, yaitu formasi penerbangan supaya pesawat layak terbang.
Â