Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya berencana akan menerbitkan surat utang atau obligasi pada tahun depan. Penerbitan obligasi tersebut untuk mendorong laju pembangunan Jawa Barat termasuk mendukung perkembangan ekonomi kreatif.
Menurut Ridwan Kamil, tidak hanya Jawa Barat yang berencana menerbitkan surat utang tetapi juga Jawa Tengah.
"Sedang dengan OJK, jadi dengan Jawa Tengah dengan Pak Ganjar juga kita sering diskusi. Jadi Jateng Jabar salah satu provinsi yang siap," ujarnya di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin (15/7).
Advertisement
Baca Juga
Persyaratan untuk mengajukan surat utang adalah harus memiliki opini laporan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kedua provinsi ini pun sudah memperoleh WTP berkali-kali.
"Kan salah satu syaratnya WTP nya berkali-kali lah ya. Jadi dari sisi keuangan kita aman, sehingga pasti kita akan membayar kewajiban pada waktunya," jelas Ridwan Kamil.
Dia menambahkan, untuk mendorong percepatan pembangunan daerah tidak efisien jika hanya mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Tetapi dibutuhkan tambahan energi melalui penerbitan surat utang.
"Kalau ngandelin hanya APBD, ibaratnya mobil. Jabar ini kecepatannya hanya 50 km per jam. Tapi dengan obligasi daerah, dengan public private partnership itu bisa naik 80 km per jam jadi bisa ngebut. Sekarang pun sudah 5,6 persen pertumbuhan ekonomi. Apalagi kalau ada obligasi daerah dan pengembangan KEK. Strategi saya menggabungkan pertumbuhan dan cara membiayai pembangunan," tandas Ridwan Kamil.
Â
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ridwan Kamil Minta Warga Hemat Air Selama Kemarau
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Kang Emil mengajak seluruh warga Jawa Barat untuk menghemat air selama musim kemarau tahun ini.
"Untuk yang sifatnya air bersih kita mengimbau agar masyarakat menghemat air," kata Emil dikutip Antara, Jumat (5/7/2019).
Dia mengatakan berdasarkan keterangan BMKG puncak musim kemarau tahun 2019 akan terjadi di bulan September dan biasanya musim kemarau ini memiliki dua dampak.Â
Dampak yang pertama, kata dia, ialah terhadap suplai air bersih yang biasa digunakan oleh warga dan juga dampak irigasi di pertanian.
"Dan kita sudah punya SOP kepada PDAM di seluruh Jabar untuk menyediakan layanan ekstra di antaranya menjual air yang harganya terjangkau dengan jemput bola. Jadi mendatangi daerah-daerah atau titik warga yang membutuhkan air bersih," katanya.
Sedangkan terkait dengan kekeringan yang melanda persawahan, lanjut Emil, pihaknya telah berkoordinasi dengan PSDA agar memonitor penurunan debit air di sistem irigasi.
"Tolong diatur debitnya tidak sederas musim penghujan. Jadi aliran tetap ada tetapi dengan jumlah volume yang dihemat dan dikurangi kepada yang benar-benar kering," katanya.
Jika sudah mendesak dan wilayah terdampak kekeringan meluas, kata Emil, pihaknya juga akan mencarikan solusi lain untuk mengatasi kekeringan yakni dengan melakukan rekayasa cuaca.
"Yang tentunya harus dilihat efektivitas karena harganya juga tidak murah tapi bukan tidak mungkin itu jadi solusi untuk daerah daerah yang kondisi ekstrem," katanya menambahkan.
Advertisement
Masuk Bursa Capres 2024, Ini Kata Ridwan Kamil
Survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyatakan sejumlah nama tokoh nasional dan daerah berpotensi menjadi calon presiden di 2024. Salah satu nama yang muncul yaitu Gubernur Jawa Barat Muhammad Ridwan Kamil.
Merespons survei tersebut, Ridwan Kamil menegaskan saat ini dirinya masih ingin fokus untuk menjalankan tugasnya sebagai gubernur dan belum terpikirkan untuk ikut serta dalam kontestasi di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Pertama ini masih 2019, sudah ngomongin (Pilpres) 2024 dan itu kalau menurut saya terlalu jauh. Untuk saya pribadi, saat ini saya masih fokus sebagai gubernur Jawa Barat," kata Ridwan Kamil di Gedung Negara Pakuan Bandung, Rabu, 3 Juli 2019.
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil ini menyatakan dirinya adalah seorang gubernur baru yang merasa belum mempunyai pengalaman mendalam untuk mengurus hal-hal multidimensi.
"Saya ini masih gubernur baru, saya masih belum punya pengalaman mendalam dalam mengurusi multidimensi. Jadi untuk saya pribadi, saya fokus sebagai gubernur Jabar yang membawa kemajuan perubahan dan nanti lihat di akhir masa jabatan saya," kata dia.
Namun demikian, Emil mengaku tidak menutup diri bila ada pihak yang menginginkan dirinya bakal maju sebagai capres atau caawapres di 2024. Yang terpenting, kata dia, saat ini dia ingin fokus bekerja sebagai Gubernur Jawa Barat.
"Kalau masyarakat banyak yang mengapresiasi dan ada hasilnya, saya kira hal-hal lain bisa mengikuti. Jadi intinya tidak saya pikirkan (maju menjadi capres). Itu masih jauh," kata dia.
Mantan Wali Kota Bandung ini menilai masih banyak tokoh muda potensial lainnya di Indonesia yang dinilainya lebih pantas menjadi capres di Pilpres 2024.
"Masih banyak yang lebih laik. Untuk kondisi sekarang sekarang saya lebih fokus untuk mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin," Ridwan Kamil menandaskan.Â