Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengungkapkan, masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang perlu dibenahi di kementerianya selama menjabat hampir 5 tahun lamanya. Salah satunya ialah berkaitan dengan restrukturisasi organisasi dari KKP.
"Yang sudah direncanakan dan dibicarakan Pak Presiden belum selesai tu adalah restrukturisasi organisasi KKP, baru penggabungan dua Dirjen jadi satu. Golden handshake itu juga diperbaiki, kurangi jumlah PNS di KKP karena dengan kemajuan teknologi, PNS kan memang harus dikurangi," tuturnya kepada Liputan6.com, Senin (8/7/2019).
Susi Pudjiastuti menjelaskan, ke depan KKP akan merekrut PNS dengan lulusan cumlaude. Hal ini guna menyaring sumber daya manusia di kementerianya agar semakin unggul.
Advertisement
Baca Juga
"Kemudian rekrut yang cumlaude-cumlaude, refresh better quality SDM KKP supaya lebih baik, restrukturisasi organisasi itu dalam internal kkp," terangnya.
Selain itu, tata kelola perikanan tangkap dan perizinan menurutnya masih menjadi fokus pemerintah yang perlu ditingkatkan.
"Perikanan tangkap tata kelola masih harus dibenahi, perizinan, alokasi. Jangan sampai laut RI dikuasai 10 ribu kapal tapi sebenarnya orang-orangnya itu-itu saja. Jangan sampai destructive fishing hancurkan terumbu karang," kata dia.
"Kemudian keberlanjutan, pemerataan dan konservasi-konservasi wilayah perairan yang memang sudah dialokasikan negara untuk komitmennya kepada PBB. Bangun sdm, poltek-poltek tambahan, karena itu sumber pekerjaan baru," tambah Susi Pudjiastuti.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menteri Susi: Kesejahteraan Nelayan Terus Meningkat Sejak 2014
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyelenggarakan acara Halal Bihalal di Kantornya. Dalam acara tersebut, dia memaparkan sejumlah capaian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Salah satunya terkait kenaikan Nilai tukar nelayan(NTN) yang merupakan indikator kesejahteraan nelayan.
Menurut dia, Nilai tukar nelayan Bulan Mei 2019 sebesar 113,08. Angka ini naik sebesar 0,64 persen jika dibandingkan bulan yang sama tahun 2018, yaitu dari 112,36.
"Nilai tukar nelayan, nilai tukar Usaha perikanan, nilai tukar pembudidaya harus naik terus. Tidak boleh turun," kata dia, di Kantornya, Jakarta, Kamis (4/7/2019).
Dia mengatakan, sejak 2014, Nilai tukar nelayan terus mengalami kenaikan signifikan. Hal tersebut, lanjut dia, didukung oleh berbagai program kedaulatan kemaritiman yang sudah dijalankan.
"Saya lihat hari ini luar biasa. Ternyata terus membukukan kenaikan. Tahun 2014 itu di bawah 106. Begitu kita canangkan program kedaulatan kemaritiman, signifikan naik, 106, 108. Tahun 2017, 111, 2018, 113, Mei 2019 113,08," ujarnya.
Dia mengakui bahwa angka nilai tukar nelayan bulan Mei belum begitu memuaskan. Namun hal tersebut disebabkan karena karakteristik usaha penangkapan ikan yang biasanya tidak terlalu baik di awal tahun.
"Awal tahun agak sedikit karena biasanya musim hujan masih berlangsung ikan belum ada. Musim kemarau ikan baru ada. Sementara udang dan lobster musim hujan. Tapi dilihat dari tahun 2014 jauh angkanya. Dan pertumbuhan dalam situasi ekonomi dunia yang slow down," tandasnya.
Advertisement
Jika Pensiun dari Menteri, Susi Pudjiastuti Ingin Jadi Wartawan Online
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti mengungkapkan, jika dirinya tidak terpilih kembali menjadi menteri pada kabinet baru, dia siap menjadi wartawan online.
Senda gurau tersebut dia sampaikan pada acara open house yang berlangsung di Kompleks Widya Chandra, Senayan, Jakarta Selatan pada Kamis malam ini.
"Kalau sudah tak jadi menteri, ya saya balik lagi cari pekerjaan, mungkin jadi wartawan online," tuturnya saat ditanya wartawan apakah dirinya terpilih pada kabinet baru Jokowi Jilid II, Kamis (6/6/2019).Â
Dia menjelaskan, pekerjaan pilihannya tersebut beralasan disebabkan pengikutnya di media sosial terbilang tidak sedikit. Di instagram saja, Menteri Susi memiliki pengikut sebanyak 2,3 juta followers.
"Iya, jadi wartawan online saja. Followers saya kan banyak. Mungkin mau buat Susi.com," tambahnya.
Saat ditanya apakah sudah ada perbincangan lebih lanjut dengan Presiden Joko Widodo terkait kemungkinan dirinya terpilih kembali, Menteri Susi mengaku belum tahu sama sekali.
"Belum, belum ada obrolan dengan Pak Jokowi. Saya juga tidak tahu apakah ditarik lagi apa tidak," paparnya.