Sukses

UMKM Asal Bandung Ini Memiliki Omzet Rp 25 Juta per Bulan

Salah satu daerah penghasil UMKM terbanyak ialah Bandung. Yap, Kota Kembang itu memang terkenal akan kerajinan tangan yang bisa menghasilkan keuntungan. Data terkini, terdapat 300 ribuan UMKM di Bandung.

Liputan6.com, Jakarta Peranan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di perekonomian nasional terhitung cukup besar. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) 2018 menunjukkan bahwa total pelaku UMKM di Indonesia mencapai 59,2 juta orang.  Jumlah tersebut tentu mampu membuat perekonomian suatu daerah bahkan negara meningkat.

Salah satu daerah penghasil UMKM terbanyak ialah Bandung. Yap, Kota Kembang itu memang terkenal akan kerajinan tangan yang bisa menghasilkan keuntungan. Data terkini, terdapat 300 ribuan UMKM di Bandung.

Dari jumlah tersebut, terdapat beberapa nama UMKM yang patut disimak yaitu Jari Hitam Ecoprint yang diusung oleh Irfan Kristiyanto dan Hijaun Daun Indonesia oleh Sinta Yuana Fitria. Intip kiat sukses mereka berikut ini.

Jari Hitam Ecoprint

Tidak mengeluh, rajin dan tekun menjadi pedoman Irfan Kristiyanto dalam membangun UMKM Jari Hitam Ecoprint. Cerita bermula saat Irfan Kristiyanto pendiri Jari Hitam Ecoprint belajar Ecoprint di Rumah Kreatif BUMN (RKB). Dari situ Ia tertarik untuk memulai usaha berlandaskan Ecoprint, bahkan Irfan rela melepas pekerjaannya.

 

Uniknya, dalam menentukan nama merek, Irfan terinspirasi jari yang dalam proses pembuatan kain selalu hitam. Akhirnya, lahir lah nama Jari Hitam Ecoprint.

Perlu diketahui, Jari Hitam Ecoprint merupakan besutan RKB dengan merek pembuatan seni olah kain dengan motif dan penwarnaan menggunakan bahan-bahan dari alam. Mulai dari daun, biji buah, kulit pohon, sampai batang kayu.

“Selama jari ini tetap hitam, maka proses pembelajaran dan pencarian tetap berlangsung. Karena ketika kita berhubungan dengan alam,semua adalah misterius didepannya,” ucap Irfan.

Kini, Jari Hitam Ecoprint sudah membuat produk yang bisa dijual. Mulai dari produk fesyen, seperti tas, baju, dan dress.

“Ya hanya lebih fokus ke pembuatan kainnya,” ujar Irfan.

Hampir setahun Jari Hitam Ecoprint berdiri, kini Irfan mendapatkan omzet Rp 15 juta – Rp 25 juta perbulan.

Mengenai UMKM miliknya, Irfan melanjutkan bawah kerja kerasnya dalam membangun usahanya tersebut karena didukung dan dipermudah oleh Bank BRI.

“Selain bisa memberikan pinjaman modal BRI juga sering memberikan berbagai pelatihan dan pendampingan kepada pelaku UMKM dunia Kreatif dan wadah pameran tentunya,” ujar Irfan.

Hijau Daun Indonesia

Salah satu UKM di Bandung yang menarik perhatian ialah Hijau Daun Indonesia. Berdiri sejak 2017 silam, UKM tersebut merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jual beli tanaman hias terutama kokedama, aksesori tanaman hias, seperti pot semen, standing pot, pot keramik, dan pot teracota.

“Kami juga menyediakan jasa untuk pelatihan pembuatan kokedama, dekorasi yg bertema ‘Green Decoration’ rental tanaman hias dan jasa pembuatan landscape,” ujar Sinta Yuana.

Dalam membangun Hijau Daun Indonesia, Sinta mengawali keinginan dirinya menghias rumahnya dengan tanaman hijau.

“Kami memproduksi Kokedama. Hal itu merupakan teknik menanam dengan media tanam lumut. Cara ini merupakan seni tradisional Jepang. Koke artinya lumut Dama artinya Bola. Kokedama berbentuk bulat sesuai dengan nama bekennya “Moss Ball”,” tutur Sinta.

Mengenai tanaman itu, lanjut Sinta bahwa tanaman Kokedama tidak memerlukan pot lagi. Bulatan kokedama tersebut merupakan media tanam agar tanaman hidup dan berkembang.

“Tanaman kokedama pertumbuhannya lambat (semi bonsai) jadi gak perlu takut tanaman akan tumbuh menjadi besar. Kokedama sangat cocok untuk menghiasi meja kerja, meja tamu, dinding rumah yang kosong atau juga bisa dijadikan properti foto yang unik dan kekinian,” ujar Sinta.

Selain itu, Sinta melanjutkan, Hijau Daun juga menjadi salah satu solusi bagi masyarakat urban yang membutuhkan keindahan dan kenyamanan dilahan yang sempit dengan perawatan yang mudah.

“Sesuai tag line kami “Go Green Ga Pake Ribet,” tutur Sinta.

Dalam perjalanan Hijau Daun, Sinta mengatakan belum bisa dikatakan dikatakan sukses. Pasalnya, menurut dia masih banyak hal yang perlu dibenahi dan diperbaiki.

“Namun untuk UMKM yang baru branding, kami sudah cukup baik, karena produk yang kita tawarkan adalah sesuatu yang unik dan dapat menjawab kebutuhan masyarakat urban akan lahan hijau sempit dengan perawatan yang mudah dan gampang.

Selian itu, Sinta mengutarakan bahwa dalam menjalankan usahanya itu diberikan kemudahan oleh Bank BRI. Ia mengaku mendapatkan kemudahan dalam memperoleh informasi untuk meningkatkan kemampuan untuk ‘naik kelas’ atau menjadi entrepenuer.

“Ya Bank BRI memberikan pelatihan yang diadakan oleh RKB BRI. Selain itu, kami juga seringkali ikut event yg diadakan oleh Bank BRI, jadi sangat terbantu,” imbuh Sinta.

Selain itu, Sinta mengatakan banyak pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan digital marketing perlu ditingkatkan lagi dan pendampingan dari pihak BRI agar Hijaun Daun menjadi terbaik.

“Produk kami bisa dibeli secara online melalui IG dan Tokopedia. Offline store kami ada di Carla Living PVJ dan Festival Citylink dan workshop kami di Jalan kembar timur I no 24,” imbuh Sinta.

Bicara omzet, Sinta mengatakan bahwa sejak berdiri sampai sekarang, ia mendapatkan omzet sebesar Rp 10 Juta Per bulan.

Apabila Anda ingin membuat UMKM milikmu 'naik kelas', Anda bisa mengikuti jejak para pelaku UMKM di atas dengan bergabung bersama RKB BRI. Anda bisa menghubungi Kantor Cabang RKB BRI yang ada di kota Anda masing-masing.

Untuk Bandung, Anda dapat menghubungi KC Supervisi Bandung Setia Budi, Mess BRI Jl Jurang No. 50 A, Kelurahan Pasteur, Kecamatan Sukajadi. 

 

(*)