Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Garuda Berjangka, Ibrahim menuturkan ada tiga alasan mengapa harga emas di pasar spot akan tertekan pada pekan ini.
Dia menjelaskan, salah satu penyebab tertekanya harga emas global ialah rilisnya data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tercatat positif.
"Emas turun karena apresiasi dolar AS disebabkan oleh rilis data ekonomi yang positif. The Fed melaporkan, angka pembacaan awal indeks manufaktur untuk negara bagian New York periode Juli ada di 4,3. Jauh membaik ketimbang Juni yang -8,6. Angka 4,3 juga di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 2," tuturnya Selasa (16/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Ibrahim, data ekonomi AS yang masih bagus membuat peluang penurunan suku bunga acuan menjadi mengecil, meski probabilitasnya tetap masih sangat tinggi.
"Jadi, masih ada harapan The Fed tidak jadi menurunkan suku bunga acuan walau amat sangat tipis sekali. Oleh karena itu, dolar AS masih mampu menguat meski di rentang terbatas," ujarnya.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sentimen Jepang dan Iran
Selain itu dia memaparkan, rilis data manufaktur Jepang dan meredanya ketegangan Timur Tengah menarik harga emas untuk terkoreksi.
"Rilis data manufaktur Jepang yang bagus dan data positif lainnya dari China, membuktikan permintaan yang kuat di kalangan investor untuk penyimpanan nilai alternatif dalam lingkungan yang ditandai dengan penurunan hasil menjelang penurunan suku bunga Federal Reserve yang diharapkan," katanya.
Di sisi lain, kata Ibrahim, meredanya ketegangan di timur tengah antara Iran dan AS yang siap untuk kembali berunding mengenai senjata nuklir juga memiliki andil dalam pergerakan harga emas.
"Dengan data fundamental tersebut wajar kalau harga emas kembali terkoreksi," pungkas dia.
Advertisement