Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan usulan perlu ada Digital Media Accelerator Hub atau disingkat IDEA Hub.
IDEA Hub tersebut merupakan platform untuk kurasi dan juga pengelolaan dari berbagi pengalaman mengenai model bisnis digital dari para unicorn anggota G20.
Usulan tersebut disampaikan Presiden Jokowi saat berpidato pada sesi kedua Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group 20 (G-20) yang membahas masalah innovation of digital economy di Osaka, Jepang pada Jumat (28/6/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Musardi yang mendampingi Presiden Jokowi dalam kesempatan itu menuturkan, IDEA Hub terdiri dari tiga area. Pertama adalah sharing economies. Kedua, workforce digitalization. Ketiga, financial inclusion.
"Kenapa yang dipilih adalah tiga hal ini karena tiga bidang ini diharapkan akan dapat mengurangi ketimpangan sehingga bagian kedua dari statement Presiden adalah inclusive general economy, dalam artian bahwa kita tempatkan di sini tetapi jangan melupakan inclusiveness," ujar Retno, seperti dikutip dari laman Setkab, Jumat (28/6/2019).
Retno menambahkan, sekarang pada akhirnya lompatan teknologi tetap harus dapat dirasakan manfaatnya bagi setiap orang. "Jadi Pidato Presiden tadi ditutup dengan harapan,”No One Left Behind," kata dia.
Data Free Flow
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyampaikan mengenai masalah data free flow. Jokowi menyampaikan tentunya flexion ini.
"Flexion Jepang ini didukung namun dengan demikian Presiden menyampaikan perlu adanya norma dan aturan hukum internasional yang harus disepakati bersama kemudian ditentukan kapan tanggal atau kapan tenggat untuk melaksanakannya," ujar Retno.
Presiden Jokowi mengkhawatirkan, apa bila norma dan hukum internasional ini belum kuat untuk mengatur data free flow, khawatir akan dipergunakan ole orang-orang tidak bertanggung jawab.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Perlu Upaya Tingkatkan Kapabilitas dan Kapasitas SDM
Mengutip laman Facebook, Staf Khusus Presiden, Adita Wiharto menyebutkan, dalam KTT G20, salah satu topik yang menarik adalah ekonomi digital dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang juga seiring dengan visi Presiden Jokowi memasuki periode kedua pemerintahannya.
Penyampaian IDEA Hub disampaikan di tengah leaders meeting. IDEA Hub untuk mengkurasi ide serta berbagi pengalaman yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, swasta, maupun UMKM.
"Usulan IDEA Hub ini dicetuskan untuk mengurangi angka kesenjangan sosial dan ekonomi antarnegara,” tulis dia.
Pembelajaran terhadap model bisnis digital dalam IDEA Hub mencakup sharing economy, workforce digitalization, dan financial inclusion.
"Untuk mempersiapkan hal tersebut, perlu ada upaya untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur digital, serta perbaikan dan peningkatan iklim investasi dalam mendukung pengembangan ekonomi digital," tulis dia.
Akan tetapi, paling penting ekonomi digital tidak boleh melupakan kepentingan setiap orang.
Advertisement
Indonesia Perlu Majukan Ekonomi Digital
Peneliti ekonomi CSIS (Centre for Strategic and International Studies) Yose Rizal menuturkan, pemerintah pada 2020-2024 perlu untuk benar-benar mengembangkan ekonomi digital agar dapat lebih maju dari pada sekarang.
"Ekonomi digital itu bukan produknya tapi orang yang ada di belakang produk atau penggunanya," kata Yose, seperti dikutip dari laman Antara.
Yose menuturkan, saat ini perkembangan ekonomi digital di Indonesia baru dilihat dari banyaknya aplikasi perusahaan rintisan saja bukan dari pengguna aplikasi yang menghasilkan transasi lewat pasar digital itu.
"Pada Debat Capres (calon presiden), Pak Jokowi menuturkan pembangunan ekonomi digital dapat diraih dengan membuat banyak perusahaan rintisan dan menjadikannya unicorn," ujar dia.
Pengguna yang dimaksud lebih kepada pelaku usaha yang menjual barang-barang di aplikasi perusahaan rintisan itu.
Ia mencontohkan, rekanan usaha di e-commerce harus diberikan pelatihan manajemen pengelolaan agar akunnya dapat menghasilkan transaksi digital secara maksimal lewat aplikasi itu.
"Mereka harus bisa memberi deskripsi untuk barang yang dijualnya, mereka juga harus paham untuk mengurus pengiriman barang melalui logistiknya," ujar Yose.
Dengan pengembangan manajemen bagi pengguna aplikasi perusahaan rintisan, Yose meyakini ekonomi digital di Indonesia akan berkembang pesat.