Sukses

Tol Balikpapan-Samarinda Rampung pada Akhir 2019

Jalan Tol Balikpapan-Samarinda saat ini sudah rampung 90,19 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) secara bertahap menyelesaikan pembangunan jalan tol yang ditargetkan sepanjang 1.852 Km dalam periode 2015-2019.

Salah satu ruas tol yang dalam tahap penyelesaian adalah Jalan Tol Balikpapan–Samarinda  (Balsam) sepanjang 99,35 Km, yang saat ini sudah rampung 90,19 persen.

Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan, kehadiran jalan tol pertama di Kalimantan tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan kawasan perekonomian baru. 

"Pembangunan infrastruktur tidak hanya untuk mendorong perkembangan ekonomi di kawasan perkotaan dan kawasan maju lainnya, tetapi juga infrastruktur di kawasan sedang berkembang dan perbatasan sehingga bisa mengurangi disparitas sosial, ekonomi dan wilayah," ungkap dia dalam sebuah keterangan tertulis, Jumat (5/7/2019).

Sementara itu, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit menargetkan, pembangunan jalan tol yang menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dengan nilai investasi Rp 9,9 triliun ini bisa rampung pada akhir tahun 2019.

"Ditargetkan dapat rampung pada akhir tahun 2019. Adanya tol dapat memangkas biaya logistik barang dan jasa dan waktu tempuh antar dua kota tersebut dari  semula sekitar 3 jam, menjadi hanya 1 jam," ujar Danang.

Kehadiran Jalan Tol Balikpapan–Samarinda juga menjadi akses penghubung Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman di Sepinggan.

Akses menuju lapangan udara ini dapat ditempuh dalam waktu 15-20 menit dengan melewati Seksi V ruas Balikpapan–Sepinggan yang hanya berjarak sekitar 8 km dari bandara tersebut. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 4 halaman

Dibangun Sejak November 2016

Jalan tol Balsam dibangun sejak November 2016, terdiri dari 5 seksi yakni Seksi I ruas Balikpapan–Samboja (22,03 Km), Seksi II ruas Samboja–Muara Jawa (30,98 Km), Seksi III Muara Jawa–Palaran (17,50 Km), Seksi IV Palaran-Samarinda (17,95 Km), dan Seksi V ruas Balikpapan-Sepinggan (11,09 Km).

Dari lima seksi itu, Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) memberikan dukungan pembangunan konstruksi di Seksi I dan Seksi V yang bertujuan meningkatkan kelayakan finansial ruas tol tersebut.

Pembangunan Seksi 1 menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltim sebesar Rp 1,5 triliun dan APBN sebesar Rp 271 miliar dengan Rp 79,88 miliar diantaranya dialokasikan untuk pembangunan Jembatan Manggar sepanjang 613 meter. 

Sedangkan untuk Seksi V didanai oleh APBN yang berasal dari pinjaman dari Pemerintah China sebesar Rp 848,55 miliar atau sekitar 8,5 persen dari total investasi.

Untuk Seksi II-III dan IV, pembangunannya menggunakan dana Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yakni PT Jasa Marga Balikpapan-Samarinda. 

Diharapkan setelah terbangunnya Jalan Tol Balikpapan-Samarinda, akan menciptakan kawasan perekonomian baru di Pulau Kalimantan dengan mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri yang bergerak di sektor kelapa sawit, batubara, migas, dan pertanian. 

 

3 dari 4 halaman

Tol Manado-Bitung Siap Beroperasi Penuh pada 2020

Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) Tbk melaporkan, pekerjaan fisik (konstruksi) seluruh seksi pada Jalan Tol Manado-Bitung hingga akhir Juni 2019 telah mencapai 70,38 persen. Sedangkan pembebasan lahannya mencapai 86,15 persen.

Pencapaian itu membuat Jasa Marga menargetkan jalan tol pertama di Sulawesi Utara ini bisa beroperasi penuh pada pertengahan 2020 mendatang.

Direktur Utama PT Jasamarga Manado Bitung (JMB) George IMP Manurung memaparkan, pembebasan lahan masih menjadi tantangan utama dalam pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung.

Menurutnya, faktor penghambat pembebasan lahan selama ini adalah persoalan harga tanah dan administrasi, seperti kelengkapan dokumen atau sertifikat tanah.

"Sekarang tinggal masalah administrasi, misalnya dokumennya belum lengkap atau harus melalui ahli waris. Tidak sedikit yang harus dititipkan ke pengadilan, konsinyasi," ungkap dia, Kamis 27 Juni 2019.

Selain itu, tambahnya, pada area tertentu pembebasan lahannya juga masih spot per spot dan tidak menyambung. Ini turut berdampak pada kurang maksimalnya pembangunan konstruksi Jalan Tol Manado-Bitung.

 

4 dari 4 halaman

Proyek Strategis Nasional

Jalan Tol Manado-Bitung sendiri merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang diharapkan dapat meningkatkan konektivitas sehingga akan menurunkan biaya logistik. Pembangunan jalan bebas hambatan ini akan memangkas waktu tempuh kedua kota, dari sebelumnya 1,5-2 jam hanya menjadi sekitar 30-45 menit.

Sebagai informasi, Jalan Tol Manado-Bitung memiliki panjang total 39 Km. Jalan tol ini terbagi atas 3 seksi, meliputi Seksi 1A Ring Road Manado-Sukur sepanjang 7 Km, Seksi 1B Sukur-Air Madidi (7 Km), Seksi 2A Air Madidi-Danowudu (11,50 Km), serta Seksi 2B Danowudu-Bitung (13,50 Km).

Lebih lanjut, George menargetkan, seluruh proses pembebasan lahan dapat dirampungkan pada Triwulan III 2019.

"Dengan target tersebut, proses konstruksi juga akan dipercepat untuk mencapai target jalan tol beroperasi seluruhnya pada pertengahan tahun 2020," sambungnya.

Adapun saat libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 serta Lebaran 2019, jalan tol ini beroperasi secara fungsional sepanjang 14 km guna membantu kelancaran arus transportasi. Pengoperasian secara fungsional ini hanya untuk kendaraan kecil.

Beroperasinya jalan tol ini secara fungsional juga dalam rangka sosialisasi kepada masyarakat mengenai keberadaan Jalan Tol Manado-Bitung sebagai jalan tol pertama di Sulawesi Utara.