Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal menilai Presiden terpilih Joko Widodo perlu merombak jajaran menteri ekonomi di kabinet. Ia menilai menteri sektoral banyak yang berkinerja buruk.
Menurut Fithra, pemilihan menteri yang berkualitas dapat menjadi langkah awal yang baik dari pemerintahan Jokowi di periode 2. Sebab, selama ini ada menteri yang kinerjanya membebankan ekonomi.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi menteri-menteri yang berkinerja buruk sekarang direshuffle dan diganti dengan yang lain yang punya ekspektasi positif," ujarnya kepada Liputan6.com, Minggu (14/7/2019).Â
Fithra menyebut para menteri yang harus diganti ada lima, yaitu, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri.
"(Kinerja) seringkali mentok di kementerian sektor riil, Kinerja kementerian perekonomian secara umum sudah on the track, yang buruk sektoral," ucapnya.
Fithra menyebut keseriusan pemerintah dalam membenahi ekonomi akan tampak lewat penunjukan menteri yang profesional, dan bukan menteri jatah partai politik.
Penunjukan menteri profesional juga bisa menjadi follow up yang positif dari pertemuan Jokowi dan Prabowo yang tak memberi solusi jangka panjang dan belum bisa memberi kepastian kepada investor. Selama ini, kinerja menteri Jokowi yang buruk dinilai membuat investor menjadi ragu-ragu.
Fithra juga menyarankan adanya program magang untuk para menteri selama dua sampai tiga bulan. Dengan begitu kinerja mereka dapat dinilai lebih dahulu.
"Kalau bisa memagangkan menteri-menteri. Jadi menteri-menteri yang berkinerja buruk sekarang direshuffle dan diganti dengan yang lain yang punya ekspektasi positif dan bisa dilihat kinerja dua-tiga bulan ke depan," pungkasnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menteri Baru Jokowi Harus Mampu Tekan Defisit Anggaran
 Presiden Jokowi saat ini tengah menyusun jajaran menteri yang akan masuk ke dalam kabinet baru untuk periode 2019-2024. Sementara orang nomor satu RI itu merancang nama, wacana perihal siapa saja yang bakal datang dan bertahan di dalam kabinet periode dua nanti terus bergulir.
Dalam kemelut itu, Ekonom Bank Permata Josua Pardede coba memberi masukan kepada Jokowi agar bisa memilih menteri dan pemerintahan yang mampu menjaga ketahanan perekonomian Indonesia, sehingga cukup tahan dalam menghadapi ancaman ketidakpastian perekonomian global.
"Tantangan perekonomian Indonesia dalam lima tahun mendatang masih akan muncul dari domestik dan eksternal. Dari internal, upaya perbaikan defisit transaksi berjalan secara struktural perlu dilanjutkan, mengingat isu perang dagang dan kebijakan proteksionisme pada perekonomian global akan menghambat kinerja ekspor," jelasnya kepada Liputan6.com, Sabtu kemarin.
Selain itu, ia menambahkan, upaya peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang selanjutnya akan meningkatkan produktivitas nasional juga perlu terus dilakukan Jokowi, agar daya saing industri nasional meningkat.
"Itu juga selanjutnya akan mendorong peningkatan konsumsi domestik dan investasi ke dalam negeri," ujar Josua.
Advertisement
Banyak Menteri Bertahan
Presiden Jokowi juga memastikan akan segera mengumumkan nama-nama menteri yang akan mengisi kabinet kerja jilid II.
Hal itu ia sampaikan pada Pameran Kain dan Kerajinan Karya UMKM Bank Indonesia (BI) yakni Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Convention Centre (JCC).
"Kita sudah kantongi nama-namanya. Blueprint-nya sudah ada. Segera akan diumumkan," tuturnya di JCC, Jumat, 12 Juli 2019.
Tak hanya itu, Jokowi mengungkapkan, pihaknya juga ingin mencari generasi muda dari kalangan partai politik (parpol) hingga profesional untuk menjadi menteri dalam kabinet kerja.
"Saya minta dari partai ada yang muda. Ada yang profesional juga. Kalau enggak ada partai kita cari sendiri dari profesional, profesional sekarang banyak," ujarnya.
Selain itu Jokowi juga menegaskan banyak sejumlah menteri yang saat ini masih menjabat akan lanjut pada periode Jokowi Jilid II.
"Menteri yang bertahan banyak. Ya nanti dilihatlah," kata dia.