Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memastikan penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Elpiji di Maluku Utara berjalanan normal. Pada Minggu kemarin, gempa bumi dengan magnitudo 7,2 mengguncang wilayah Maluku Utara dan berpusat di 62 km Timur Laut Kota Labuha.
Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan, sarana dan fasilitas penyaluran BBM dan Elpiji Pertamina tidak mengalami kerusakan akibat gempa, sehingga layanan komoditas energi tersebut masih berjalan normal.
"Untuk kondisi sarana dan fasilitas Pertamina aman," kata Fajriyah, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Unit Manager Communication, Relations, & CSR MOR VIII Pertamina, Brasto Galih Nugroho, menyampaikan bahwa Pertamina terus memantau kondisi di seluruh wilayah operasional Pertamina di Maluku Utara.
“Seluruh sarana dan fasilitas Terminal BBM, Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) dan Lembaga Penyalur di wilayah Maluku Utara dilaporkan tidak mengalami kerusakan, baik infrastuktur bangunan maupun fasilitas penyaluran di lapangan sehingga operasional pagi ini berjalan normal,” ujar Brasto.
Pertamina terus memantau situasi terkini di wilayah serta berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat, untuk memastikan penyaluran BBM ke lembaga penyalur berjalan dengan lancar tanpa kendala.
Untuk pelayanan ke konsumen terdapat 57 SPBU, 8 agen minyak tanah, dan 2 agen Elpiji yang tersebar di wilayah Maluku Utara.
Di wilayah Maluku Utara, Pertamina memiliki 4 Terminal BBM (TBBM) dan satu DPPU yakni TBBM Ternate, TBBM Tobelo, TBBM Sanana, TBBM Labuha, dan DPPU Babullah Ternate.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
160 Bangunan Rusak Akibat Gempa di Maluku Utara
160 bangunan dilaporkan rusak akibat gempa 7,2 magnitudo yang mengguncang wilayah Halmahera Selatan, Maluku Utara pada Minggu 14 Juli 2019 sore.
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono mengungkapkan, berdasarkan hasil pengamatan, gempa Halmahera Selatan berpotensi merusak.
"Laporan terbaru menunjukkan bahwa gempa yang terjadi menimbulkan banyak kerusakan bangunan rumah. Tercatat sedikitnya 160 bangunan rumah mengalami kerusakan," kata Daryono dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com di Jakarta, Senin (15/7/2019).
Menurut Daryono, secara tektonik wilayah Halmahera Selatan termasuk kawasan seismik aktif gempa. Ia mengatakan, gempa yang sering terjadi di Halmahera Selatan tercermin dari peta seismisitas regional dengan klaster aktivitas gempanya cukup padat.
"Sesar Sorong-Bacan inilah pemicu Gempa Halmahera Selatan," ucap Daryono.
BACA JUGA
Di sisi lain, Daryono mengimbau, agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, khususnya mengenai gempa.
"Untuk sementara warga masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Dikhawatirkan masih terjadi gempa susulan yang kekuatannya signifikan. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum anda kembali kedalam rumah," terang Daryono.
Advertisement