Sukses

Hingga Semester I-2019, Penyaluran KUR Capai Rp 65,5 Triliun

Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution mengevaluasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Semester I Tahun 2019

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution memanggil Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto ke Kantornya, Jakarta guna mengevaluasi Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Semester I Tahun 2019.

Tercatat hingga akhir Mei 2019, total KUR tersalurkan sebesar Rp 65,5 triliun. Dari jumlah tersebut didominasi oleh skema KUR Mikro sebesar 65,1 persen dan KUR Kecil sebanyak 34,58 persen.

“Rakor hari mengevaluasi kinerja penyaluran KUR Semester I tahun 2019, sebagaimana data penyaluran telah menunjukkan keberpihakan pemerintah terhadap pemerataan akses pembiayaan untuk usaha kecil,” ujar Menko Darmin Nasution saat memimpin Rapat Koordinasi Evaluasi Penyaluran KUR Semester I Tahun 2019, Rabu (3/7/2019).

Berdasarkan catatan total realisasi penyaluran KUR dari Agustus 2015 sampai dengan 31 Mei 2019 sebesar Rp 398,9 triliun dengan outstanding Rp 149,5 triliun, dan NPL 1,35 persen.

Sedangkan penyaluran KUR tahun 2019, sampai dengan 31 Mei 2019 sudah mencapai Rp 65,5 triliun atau sekitar 46.8 persen dari target tahun 2019 sebesar Rp 140 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Berdasarkan Provinsi

Adapun penyaluran KUR berdasarkan provinsi, Pulau Jawa masih mendominasi dengan porsi penyaluran sebesar 55,5 persen, diikuti dengan Sumatera dan Sulawesi masing – masing sebesar 20.2 persen dan 9.9 persen

Penyaluran KUR tersebut masih didominasi untuk skema KUR Mikro 65.1 persen diikuti dengan skema KUR Kecil 34.58 persen dan KUR TKI 0.35 persen.

Kemudian dari sektor ekonomi, porsi penyaluran KUR sektor produksi (pertanian, perikanan, industri, konstruksi, pariwisata dan jasa - jasa) sampai dengan 31 Mei 2019 yaitu 42,9 persen dari target sebesar 60 persen

Dalam rakor tersebut pun diusulkan anggaran subsidi bunga KUR dalam APBN sebesar Rp 13.77 triliun dengan asumsi perhitungan plafon KUR Tahun 2020 sebesar Rp 150 Triliun atau disesuaikan dengan ketersediaan anggaran.

Selain itu, pemerintah juga memperluas pembiayaan KUR syariah yang bisa disalurkan dengan akad syariah tidak hanya murabahah tetapi juga musyarakah, ijarah, dan mudharabah.

“Saat ini, KUR syariah bisa disalurkan dengan akad syariah lainnya sepanjang tidak merubah proses bisnis KUR,” jelas Menko Darmin.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

3 dari 3 halaman

Penyaluran KUR Ikut Dorong Kinerja Asuransi Kredit di Kuartal I

 Asuransi umum, khususnya lini usaha asuransi kredit menunjukkan kinerja positif pada kuartal I tahun 2019. Premi bruto asuransi kredit tercatat Rp 3,19 triliun pada kuartal I/2019, tumbuh 118,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,46 triliun.

Sementara untuk klaim bruto, tercatat hingga kuartal I/2019, klaim bruto asuransi kredit mencapai Rp 1,57 trilliun. Ini tumbuh 83,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 857,82 miliar.

Ketua Bidang Statistik, Riset, Analisa TI & Aktuaria AAUI, Trinita Situmeang mengatakan salah satu pendorong kinerja positif asuransi kredit adalah penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR).

"Pertumbuhan ini bisa saja ditunjang oleh komitmen pemerintah untuk penyaluran kredit usaha rakyat (KUR)," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Kamis (23/5/2019).

Penyaluran KUR di kuartal I/2019 mencapai Rp 37,75 triliun. Angka ini sudah 27 persen dari target penyaluran KUR hingga akhir tahun yakni Rp 140 triliun. Selain itu juga tumbuh 16,9 persen dari penyaluran kuartal I/2018 yang sebesar Rp 32,30 miliar.

Kinerja positif asuransi kredit, lanjut dia juga disokong oleh penyaluran kredit perbankan pada kuartal I 2019 yang mengalami pertumbuhan sebesar 11,6 persen.

"Peningkatan penyaluran kredit cenderung menyebabkan peningkatan premi asuransi kredit," tandasnya.