Liputan6.com, Jakarta - Kawasan Cisauk, Tangerang mungkin masih belum banyak terdengar. Namun, nyatanya kawasan ini menyimpan potensi dalam hal investasi.
Untuk memaksimalkan potensi tersebut, PT Adhi Karya (Persero) Tbk melalui anak usahanya, Adhi Commuter Properti melakukan kolaborasi dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) untuk membangun kawasan hunian Member of LRT City yang dinamakan Cisauk Point.
Direktur Utama dari PT Adhi Commuter Properti, Amrozi Hamidi mengatakan, Cisauk Point berdiri di tanah seluas 16.500 meter persegi, Cisauk Point terbagi atas hunian apartemen dan komersial area. Proyek ini akan mulai pembangunan pada Agustus 2019.
Advertisement
Baca Juga
Untuk hunian apartemen, ada 6 tower terbagi dari 4 tower Anami dan 2 tower Rusunami. Untuk total jumlah unitnya diseluruh tower tersebut mencapai hampir 3.000 unit.
“Cisauk Point merupakan kawasan yang terjamin nilai investasinya. Terletak selangkah dari BSD City di Barat Jakarta. BSD City dengan kelangkapan fasilitas dan kemudahan akses, menjadikan daerah ini menjadi pilihan pertama pencari hunian di Jabodetabek”, ujar dia di dalam keterangan tertuliss Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Project Director dari Cisauk Point, Teguh Waskita menyatakan, kawasan ini telah terintegrasi langsung dengan Stasiun KRL Cisauk dan pasar intermoda BSD. Kemudahan akses menuju sarana dan prasarana transportasi umum memang menjadi keunggulan dari Cisauk Point.
Hal tersebut selaras dengan tagline yang dibawa yaitu A Step to Balance. Tagline ini bagian dari konsep work life balance Cisauk Point. Konsep tersebut memiliki makna bagaimana Cisauk Point menawarkan hunian masa depan yang menyeimbangkan hidup penghuninya. 8 jam bekerja, 8 jam beristirahat, dan 8 jam berekreasi dapat terpenuhi di Cisauk Point.
“Cisauk Point memberikan jawaban bagi mereka yang menginginkan hunian terjangkau namun berkualitas, di kawasan eksklusif dengan kemudahan sistem transportasi dari dan menuju kawasan untuk mencapai keseimbangan hidup," ungkap Teguh.
Berbagai fasilitas bertaraf internasional seperti Aeon Mall, Indonesia Convention Centre (ICE), Eka Hospital, Universitas Atmajaya, hingga Digital Hub. Lokasi premium dan kemudahan moda transportasi dengan 0 KM from the station menjamin nilai investasi di Cisauk Point.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Anak Usaha Adhi Karya Bidik Penjualan Properti Rp 1,7 Triliun di 2019
PT Adhi Commuter Properti (ACP) menargetkan penjualan properti pada tahun ini mencapai Rp 1,7 triliun. Penjualan tersebut berasal dari proyek properti yang dibangun ACP di sekitar pembangunan Light Rail Transit (LRT).
Direktur Keuangan, SDM dan Umum ACP, Mochamad Yusuf mengatakan, pada tahun ini, ACP tengah mengerjakan 6 proyek properti dan 3 Hotel, yaitu LRT City Bekasi-Eastern Green, LRT City Sentul-Royal Sentul Park, LRT City Jaticempaka-Gateway Park, LRT City Ciracas Urban Signature.
Kemudian, MTH 27 Office Suites dan LRT City Bekasi-Green Avenue, serta Grandhika Hotel di 3 kota besar yaitu Jakarta, Medan dan Semarang.
“Seiring dengan meningkatnya kebutuhan properti terutama bagi kalangan kelas menengah di kota besar seperti Pulau Jawa, maka ACP yang bergerak di bidang properti ikut menikmati pertumbuhan peningkatan demand tersebut," ujar dia di Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Sementara itu, juga terdapat 8 proyek yang sedang proses perijinan dan pengembangan, meliputi Cisauk Point (Member of LRT City), Oase Park (Member of LRT City) dan The Premiere MTH, Bogor Raya, Cibubur, Sentul KM 37, Sentul KM 29 dan Sentul Side.
"Aset kami pada tahun 2019 kuartal I mencapai Rp 2,7 triliun (Non-Audit), dengan target penjualan tahun ini sebesar Rp 1,7 triliun yang terdiri dari penjualan unit apartemen, gedung perkantoran, komersial area dan hotel Grandhika,” kata dia.
Menurut Yusuf, seluruh produk pengembangan lahan tersebut berupa properti seperti apartemen, ruko, area komersial, mall, kantoran, serta landed house di beberapa proyek pengembangan.
“Adapun atas 14 lahan pengembangan diharapkan menghasilkan nilai properti Rp 42 triliun dan rencana besar perusahaan pada akhir tahun adalah melakukan Initial Public Offering (IPO) dengan melepas 30 persen saham senilai Rp 2,5 Triliun,” jelas dia.
Advertisement
Bersama Yusuf Manysur
ACP juga telah melakukan penandatanganan kerjasama pengembangan lahan di tiga lokasi, yaitu Sentul KM 37 dengan Ustad Yusuf Mansur, Sentul Side KM 33 dengan PT Sigma Eltra Propertindo dan Danau Bogor Raya dengan PT Perusahaan Pengelola Aset & Taman Kuling Raya
"Proyek pengembangan Sentul KM 37 merupakan project kerjasama kami yang mengusung konsep sebuah antitesis dari kondisi kota yang padat, macet, cepat, menjadi sebuah kawasan dengan kondisi yang relax, tenang, nyaman dan hijau, dimana suasana seperti itu diharapkan dapat menemukan semangat baru," tandas Ustad Yusuf Mansur selaku Mitra Kerjasama Proyek Pengembangan Sentul KM 37.
Anak Usaha Adhi Karya Bangun Fasilitas Air Minum di Dumai Rp 489 Miliar
PT Dumai Tirta Persada, badan usaha pelaksana yang dibentuk PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Adaro Tirta Mandiri berencana membangun, melakukan pengoperasian dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum (SPAM) Kota Dumai berkapasitas 450 Ipd.
Total investasi proyek ini diperkirakan sebesar Rp 489 miliar dengan masa konsesi selama 25 tahun dan dibangun secara bertahap. Tahap 1A sebesar 50 lpd, tahap 1B sebesar 200 lpd, dan tahap ll sebesar 200 Ipd.
Rencana pembangunan SPAM tertuang dalam penandatanganan perjanjian kerja sama dengan PDAM Tirta Dumai Bersemai.
"Kami ditetapkan sebagai pemenang investasi SPAM Dumai, bagi konsorsium Adhi Karya dan Adaro untuk membangun. Bagi kami ini adalah amanah kami ingin menyediakan air yang layak dan bersih," ujar Direktur Utama Adhi Karya Budi Harto di Jakarta, Senin (15/4/2019).
Dia menjelaskan, perjanjian ini merupakan kelanjutan dari Surat Penunjukan Pemenang Lelang yang diterbitkan PDAM Tirta Dumai Bersemai pada 18 Januari 2019.
Dari penandatanganan perjanjian tersebut, PT Dumai Tirta Persada dan PDAM Tirta Dumai Bersemai berkomitmen untuk memberikan akses air bersih kepada 20.300 sambungan rumah (SR).
"Saat ini di kota kota besar kebutuhan air bersih ini rasanya sudah defisit, seperti Jakarta ini, Pemda dan pemerintah pusat tidak punya kemauan untuk mengambil air tanah, karena ada dampak yang serius," kata dia.
Advertisement