Sukses

Ternyata, Steve Jobs dan Bill Gates Anti Kritik

Biasanya, sifat bos perusahaan besar tak jauh-jauh dari kata visioner. Padahal, mereka juga manusia biasa yang punya kelemahan. Tidak terkecuali Steve Jobs dan Bill Gates.

Liputan6.com, Jakarta - Biasanya, sifat yang terlihat dari bos perusahaan besar tak jauh-jauh dari kata visioner, pekerja keras dan tidak gampang menyerah.

Padahal, para miliarder itu juga manusia biasa yang punya kelemahan. Tidak terkecuali bos Apple Steve Jobs dan bos Microsoft Bill Gates.

Dikutip dari Business Insider, Jumat (26/7/2019), adalah Walt Mossberg yang memberi tahu kelemahan pemimpin sekaligus miliarder raksasa teknologi tersebut. Mossberg adalah salah satu jurnalis teknologi kawakan yang saat itu hendak pensiun.

Dirinya diundang dalam suatu acara untuk mengenang karier dan kontribusinya selama menjadi jurnalis. Sang pembawa acara, yang tak lain adalah mantan CEO Twitter Dick Costolo, dengan iseng menanyakan kisah Steve Jobs dan Bill Gates.

Pada tahun 1990-an, mencuat kabar kalau umur Apple tidak akan lebih dari 90 hari. Mossberg membahas hal itu di kolom tulisannya dan mengatakan, "Jobs lebih condong ke teknologi, sedangkan Gates lebih lihai dalam bisnis."

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Alih-alih Bangga, Gates Justru Protes

Hal itu menuai protes dari bos Microsoft. Alih-alih bangga karena dianggap lebih baik, rupanya Gates benci dan lelah karena hanya dinilai bagus dalam segi bisnis saja.

Gates kemudian menelpon Mossberg dan berkata, "Saya hanya orang bisnis? Saya sungguh lelah dianggap hanya orang bisnis sedangkan Steve dianggap orang teknologi."

Selain itu, ternyata miliarder Apple juga menelpon Mossberg perihal hal ini. Meski bilangnya tidak akan komplain, ujung-ujungnya bos Apple ini komplain juga.

"Saya pikir ini tidak adil," kata Jobs.

3 dari 3 halaman

Banyak Miliarder Punya Sifat Individualis

Sifat individualis yang terkadang dicibir ternyata membawa sisi positif, yakni membawa kesuksesan. Pakar miliarder menyebut sifat invidualis berarti memiliki ide sendiri dan tak mudah ikut-ikutan pendapat orang.

Dikutip dari Business Insider, miliarder ternyata memiliki sifat individualis sejak usia dini. Mereka percaya kepada insting mereka sendiri meski ada yang meragukan ide mereka.

"Para miliarder adalah non-konformis yang menunjukan individualisme sejak usia dini ketika mereka mereka kerap melanggar aturan. Selama bertahun-tahun mereka belajar untuk memercayai insting mereka dan melawan arus, bahkan ketika orang sekitar berpikir mereka tidak waras dan menasihati mereka agar tidak coba-coba," ujar Rafael Badziag, seorang pakar psikologi kewirausahaan.

Badziag meneliti langsung 21 miliarder selama lima tahun dan menuliskan hasilnya di buku berjudul The Billion Dollar Secret: 20 Principles of Billionaire Wealth and Success (Rahasia Satu Miliar Dolar: 20 Prinsip Kekayaan dan Kesuksesan Miliarder).

Meski demikian, sifat individualis tersebut sebaiknya tidak menjadi penghambat kerja sama. Penulis Dr. Greg Reid yang mewawancara 100 orang terkaya menyebut kerja sama, bahkan dengan lawan bisnis, bisa membuat tambah kaya.

Trik bekerja sama dengan kompetitor bahkan digunakan oleh orang-orang kaya agar tetap kaya raya. "Berbagai bisnis seringnya dapat menolong satu sama lain," ujarnya.

Selain itu, para miliarder pun diminta jangan sampai enggan mencari pertolongan atau nasihat bila memerlukan. Rafael Badziag berkata tidak melakukan hal tersebut bisa berakibat seperti membuat kesalahan atau tenggelam oleh menumpuknya pekerjaan yang dilakukan.