Sukses

AMMDes Incar Pasar Timor Leste dan Papua Nugini

Tingkat kandungan komponen lokal AMMDes telah mencapai 75 persen dan melibatkan 70 industri komponen.

Liputan6.com, Jakarta - Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) atau yang juga dikenal dengan mobil pedesaan tidak hanya akan dijual di dalam negeri. Kendaraan ini rencananya juga akan dipasarkan ke negara lain, seperti Timor Leste dan Papua Nugini.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Ditjen ILMATE Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika mengatakan, sejak diluncurkan secara resmi oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Agustus 2018, pengembangan AMMDes mengalami kemajuan yang signifikan dan telah memasuki tahap produksi massal. AMMDes juga terbukti mampu memenuhi berbagai kebutuhan aktivitas peningkatan ekonomi masyarakat di pedesaan.

 

“Selain dampak positif di bidang ekonomi, program AMMDes juga membuka peluang bagi pelakuindustri dalam negeri untuk menguasai kemampuan bidang penelitian dan pengembangan sertarancang bangun, sekaligus memberikan efek berganda pada industri komponen,” ujar dia di Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Dia menjelaskan, hingga saat ini, tingkat kandungan komponen lokal AMMDes telah mencapai 75 persen dan melibatkan 70 industri komponen yang sebagian besar merupakan sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM).

“Dengan kapasitas produksi 3.000 per tahun dan akan terus bertambah sesuai dengan permintaanpasar, AMMDes juga didorong untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor Timor Leste dan Papua Nugini serta untuk memenuhi kebutuhan sekitar 10 ribu unit di 49 negara Afrika,” tuturnya.

Putu menambahkan, sampai saat ini, Kemenperin telah berhasil mengembangkan beberapa bisnismodel AMMDes bagi kegiatan usaha masyarakat, antara lain AMMDes untuk produksi air bersih dan air minum bagi penanganan bencana di Sulawesi Tengah, AMMDes untuk pengangkutan pisang di Lampung, serta AMMDes untuk kebutuhan penyosohan beras di Jawa Tengah.

“Jadi, berbagai aplikasi AMMDes yang sudah dikembangkan, di antaranya untuk penjernih dan airminum, ambulance feeder, penyosoh beras, pompa irigasi, generator listrik, pembuat ice flake,pengolah kopi dan pascapanen pisang,” sebutnya.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Alat Mobilitas yang Multifungsi

Presiden Direktur PT Kreasi Mandiri Wintor Indonesia (KMWI) Reiza Treistanto menyampaikan, AMMDes mempunyai model dasar yang dilengkapi dengan flat deck dan fitur power take off (PTO).

“Mesin diesel yang digunakan pada model ini telah mengalami penyesuaian untuk mendapatkan performa yang lebih baik di medan off road dan berbukit,” jelasnya.

Model ini juga mengaplikasikan sistem penggerak tunggal yang dirancang dengan kecepatan maksimal 30 km per jam dan kapasitas silinder sebesar 650 cc atau setara dengan 14 HP.

Reiza mengemukakan, pihaknya bertekad untuk terus mendorong pengembangan teknologi Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) agar dapat bermanfaat secara inklusif dan berkelanjutan. Tujuan utamanya adalah meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di pedesaan.

“AMMDes itu sebagai alat mobilitas yang multifungsi. Jadi, satu alat, beragam manfaat,” tandasnya.

 

3 dari 3 halaman

AMMDes Ambulance Feeder Mulai Beroperasi di Kabupaten Lebak

Kementerian Perindustrian meluncurkan program Pilot Project Peningkatan Pelayanan Transportasi Rujukan Kesehatan melalui pemanfaatan AMMDes di Kabupaten Lebak, Banten. Dalam program ini, dua unit AMMDess disulap menjadi ambulance feeder dengan nama "Jamilah" yang memiliki arti Jemput Antar Ibu Hamil Bermasalah.

"Pemanfaatan AMMDes ambulance feeder ini untuk membantu masyarakat dalam mengurangi angka kematian ibu dan bayi yang cukup tinggi di Kabupaten Lebak akibat kondisi jalan-jalan desa yang minim infrastruktur dan topografi yang sulit dan berbukit yang tidak dapat dijangkau oleh ambulans konvensional," terang Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, Putu Juli Ardika di Kantor Bupati Lebak, Banten, Selasa (16/7/2019).

Dalam mewujudkan program ini, Kemenperin menggandeng Kemenperin menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Lebak, USAID Jalin, PT. Samudera Marine Indonesia, PT. Kreasi Mandiri Wintor Indonesia dan PT. Kreasi Mandiri Wintor Distributor.

Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menyampaikan, angka kematian ibu hamil di Lebak menempati peringkat keempat di Provinsi Banten. Sementara angka kematian bayi, menempati peringkat kedua di Provinsi dengan luas 9.662,92 km2 tersebut. Dengan adanya Jamilah, diharapkan dapat membantu dalam penanganan kesehatan ibu hamil.

"Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dimana Kabupaten Lebak menjadi pilot project terkait dengan ambulance feeder dari AMMDes. Kami harapkan adanya alat bantu ini untuk memudahkan atau meminimalisir kematian ibu dan anak yang tentunya menjadi persoalan bagi kita semua," ujar Iti.