Sukses

Blok Masela Bakal Produksi 10,5 Juta Metrik Ton Gas per Tahun

Inpex targetkan Blok Masela mulai produksi pada paruh kedua dekade 2020-an.

Liputan6.com, Jakarta - Inpex Corporation menyiapkan sumber pendanaan untuk menggarap Blok Masela. Nilai investasi proyek lapangan gas abadi tersebut hampir USD 20 miliar yaitu sekitar USD 18,5-USD 19,8 miliar atau setara dengan Rp 267,8 triliun (kurs Rupiah 13.949 per dolar AS).

‎Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto mengatakan, ‎pendanaan untuk menggarap Blok Masel berasal dari beberapa sumber, diantaranya dari kas internal perusahaan untuk memodali kegiatan pencarian migas.

"It‎u nanti akan dilaksanakan oleh mereka, untuk offshore menggunakan dana mereka sendiri," kata Dwi, di Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Pada kesempatan terpisah, President dan CEO Inpex Takayuki Ueda menambahkan ‎untuk sumber pendanaan fasilitas pengolahan gas menjadi gas alam cair (Liquified Natural Gas/LNG) berasal dari pinjaman dengan skema Trustee Borrowing Scheme (TBS).

"Fasilitas LNG atau untuk fasilitas energi di indonesia kita pikirkan dengan skema Trustee Borrowing Scheme‎," ujarnya.

Setelah POD Blok Masela disetujui Pemerintah Indonesia, Inpex Masela anak usaha Inpex Corporation yang ditugaskan mengelola ‎Blok Masela akan melanjutkan membuat desain rinci (Front End Enginering Design/FEED). ‎‎

Menurut Ueda,‎ setelah menempuh tahap FEED, kemudian dilanjutkan dengan tahapan FID dan pengadaan teknis konstruksi (Enginering, Procurment and Construction/EPC) kemudian dilanjutkan dengan produksi pada periode 2027 atau 2028.

"Kami menargetkan untuk memulai produksi pada paruh kedua dekade 2020-an," ungkap dia.

‎Total kapasitas produksi gas yang akan diproduksi oleh Inpex setiap tahunnya adalah sebesar 10,5 juta Metrik Ton (MT) dengan rincian sebanyak 9,5 juta MT per tahun untuk gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG) dan sebanyak 150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) disuplai untuk kebutuhan domestik.

Selain itu, Blok Masela juga memproduksi kondensat dengan produksi rata-rata perhari 35 ribu barel per harui (bph) yang akan mulai berproduksi ditargetkan pada 2027.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Pemerintah Setujui Proposal Pengembangan Lapangan Gas Abadi Masela

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan bahwa Pemerintah ‎Indonesia sudah menyetujui rencana pengembangan  atau Plan of Development (POD) Blok Masela yang ditawarkan atau diajukan oleh Inpex Corporation.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, POD yang telah ditandatangani pada 5 Juli 2019. Rencana pengembangan tersebut berisi acuan besaran nilai dan target investasi.  Selain itu, proposal tersebut juga mengatur mengenai insentif dan penetapan bagi hasil.

"Jadi enggak boleh lebih dari itu. Kalau ada lebih harus diurus. Kemudian insentif apa, berupa tax, split, investment credit, untuk supaya mencapai tingkat keekonomian sesuai dengan cost," kata Dwi, di Jakarta, Selasa (16/7/2019).

Menurut Dwi, dalam POD juga ditetapkan skenario sebagian sumber pendanaan proyek‎ berasal dari internal kontraktor. "Kemudian di situ akan menyangkut masalah skenario pendanaan segala macam, yang akan dilaksanakan oleh kontraktor. Dengan skenario itu semua Pak Menteri menyetujui," tuturnya.

Untuk menetapkan penyerap gas ‎yang dihasilkan dari Blok Masela, SKK Migas akan menyerahkan sepenuhnya ke Inpex sebagai operator lapangan gas abadi ini. Namun, pemerintah melalui SKK Migas memiliki kewenangan untuk menyetujui alokasi penjualan gasnya.

"Itu kan yang lead-nya Inpex, ya itu nanti terserah Inpex, kalau Inpex ditunjuk sebagai penjual produk, itu kan ditender juga nanti, network Shell ikut ya silahkan saja,"‎ tandasnya.  

3 dari 3 halaman

PGN Jajaki Serap Gas dari Blok Masela

Sebelumnya, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mencari sumber gas potensial, diantaranya sedang menjajaki produksi gas dari Blok Masela. Perusahaan tersebut selalu terbuka, untuk menjalin komunikasi dengan operator gas hulu.

Direktur Pemasaran PGN Danny Praditya mengatakan, keberadaan Blok Masela sangat memungkinkan sebagai pondasi baru bagi penyediaan gas bumi domestik. Akan tetapi, sejauh ini PGN baru tahap menjajaki kemungkinan kerja sama untuk pemanfaatan gas dari Blok Masela.

“Apalagi dengan menyandang status sebagai Sub Holding Gas, maka peran komersialisasi dan monetisasi gas bumi adalah tugas PGN,” kata Danny, di Jakarta, Kamis (27/6/2019). 

Untuk sampai tahap finalisasi, menurut Danny masih membutuhkan proses yang panjang. Sebab, PGN harus memperoleh data dan informasi detil terkait perkembangan Blok Masela terlebih dulu.

Selain itu, terdapat proses kajian yang lebih mendalam untuk proses kerjasama nantinya. Hal-hal seperti pengadaan modal, volume produksi, hingga perkiraan harga, mesti dikaji lebih terperinci.

“Ini baru tahap penjajakan, ke arah kerja sama masih panjang prosesnya,” tutur Danny.

Danny juga menjelaskan, pasokan gas dari Lapangan Abadi ini sangat potensial untuk menjaga pasokan keperluan gas domestik. Hanya saja, perlu ada kajian keekonomian yang lebih rinci lagi.

"Ya untuk kesinambungan pasokan di domestik tentunya itu cukup signifikan ya, tinggal nanti keekonominannya seperti apa," ujar Danny.

Di sisi lain, PGN menganggap pemanfaatan Blok Masela sebagai potensial portofolio pasok yang akan menjamin pasokan di domestik. Intinya, lanjut Danny, untuk pengelolaan gas pastinya PGN aktif melibatkan diri.

“Sub Holding Gas memang sudah seperti itu tugasnya, kini pengelolaan infrastruktur pun gas bumi sudah di PGN,” tandasnya.