Sukses

Di Hadapan JK, Menko Darmin Beberkan Capaian Inflasi 2018

Realisasi inflasi pada 4 tahun terakhir dapat dijaga sedikit di atas 3 persen dengan laju inflasi 2018 3,13 persen year on year (yoy).

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koodinator Perekonomian, Darmin Nasution, melaporkan hasil evaluasi Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) tahun 2018. Di hadapan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dan seluruh pemerintah daerah, Menko Darmin menyampaikan pemerintah bersama Bank Indonedia (BI) berhasil menjaga inflasi di kisaran 3 persen.

"Ada hal yang ingin kami laporkan. Pertama evaluasi atas pengendalian inflasi tahun 2018. Realisasi inflasi pada 4 tahun terakhir dapat dijaga sedikit di atas 3 persen dengan laju inflasi 2018 3,13 persen year on year (yoy)," katanya dalam rapat koordinasi nasional, di Hotel Sahid, Jakarta, Kamis (25/7).

Menko Darmin mengatakan, pencapaian tersebut masih dalam rentang sasaran nasional sebesar 3,5 persen dengan deviasi 1 persen. Di mana, secara komponen pembentukannya inflasi pada harga barang-barang bergejolak, terutama pangan volatile food di tahun 2018 sebesar 3,39 persen yoy.

"Pada Juni 2019, sedikit meningkat jadi 4,91 persen yoy. Sementara itu inflasi inti masih terjaga dengan laju sebesar 3,07 persen pada tahun 2018 dan 3,25 persen yoy pada bulan Juni 2019," jelasnya.

"Sebaliknya, inflasi harga yang diatur pemerintah menurun signifikan pada 2018 dari sebesar 3,36 persen menjadi 1,89 persen yoy pada Juni 2019," ucapnya.

Meski secara keseluruhan inflasi 2018 masih terjaga, secara spasial terdapat beberapa daerah yang relasiasi inflasinya di luar atau di atas sasaran inflasi nasional. Di mana pada tingkat provinsi, terdapat lima provinsi berada di atas sasaran. Sementara di tingkat kabupaten kota terdapat delapan yang berada di atas sasaran.

"Terjaganya realisasi inflasi 2018 tentu tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah bekerja sama dengan Pemda dan BI melalui implementasi strategis 4K: keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif," jelasnya.

Menko Darmin yang juga sebagai Ketua TPIP menambahkan, ke depan apa yang sudah dilakukan pemerintah melalui srategi 4K akan terus dilanjutkan untukk menjaga capaian inflasi tahun pada 2019 ini.

"Ke depan, pemerintah daerah diharapkan semakin berperan aktif mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur yang telah dibangun serta melakukan inovasi pengendalian inflasi," pungkasnya.

 

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

BI: Inflasi Juni 2019 Tetap Terkendali

Bank Indonesia (BI) menyatakan indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi tetap terkendali pada Juni 2019.

Inflasi IHK pada Juni 2019 tercatat 0,55 persen (month to month/mtm), melambat dibandingkan inflasi bulan sebelumnya 0,68 persen (mtm). Demikian mengutip dari laman Bank Indonesia, Senin (1/7/2019).

Dengan perkembangan itu, hingga Juni 2019, inflasi IHK mencapai 2,05 persen (year to date/ytd) atau secara tahunan tercatat 3,28 persen (YoY) lebih rendah dari inflasi bulan lalu sebesar 3,32 persen (YoY).   

Penurunan inflasi IHK Juni 2019 dipengaruhi oleh penurunan inflasi kelompok volatile food sejalan dengan berakhirnya pola musiman terkait Ramadan dan Lebaran. Kelompok volatile food mencatat inflasi 1,7 persen (mtm), menurun dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 2,18 persen (mtm).

Penurunan inflasi volatile food dipengaruhi deflasi pada komoditas bawang putih, daging ayam ras, dan telur ayam ras. Hal tersebut antara lain dipengaruhi menurunnya permintaan usai berakhirnya Ramadan dan Lebaran.

Secara tahunan, inflasi kelompok volatile food tercatat 4,91 persen (YoY), meningkat dari inflasi bulan sebelumnya 4,08 persen (YoY).

Kelompok administered prices yang mencatat deflasi seiring dampak positif penyesuaian tarif angkutan udara juga berkontribusi pada penurunan inflasi IHK.

Kelompok administered prices pada Juni 2019 mencatat deflasi sebesar 0,09 persen (mtm), menurun dibandingkan dengan bulan lalu yang mencatat inflasi 0,48 persen (mtm).

Deflasi pada kelompok administered prices bersumber dari menurunnya tarif angkutan udara sejalan dengan berlanjutnya dampak penerapan kebijakan penurunan tarif batas atas angkutan udara. Secara tahunan, kelompok administered prices mencatat inflasi 1,89 persen (YoY), lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya sebesar 3,38 persen.

3 dari 4 halaman

Inflasi Inti

Inflasi inti tetap terkendali, meskipun sedikit meningkat dibandingkan level bulan sebelumnya. Inflasi inti pada Juni 2019 tercatat 0,38 persen (mtm), meningkat dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,27 persen (mtm).

Komoditas utama penyumbang inflasi pada kelompok inti adalah nasi dengan lauk, emas perhiasan, ikan diawetken, mi, dan upah pembantu rumah tangga.

Secara tahunan, inflasi inti tercatat 3,25 persen (yoy), meningkat dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 3,12 persen (YoY). Inflasi inti yang terkendali tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya.

"Ke depan, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat dan daerah, guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil yang diperkirakan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran inflasi 3,5 persen plus minus satu persen pada 2019," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Onny Widjanarko.

4 dari 4 halaman

Inflasi Juni 2019

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi Juni 2019 sebesar 0,55 persen. Inflasi ini didorong oleh kenaikan harga sejumlah komoditas. 

Kepala BPS, Suhariyanto, mengatakan untuk inflasi tahun kalender, yaitu Januari-Juni 2019 mencapai 2,05 persen, sedangkan inflasi tahun kalender sebesar 3,28 persen.

"Adanya kenaikan dari hasil pemantauan di 82 kota di bulan Juni 2019 terjadi inflasi 0,55 persen," ujar dia di kantor BPS, Jakarta, Senin, 1 Juli 2019.

Dia mengungkapkan, dari 82 kota IHK yang dilakukan pemantauan, sebanyak 76 kota mengalami inflasi. Sedangkan enam kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi dialami di Manado sebesar 3,60 persen, sedangkan terendah, yaitu Singaraja sebesar 0,02 persen.

Sementara untuk deflasi tertinggi dialami Tanjung Pandan sebesar -0,41 persen dan deflasi terendah di Jayapura -0,08 persen.

"Dengan perhatikan inflasi ini masih berada di bawah target pemerintah. ini termasuk kendali karena berbagai program yang dilakukan pemerintah," pungkasnya

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) memprediksi inflasi Juni 2019 akan berada di kisaran 0,45 persen. Prediksi ini berdasarkan survei pemantauan harga (SPH) yang dilakukan BI.

"Jadi SPH di Minggu terakhir, inflasi di 0,45 persen itu month to month. 3,21 persen year on year," kata Deputi Gubernur BI, Dody Budi Waluyo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat, 28 Juni 2019.

Menurut dia, hal tersebut menunjukkan, kinerja inflasi masih terjaga rendah. Selain itu, juga menunjukkan bahwa daya beli masyarakat yang terjaga. "Artinya tetap terjaga daya beli masyarakat, inflasinya juga cukup rendah," urai dia.  

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.