Sukses

Masuki Area Jenuh Beli, IHSG Rawan Koreksi

IHSG diproyeksi tertekan meski sentimen global dari KTT G20 di Osaka, Jepang terbilang baik bagi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan tertekan meski sentimen global dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Osaka, Jepang terbilang baik bagi Indonesia.

Sejumlah analis menilai, pelemahan indeks memang bukan disebabkan atau dibawa dari pengaruh eksternal, melainkan dari indikasi teknikal pada pola indeks di dalam negeri.

Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper menjelaskan, IHSG secara teknis kemungkinan akan tersungkur ke zona negatif pada rentang support 6.338-6.348 dan resistance 6373-6388. 

"Secara teknikal, rentang penguatan IHSG hari ini sudah sangat terbatas. Jadi, pada perdagangan saham hari ini indeks kemungkinan besar tertekan tetapi hanya jangka pendek," tutur dia Senin (1/7/2019).

Tetapi, Dennies tak menampik optimisme KTT G20 kemari memang membawa angin segar bagi laju indeks.

"Optimisme G20 memang memberikan hasil yang positif terhadap perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China serta perekonomian dunia ke depannya," paparnya.

Senada, Head of Research PT Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi Ibrahimsyah juga memprediksi indeks akan ditutup negatif karena momentum jenuh beli dan pola bearish (pelemahan) sudah kentara pada pergerakan IHSG.

Dia pun memprediksi, IHSG akan berlabuh memerah pada kisaran support-resistance di 6325-6370.

Kendati dalam kondisi melemah, pelaku pasar menurut Lanjar dapat mengkoleksi sejumlah saham profit seperti saham PT PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Astra International Tbk (ASII), hingga PT Surya Citra Media Tbk (SCMA).

Sedangkan Dennies menganjurkan investor untuk memburu saham PT Medco Energi International Tbk (MEDC), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT PP (Persero) Tbk (PTPP).

 

Simak video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Investor Asing Bakal Tahan Investasi hingga Penyusunan Kabinet

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) menyatakan, investor asing masih akan menahan investasi ke Indonesia hingga ada penyusunan kabinet pemerintahan baru.

Selain itu, suasana politik dalam negeri yang kini tengah panas pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) telah reda.

Setelah MK mengeluarkan keputusannya pada Kamis kemarin, Ekonom Indef Bhima Yudhistira mengatakan, investor asing masih mencatatkan penjualan bersih hingga penutupan sesi perdagangan di bursa saham.

"Ini menunjukkan investor asing masih menunggu susunan kabinet bulan oktober dan proses rekonsiliasi kubu 01 dan 02," ujar dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jumat (28/6/2019).

Jika tensi politik masih terus memanas, ia melanjutkan, investor asing akan memiliki dua pertimbangan, yakni menunda pemberian investasi atau mengalihkannya ke negara lain.

"Kalau tensi politik masih panas, ya investornya akan punya dua pilihan. Menunda realisasi investasi seperti pembangunan pabrik dan membeli mesin baru, atau opsi kedua, relokasi investasi ke negara lain yang politiknya lebih stabil," tuturnya.

Bhima memperkirakan, investor asing bakal tetap menahan penyaluran investasi ke Indonesia hingga proses penyusunan kabinet Oktober nanti.

"Menunggu susunan kabinet lebih penting. Karena kebijakan teknis nanti ada di tangan kementerian baru," ujar Bhima.