Sukses

Gandeng Pengembang, BRI Tawarkan Kredit Kepemilikan Unit Perkantoran

Sistem Kredit Pemilikan Office (KPO) merupakan salah satu implementasi dari consumer credit yang mulai dikenal secara luas di masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - PT BRI (Persero) Tbk bersama perusahaan pengembang properti PT Grage Trimitra Usaha (GTU) menawarkan kredit kepemilikan ruang perkantoran. Program ini merupakan guna mempermudah pelaku bisnis untuk memiliki ruang perkantoran yang dikembangkan oleh GTU di The SIMA Office Tower.

Vice President PT BRI Kantor Wilayah Jakarta 2, Cendria Tj. Tasdik mengatakan, sistem Kredit Pemilikan Office (KPO) ini merupakan salah satu implementasi dari consumer credit yang kini mulai dikenal secara luas di masyarakat.

Dia menjelaskan, jika sebelumnya masyarakat lebih dahulu mengenal adanya Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dari perbankan, sejalan dengan berkembangnya teknologi informasi, consumer credit diperluas lagi dengan adanya KPO, Kredit Pemilikan Apartemen (KPA), Kredit Pemilikan Kendaraan Bermotor (KPKB), sampai kredit untuk para pekerja yang langsung dikenakan melalui sistem pemotongan gaji.

 

"Kredit yang di BRI dinamakan Kredit Multiguna ini dapat dipergunakan baik oleh seluruh pegawai negeri maupun swasta, termasuk juga oleh para anggota TNI dan POLRI," ujar dia di Jakarta, Rabu (10/7/2019).

Sementara itu, pihak perbankan kini juga lebih banyak membuka peluang atau terobosan kerjasama baru sebagai bentuk inovasi, terutama dalam bidang kredit konsumsi. Untuk dapat memulainya sebagai langkah awal kerjasama, diperlukan inisiatif agar dapat membuka keran kerjasama yang saling mendukung. Salah satunya adalah seperti kerjasama yang dilakukan dengan PT GTU sebagai bagian dari perusahaan properti TJS Land.

Direktur Utama PT GTU Ray Rumawas menyatakan, dalam kerjasama KPO ini, disepakati kedua belah akan saling mendukung dalam upaya penjualan ruang perkantoran The SIMA, dalam bentuk fasilitas kepemilikan unit kantor. Sebelumnya di awal Maret 2019, kedua belah pihak juga menjalin kerjasama serupa, dalam upaya pemilikan dan sewa apartemen The IZZARA.

Fasilitas Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) IZZARA didukung dengan gimmick berupa suku bunga 5,25 persen selama dua tahun pertama masa kredit. Saat ini IZZARA mengadakan promosi terbatas dengan memberikan Cashback DP sebesar 15 persen. Jadi pembeli hanya perlu membayar DP sebesar 5 persen, dan bisa langsung akad kredit dengan unit yang siap huni atau disewakan.

Sementara nantinya untuk KPO The SIMA dengan BRI, direncanakan dalam bentuk potongan harga (diskon) uang muka bagi sejumlah pembeli pertama unit ruang kantor, di mana diskon tersebut akan ditanggung pihak developer. 

"Menjual atau menyewakan ruang perkantoran, berbeda tantangannya dengan menjual atau menyewakan unit apartemen. Kendati kini Apartemen The IZZARA telah terjual lebih dari 80 persen, tetapi berbeda dengan penjualan ruang perkantoran. Kami optimistik dengan sudah adanya kepastian kondisi yang kondusif di bidang politik dan ekonomi, sehingga pasar properti khususnya di bidang ruang perkantoran akan dapat bangkit kembali menggeliat tahun ini," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Perkuat Layanan Selangkah Lagi Bank BRI Miliki Asuransi Umum

Rencana PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. untuk memiliki  anak usaha yang bergerak di bidang Asuransi Umum selangkah lagi terwujud. Hal ini dikarenakan proses akuisisi Bank BRI terhadap PT. Bringin  Sejahtera Artha Makmur (BRINS)  sudah mencapai Conditional Sales and Purchase Agreement (CSPA) alias Perjanjian Pengikatan Jual Beli Bersyarat (PPJB). Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama Bank BRI Suprajarto di Jakarta (21/06). 

