Liputan6.com, Jakarta - Boeing telah menyiapkan dana sebesar USD 50 juta atau Rp 697,5 miliar (Kurs USD 1 = Rp 13.950) untuk para keluarga korban 737 MAX.
Dilansir dari laman CNN, dana yang disiapkan oleh Boeing ini merupakan setengah dari kisaran yang dijanjikan Boeing pada awal Juli lalu yaitu sekitar USD 100 juta atau Rp 1,3 triliun.
Tentunya hal ini membuat para keluarga korban tidak terima dan mulai mengajukan kritik serta menimbulakan banyak pertanyaan. Salah satunya oleh Bob Clifford, salah satu pengacara pihak keluarga 737 MAX pada Maret 2019 di Ethiopia.
Advertisement
Baca Juga
Baginya hal yang dilakukan Boeing sungguh tidak jujur dan tidak konsisten. "Tawaran USD 100 juta sungguh tidak jujur dan tidak jelas," ujar Clifford.
Clifford menambahkan cara Boeing memilih Kenneth Feinberg sebagai salah satu lembaga yang akan mendistribusikan dana merupakan salah satu hal yang dilakukan oleh Boing dengan benar.
Namun, tetap saja ketidak jelasan akan dana yang diberikan kepada para keluarga korban tetap menjadi permasalahan.
"Jika ingin memberikan bantuan secara nyata, mereka harus bekerja sama juga dengan mitra asuransi dari Ethiopian Airlines untuk mempercepat penyaluran kepada pihak keluarga," tambahnya.
Namun sayangnya, menurut Clifford saat ini Boeing malah membuat hal ini menjadi lebih sulit.
Boeing Menunjuk Dua Firma Hukum untuk Membantu Proses Pemberian Dana
Sebagai tambahan informasi, pada awal Juli lalu Boeing berjanji akan memberikan USD 100 juta untuk mendukung biaya pendidikan, termasuk biaya kuliah atau sekolah lainnya untuk anak-anak korban, serta biaya hidup bagi mereka.
Namun pada Rabu lalu, Boeing mengeluarkan pengumuman yang mengejutkan yaitu hanya akan memberikan setengah dari dana yang sebelumnya dijanjikan yaitu sebesar USD 50 juta. Dana ini nantinya hanya akan memberikan bantuan keuangan jangka pendek kepada keluarga korban.
"Dua kecelakaan tragis ini tentunya terus menghantui kami semua di Boeing, kami turut berduka atas apa yang menimpa dengan para keluarga korban." ujar CEO Boeing Dennis Muilenburg.
Boeing nantinya akan membayar firma hukum Kenneth Feinberg, dan Camille Biros untuk mempercepat proses penyaluran dana untuk keluarga atau kerabat dari 346 orang yang menjadi korban 737 MAX.
"Kami berharap dengan kerja sama dengan Feiberg dan Biros bisa membuat proses pemberian dana tersebut menjadi lebih cepat dan efisien," tambahnya.
Pihak Boeing juga telah mencatat orang-orang yang berhak menerima uang kompenasasi tersebut. Namun sayangnya, pihak Boeing masih enggan berkomentar akan kritik yang dilakukan oleh para keluarga korban.
Advertisement
Gagal Dapat Izin Terbang pada Agustus
Sejak Maret lalu, seluruh pesawat Boeing jenis 737 MAX sudah dikandangkan dan tidak diberikan izin untuk kembali mengudara hingga semua masalah teknisnya dapat diperbaiki.
Semenjak dikandangkan, Boeing pun harus rela kehilangan predikatnya sebagai pabrik pembuat pesawat terlaris. Pasalnya telah banyak maskpai yang mengurungkan niatnya untuk memesan dan membeli pesawat buatannya.
Boeing berjanji akan segera memperbaiki kerusakan perangkat lunak yang menjadi penyebab utama dari dua kecelakaan yang terjadi. Para ahli memperkirakan pesawat 737 MAX ini dapat kembali mengudara pada Agustus mendatang, namun sayangnya hal ini harus tertunda karena lagi-lagi masalah potensial lain ditemukan oleh para penguji.