Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana untuk mendorong bisnis layanan kurir PT Pos Indonesia (Persero) sebagai upaya memulihkan kinerja keuangan Perseroan. Keuangan PT Pos terus tergerus akibat tenggelamnya lini layanan di tengah perkembangan zaman.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno, menyatakan agar bisa keluar dari jerat tersebut maka perseroan harus mentransformasi model bisnis dengan menekankan layanan kurir. Transformasi model bisnis juga perlu diterapkan pada entitas anak.
Advertisement
Baca Juga
"Pertama kami membuat road map transformasi. PT Pos itu yang penting mengubah bisnis modelnya. Selama ini surat, dia harus berubah jadi paket," katanya di Jalarta, Rabu (24/7).
Sebagai pemegang saham mayoritas, Kementerian BUMN tidak mempersoalkan jika perseroan membutuhkan suntikkan modal dalam rangka transformasi bisnis PT Pos. Dirinya pun menyarankan agar perubahan model bisnis ini juga melibatkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo).
"Mumpung masih laba, kami ubah (model bisnis). Kami kerja sama dengan Kementerian Kominfo secara regulasi seperti apa, korporasi seperti apa," imbuhnya.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menkominfo Siap Beri Dukungan
Di tempat berbeda, Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, mengatakan pihaknya siap mendukung dari sisi regulasi jika diperlukan untuk transformasi model bisnis PT Pos. Dia mengaku pernah membicarakan rencana optimalisasi bisnis kurir PT Pos dengan pihak BUMN
Rudiantara menyatakan PT Pos seharusnya bisa menangkap peluang pasar dengan berkembangnya bisnis e-commerce. Sebab, perseroan sendiri secara bisnis telah menjangkau berbagai wilayah.
"Logikanya itu PT Pos punya presensi ribuan kantor di pelosok desa harusnya diberdayakan," katanya.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, turut menanggapi rumor PT Pos Indonesia yang dikabarkan tengah bangkrut. Menurut dia, kondisi perusahaan saat ini masih mampu bertahan, hanya saja sedang mengalami disrupsi.
Meski tengah mengalami pergeseran lini bisnis, namun perseroan dinilai bisa bertahan di tengah perkembangan zaman. Sebab, Hariyadi memandang, PT Pos Indonesia masih memiliki aset yang cukup besar untuk dia bertahan.
"Jika di tangan manajemen handal mestinya bisa cari jalan lain. Hanya memang dia harus berubah mengikuti persaingan sistem dan teknologinya serta diversifikasi bisnis," katanya.
Â
Advertisement
PT Pos Revitalisasi Kantor Pos Bersejarah Banyuwangi
Kabupaten Banyuwangi bakal menjadi pilot project pengembangan Kantor Pos Heritage di Indonesia. Pasalnya, terdapat kantor Pos bersejarah di Banyuwangi, yang berdiri sejak 1870 atau hampir 150 tahun silam.
Hal itu, bakal disulap menjadi destinasi wisata sejarah, seperti di Kantor Pos Sentral Saigon yang menjadi destinasi wisata favorit di Vietnam.
"Alhamdulillah, kami sudah bertemu dengan Direktur Utama PT Pos Indonesia, Pak Gilarsi Wahyu Setijono. Ada kesamaan visi untuk mendukung pengembangan wisata di Banyuwangi," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Sabtu (4/5/2019).
Dia mengatakan, salah satu potensi wisata sejarah adalah Kantor Pos Banyuwangi yang berdiri sejak 1870. Lokasinya pun strategis, sekitar 200 meter dari bangunan Inggrisan, bangunan kantor dagang Inggris yang didirikan sekitar 1766.
"Keduanya begitu sarat nilai sejarah. Bangunannya juga menghadap ke alun-alun kota. Dekat dengan pasar yang menjadi pusat ekonomi warga," ujar Anas.
Kantor Pos tersebut bisa disulap seperti Ho Chi Minh City Central Post Office yang berada di Kota Ho Chi Minh, Vietnam. Kantor Pos Pusat Ho Chi Minh itu dibangun pada 1886, dan kini menjadi destinasi wisata yang saban tahun dikunjungi jutaan turis mancanegara.
"Di Vietnam, ada Kantor Pos yang dijadikan atraksi menarik yang menyedot wisatawan," ujarnya.
Kantor Pos yang ada di Banyuwangi pun bakal dikembalikan kepada bentuk aslinya.
"Semoga ke depan Kantor Pos tidak hanya menjadi tempat pengiriman logistik dan jasa keuangan, tapi juga memiliki nilai tambah pariwisata. Mengingat sejarah Kantor Pos yang telah begitu panjang dan keberadaannya yang begitu vital dalam perjalanan bangsa Indonesia," jelas Anas.