Sukses

Keluarga Samsung Merajai Daftar Orang Terkaya Korsel

Bos Samsung dan anak-anaknya mendominasi daftar orang terkaya di Korea Selatan.

Liputan6.com, Seoul - Samsung berhasil membawa satu bapak dan tiga anaknya ke daftar orang terkaya di Korea Selatan. Mereka adalah keluarga Lee yang memiliki total kekayaan USD 25,9 miliar atau Rp 362.7 triliun (USD 1 = Rp 14.006).

Yang paling kaya adalah Lee Kun Hee (77) dengan kekayaan USD 16,8 miliar (Rp 235,3 triliun). Lee juga merupakan orang terkaya di Korsel, meski kekayaannya turun puluhan triliun dari tahun lalu.

Selanjutnya ada Lee Jae Yong (51) dengan kekayaan USD 6,1 miliar (Rp 85,4 triliun). Ia adalah putra Lee Kun Hee dan jabatannya saat ini adalah wakil pemimpin Samsung Electronics.

Walau sedang tersangkut masalah hukum karena kongkalikong dengan mantan Presiden Park Geun Hye, pria ini masih melenggang sebagai orang terkaya nomor enam di Korsel. Ia juga pemimpin de facto Samsung setelah bapaknya jatuh sakit akibat serangan jantung.

Dua putri trah Samsung, yakni Lee Seo Hyun (48) dan Lee Boo Jin (45) juga berhasil menembus daftar orang terkaya di Korsel.

Lee Seo Hyun berada di peringkat 24 dengan kekayaan USD 1,48 miliar (Rp 20,7 triliun). Lulusan Parsons School of Design di New York ini fokus kepada Samsung Welfare Foundation yang dibangun bapaknya.

Ada pula Lee Boo Jin yang merupakan putri sulung keluarga ini. Dirinya menjabat sebagai penasihat bagi Samsung C&T. Tetapi, ia juga merupakan presiden dan Hotel Shilla yang berpengaruh di Korsel.

Mengingat kakak lelakinya yang terlilit kasus hukum, terdapat spekulasi bahwa Lee Boo Jin akan menjadi penerus Samsung yang sebenarnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Waspada, 10 Juta Pengguna Android Instal Aplikasi Samsung Palsu

Baru-baru ini, muncul sebuah aplikasi Android yang menjanjikan pengguna perangkat Samsung mendapatkan pembaruan firmware dan keamanan.

Namun pada kenyataanya, aplikasi yang bernama 'Update for Samsung' itu bakal mengarahkan pengguna ke sebuah laman penuh dengan iklan.

Tak hanya itu, pembuat aplikasi Samsung palsu itu juga bakal menagih bayaran bilamana pengguna Android ingin mengunduh update firmware. 

Mengutip laporan Aleksejs Kuprins, CSIS Security Group via The Next Web, Sabtu (6/7/2019), aplikasi 'Update for Samsung' ini sudah diunduh lebih dari 10 juta kali.

"Selain penuh dengan iklan dan tidak berafiliasi dengan Samsung, aplikasi ini menawarkan layanan langganan berbayar untuk bisa mengunduh firmware yang dimaksud," tulis Kuprins.

Ia menambahkan, "Pengguna bisa berlangganan setahun untuk bisa men-download update firmware Samsung seharga Rp 492 ribu, padahal pembaruan firmware itu gratis."

Informasi, aplikasi Android palsu seperti ini tidak hanya menipu kamu untuk mendapatkan uang dengan cepat, tetapi juga berpotensi mencuri data pribadi.

Berkaca dengan semakin maraknya peredaran aplikasi palsu dan berbahaya, Google memang harus meningkatkan keamanan di Play Store untuk menghindari semakin menjamurnya aplikasi-aplikasi semacam itu.  

3 dari 3 halaman

Bos Samsung Akui Terburu-buru Rilis Galaxy Fold

 Galaxy Fold, smartphone layar lipat dari Samsung digadang-gadang akan menjadi perangkat revolusioner di tahun ini. Hal itu bukannya tanpa alasan sebab perangkat ini dapat diubah menjadi tablet maupun smartphone. 

Namun smartphone ini ternyata menyimpan sejumlah masalah, sehingga Samsung harus menunda peluncurannya dan menarik sejumlah unit yang ada di reviewer teknologi.

Menanggapi persoalan tersebut, CEO Samsung, DJ Koh, akhirnya angkat bicara dalam sebuah sesi wawancara di Korea Selatan. Berdasarkan laporan The Independent, dia mengaku terburu-buru saat memperkenalkan Galaxy Fold. 

"Ini memalukan. Saya memperkenalkannya sebelum (Galaxy Fold) siap," tuturnya seperti dikutip dari The Next Web.

Dia juga mengatakan ternyata ada beberapa hal yang luput dari pengamatan, sebelum Galaxy Fold diperkenalkan publik.

Kendati demikian, Koh menyebut Samsung tengah melakukan proses perbaikan. Saat ini, Koh mengatakan, ada lebih dari 2.000 perangkat yang sedang diuji coba dari berbagai aspek.

"Kami sedang mengulas semua masalah. Bahkan beberapa masalah yang tidak kami pikirkan, terima kasih untuk para reviewer. Pengujian dalam skala besar masih terus berlangsung," tutur Koh.

Koh sendiri kini belum dapat memberikan kapan smartphone ini akan meluncur ke publik. Akan tetapi, petinggi Samsung lain menyebut masalah di layar Galaxy Fold sudah diketahui.