Sukses

Grab Beri Keuntungan Konsumen di Jabodetabek Rp 46,14 Triliun

Surplus konsumen adalah manfaat yang diperoleh konsumen dari membeli barang atau jasa pada harga yang lebih rendah dari jumlah harga maksimal yang sebenarnya rela mereka bayar.

Liputan6.com, Jakarta - Riset Centre for International and Strategic Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics mengungkapkan, Grab telah memberikan kontribusi ekonomi USD 3,29 miliar atau Rp 46,14 triliun  berupa surplus konsumen di wilayah Jabodetabek sepanjang 2018.

Surplus konsumen sendiri ialah manfaat yang diperoleh konsumen dari membeli barang atau jasa pada harga yang lebih rendah dari jumlah harga maksimal yang sebenarnya rela mereka bayar.

Adapun Rp 46,14 triliun tersebut diperoleh dengan rincian konsumen GrabBike sebesar Rp 5,73 triliun, sementara GrabCar berkontribusi senilai Rp 40,41 triliun.

"Penghitungan surplus konsumen dengan menggunakan analisis big data ini pertama kali dilakukan di Asia Tenggara," tutur Kepala Departemen Ekonomi CSIS Yose Rizal di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Menurut Yose, studi ini mencoba menghitung kontribusi teknologi Grab, sebagai salah satu pelaku inovatif teknologi digital terhadap perekonomian Indonesia.

Studi ini tidak hanya mengungkapkan manfaat yang didapatkan oleh mitra Grab, seperti mitra pengemudi maupun mitra usaha, tetapi juga manfaat bagi pelanggan pengguna jasa.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Tenggara Strategics Riyadi Suparno menyebutkan, hasil studi surplus konsumen Grab menunjukkan bahwa manfaat yang dihasilkan oleh perusahaan teknologi ini jauh lebih besar dari yang diekspektasikan, baik untuk konsumen dan mitra.

"Perlu studi-studi sejenis untuk mengukur manfaat kehadiran perusahaan-perusahaan teknologi di Indonesia," terangnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Menko Luhut Minta Grab Buka Kantor Pusat di Jakarta

Sebelumnya, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan meminta agar perusahaan penyedia transportasi online Grab untuk membuka kantor pusat di Indonesia. Sebab, saat ini kantor Grab sendiri masih berpusat di Singapura.

"Yang sekarang jelas Grab pengen betul-betul. Kita bilang pindahin untuk punya headquarter (kantor pusat) dari Singapura ke Jakarta. Jadi dual listing-lah jangan hanya di Singapura," katanya di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jalan MH Thamrin Jakarta, pada Selasa 2 Juli 2019.

Untuk diketahui, Grab merupakan salah satu perusahaan asing yang bermarkas di Singapura dan paling sering digunakan di Asia Tenggara. 

Saat ini, Grab menyediakan layanan di Singapura, Indonesia, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, dan Kamboja.

Luhut mengatakan, permintaan ini akan disampaikan ketika salah satu investor asal Jepang, SofBank akan datang ke Indonesia.

Menurut Luhut, saat ini Indonesia punya daya tawar kepada investor tersebut untuk membuka kantor pusat Grab di Indonesia.  "Kita punya bargaining power," ucap dia.

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, akan ada investasi besar yang masuk ke Indonesia pada Agustus 2019. Salah satunya yakni investor asal Jepang, Softbank.

"SoftBank itu pada 12 atau 14 Agustus akan ketemu Presiden Joko Widodo. Nanti Masayoshi (CEO SoftBank) yang datang sendiri ke Indonesia," ujarnya di Kantor Kemenko Bidang Kemaritiman, Jakarta.

Mantan Menko Polhukam ini mengatakan, Softbank sendiri memiliki pendanaan yang besar untuk mendanai startup-startup Indonesia. "Memang ada USD 100 miliar fundnya SofBank," imbuhnya.