Sukses

Hadapi Revolusi Industri 4.0, Kementan Tingkatkan Prasarana dan Sarana Pertanian

Kementerian Pertanian (Kementan) terus menyiapkan sarana dan prasarana pertanian menghadapi era revolusi industri 4.0. Salah satunya untuk menghadapi bonus demografi yang diperkirakan mencapai 64 persen.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pertanian (Kementan) terus menyiapkan sarana dan prasarana pertanian menghadapi era revolusi industri 4.0. Salah satunya untuk menghadapi bonus demografi yang diperkirakan mencapai 64 persen.

"Bonus demografi ini akan menghadirkan besarnya komposisi usia produktif ketimbang usia non produktif. Karena itu, kami terus membuat kebijakan dan program terobosan seperti mentransformasi pertanian tradisional menjadi modern serta meningkatkan kualitas SDM," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy, Minggu (21/7).

Sarwo Edhy mengatakan, melalui modernisasi sektor pertanian menjadi menarik karena serba teknologi dan digital. Terobosan ini juga diharapkan membuka mata anak muda untuk terjun langsung ke sektor pertanian.

"Apalagi sejak tahun 2014, Kementan telah mendistribusikan bantuan alat mesin pertanian dalam jumlah besar, yakni lebih dari 400 ribu unit," kata Sarwo Edhy

Dia menambahkan, seluruh bantuan terbukti telah memberi manfaat besar, terlebih untuk menghadapi era revolusi industri 4.0. Namun disisi lain, bantuan dan bonus itu dapat memberi ancaman jika tidak dikelola dengan baik.

"Terutama dari aspek penyediaan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan SDM. Karena itu Kementan juga memperhatikan dari sisi pengembangan SDM," ungkapnya.

Melalui modernisasi, lanjut Sarwo Edhy, generasi muda akan merasa bangga karena sektor pertanian mampu memberikan pendapatan yang tidak kalah besar dengan upah seorang pegawai lain. Pertanian juga tidak melulu bergelut dengan lumpur dan terpaan sinar matahari.

"Cara bekerja pertanian tidak lagi mengandalkan otot yang sangat meletihkan. Tapi, di era ini, pertanian sudah menggunakan alsintan. Bahkan petani sudah ada yang bisa menggarap dari pinggir sawah," katanya.

Di samping itu, pemanfaatan alsintan berdampak besar pada nilai ekonomi petani hingga 80%. Kemudian menghemat biaya produksi hingga 31% dan meningkatkan produktivitas hingga 33%.