“Dengan hadirnya BRINS yang bergerak di bidang Asuransi Umum tentu akan semakin melengkapi layanan keuangan yang dimiliki oleh BRI Group,” ujarnya. 

Saat ini Bank BRI telah memiliki 7 perusahaan anak yang tergabung dalam  BRI Group diantaranya BRI Syariah, BRI Agro, BRI Life, BRI Finance, BRI Ventures, BRI Remittance dan Danareksa Sekuritas. 

Dalam proses akuisisi ini, Bank BRI akan mengambil alih kepemilikan 90% saham BRINS dengan nilai Rp 1,04 Triliun atau setara  dengan 1,6 kali book value dan diperkirakan seluruh proses akan rampung pada  September 2019.

“Peluang pertumbuhan asuransi umum di Indonesia masih terbuka. Rasio Premi Bruto per PDB Indonesia berada di kisaran 0. 5% dibandingkan dengan negara ASEAN lain yang di atas 1%. Melalui perpaduan antara peluang pertumbuhan  yang besar serta potensi integrasi atau sinergi dengan BRI baik dari sisi revenue maupun  cost, transaksi ini diharapkan dapat meningkatkan value BRI ,” ungkap Suprajarto. 

BRINS merupakan anak usaha  Dana Pensiun BRI yang bergerak di bidang asuransi umum. Hingga akhir Desember 2018, BRINS membukukan laba Rp 141 Miliar, aset Rp 2,39 triliun dan pertumbuhan premi bruto tahunan pada kisaran 15%.

3 dari 3 halaman

Bidik Bisnis Remitansi, Bank BRI Sukses Bukukan Transaksi Rp 218 Triliun

PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk semakin gencar membidik bisnis pengiriman uang dari luar negeri atau remitansi. Gencarnya perseroan ke bisnis remitansi karena potensi yang besar, yakni dapat meningkatkan dana pihak ketiga (DPK) serta pendapatan dari jasa pengiriman atau fee based income. Sampai dengan Mei 2019 Bank BRI mencatatkan total volume transaksi remitansi sebesar Rp 218 triliun. Nilai ini tumbuh sebesar 14 % secara year on year (yoy).

Corporate Secretary Bank BRI Bambang Tribaroto mengatakan, transaksi tersebut menghasilkan komisi atau Fee Based Income (FBI) sebesar Rp 41,6 miliar.

"Hingga Mei 2019 transaksi Incoming TKI dari Malaysia menjadi penyumbang terbesar fee based remitansi BRI yang nilainya mencapai Rp 17,01 miliar dengan volume remitansi Rp 5,08 triliun," imbuhnya.

FBI Incoming Remittance dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) mempunyai porsi paling besar. Sampai Mei 2019 Bank BRI mencatatkan FBI sebesar Rp 34,16 milyar dengan total volume transaksi Rp 12,79 triliun yang berasal dari TKI di berbagai negara. Malaysia, Taiwan, Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.

Perseroan optimistis pasar remitansi masih memiliki prospek bisnis yang cukup bagus tahun ini dan diproyeksikan dapat terus tumbuh siginifikan.

“Dengan jaringan counterpart di luar negeri dan jaringan unit kerja yang tersebar luas, kami yakin bisa mencatatkan pertumbuhan fee based income dari remitansi mencapai Rp 140 miliar di akhir tahun ini,” jelas Bambang.

Saat ini terdapat 9.545 outlet yang terdapat di 69 Counterpart Bank BRI yang tersebar di berbagai negara. Negara-negara tersebut antara lain Amerika Serikat, Qatar, Bahrain, Singapura, Brunei, Kuwait, Yordania, Australia, Timor Leste, serta negara-negara yang merupakan kantong TKI yakni Malaysia, Taiwan, Korea, Jepang, Hongkong, Taiwan, Uni Emirat Arab, Arab Saudi.