Sukses

Bank Permata Tutup Rekening Penipuan Mengatasnamakan Sanken

Sanken sempat melaporkan kejanggalan terhadap rekening yang mengatasnamakan PT. Sanken Ultra IND di Bank Permata.

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk telah menindaklanjuti permintaan Sanken untuk segera menutup rekening atas nama PT Sanken Ultra IND yang disinyalir kerap digunakan untuk melakukan penipuan.

Head Corporate Affairs Bank Permata Richele Maramis menyampaikan, pihaknya juga kini telah bekerjasama dengan pihak berwenang seperti kepolisian untuk mendalami kasus tersebut.

"Permata Bank telah menindaklanjuti kasus ini dengan menutup rekening ini dan sedang bekerjasama dengan seluruh pihak yang berwenang. Sebagai perusahaan terbuka yang diawasi oleh regulator, kami mengikuti seluruh proses dan peraturan yang berlaku," terang dia kepada Liputan6.com, Kamis (11/7/2019).

Sebelumnya, Sanken sempat melaporkan kejanggalan terhadap rekening yang mengatasnamakan PT. Sanken Ultra IND., lantaran nomor rekening yang dipakai berubah terus dan diduga merupakan virtual account.

Atas dasar kecurigaan itu, Direktur Pemasaran PT Istana Argo Kencana (Sanken) Teddy Tjan kemudian coba menyampaikan permohonan kepada Bank Permata yang disertai surat bukti laporan penipuan dari Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Dia khawatir akan semakin banhak korban yang kena tipu daya pelaku jika kasus ini tidak ditindaklanjuti.

"Kan sudah ada surat bukti pelaporan bahwa rekening itu untuk menampung hasil kejahatan, ya Sanken sih berharap rekening tersebut segera ditutup oleh Bank Permata tanpa harus menunggu adanya permintaan dari pihak kepolisian. Ini korbannya sudah banyak lho," pintanya.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Berseliweran di Dunia Maya

Teddy menyatakan, modus penipuan baru yang membawa nama Sanken masih saja berseliweran di dunia maya. Pelaku mengimingi-imingi produk Sanken dengan harga yang jauh di luar harga resmi.

Dia menuturkan, pelaku penipuan tersebut menggunakan beberapa website yang mirip dengan website Sanken dan mengcopy isi website Sanken. Jadi ini yang membuat masyarakat terkecoh.

Ketika masyarakat tertarik untuk membeli, mereka harus mentrasfer sejumlah uang ke rekening tersebut. Namun produk tidak dikirimkan kepada konsumen yang membeli meski uang sudah ditransfer.

"Pelaku ini kalau diperhatikan suka berganti-ganti website tapi tetap ada kata Sanken-nya. Jadi seolah-olah itu website resmi Sanken. Masyarakat harus mewaspadainya karena website resmi Sanken hanya satu yaitu www.sanken.co.id," tegas Teddy.