Sukses

Putusan Sidang MK Tak Berpengaruh Besar Terhadap Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.132 per dolar AS hingga 14.145 per dolar AS.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah bergerak melemah pada perdagangan Jumat ini. Namun rupiah masih berpotensi menguat pada perdagangan hari ini.

Mengutip Bloomberg, Jumat (28/6/2019), rupiah dibuka di angka 14.139 per dolar AS, tak berbeda jauh dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.140 per dolar AS. Namun menjelang siang, rupiah melemah ke 14.144 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.132 per dolar AS hingga 14.145 per dolar AS. Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah masih menguat 1,71 per dolar AS.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referesni Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.141 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sebelumnya yang ada di angka 14.180 per dolar AS.

Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, putusan MK tidak berpengaruh signifikan terhadap pergerakan rupiah karena tidak menjadi isu besar di pasar uang saat ini.

"Putusan MK tidak banyak impact ke pasar," ujar Rully dikutip dari Antara.

Menurut Rully, pelaku pasar lebih menunggu pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di sela-sela KTT G20 di Osaka.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pasca putusan MK, sejumlah investor yang sejak gonjang-ganjing pilpres menahan diri untuk berinvestasi, bisa kembali agresif masuk ke instrumen berisiko.

Apalagi setelah lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) memberikan rating BBB- menjadi BBB+ terhadap obligasi Indonesia, sehingga harapan untuk gagal bayar berinvestasi sangat kecil.

"Dalam perdagangan hari ini rupiah masih akan menguat di kisaran level 14.100 per dolar AS hingga 14.200 per dolar AS," ujar Ibrahim.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

BI Prediksi Nilai Tukar Rupiah 13.900 - 14.000 per Dolar AS di 2020

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan asumsi ekonomi makro tahun 2020 untuk nilai tukar Rupiah adalah pada level 13.900-14.300 dan inflasi 3 persen plus minus 1.

Perry menilai,sejauh ini Rupiah masih menunjukan kondisi yang positif. Tercatat hingga hari ini nilai tukar berada pada posisi 14.250 terhadap dolar Amerika Serikat (USD).

"Hingga tanggal 10 Juni 2019 nilai tukar Rupiah 14.250 per USD atau menguat 0,91 persen bila dibandingkan dengan level akhir tahun 2018 yaitu Rp 14.380, nilai tukar rupiah pada tahun 2019 mencapai Rp 14.187 atau menguat 0,41 persen dibandingkan rerata tahun 2018 Rp 14.246," kata dia pada Selasa 11 Juni 2019. 

Selain itu, BI memperkirakan bahwa Neraca Pembayaran Indonesia akan mencatat surplus sejalan dengan prospek aliran masuk modal asing yang terus berlanjut.

Sementara itu, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) 2019 juga diperkirakan lebih rendah dari tahun 2018 yaitu dalam kisaran 2,5 sampai 3 persen terhadap PDB.

"Sejalan dengan perkiraan neraca pembayaran tersebut, kami memperkirakan rata-rata nilai tukar pada tahun 2019 akan berada pada kisaran Rp 14.000 - Rp 14.400 terhadap dolar Amerika Serikat," ujarnya.

"Pada tahun 2020 kami memperkirakan bahwa prospek penguatan Neraca Pembayaran Indonesia akan berlanjut ditopang oleh peningkatan aliran masuk modal asing dan penurunan defisit transaksi berjalan," dia menambahkan.

Aliran masuk modal asing (inflow) diperkirakan meningkat dipengaruhi oleh prospek ekonomi yang membaik dan juga koordinasi yang kuat kebijakan antara pemerintah Indonesia dan berbagai otoritas terkait, untuk 2019 defisit transaksi berjalan kita akan tetap terkendali.

"Dengan berbagai perkembangan tersebut kami memperkirakan bahwa rata-rata nilai tukar Rupiah pada tahun 2020 akan berada pada kisaran Rp 13.900 sampai dengan Rp14.300 dolar Amerika Serikat," tutupnya.