Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) memangkas prediksi pertumbuhan ekonomi global untuk ini dan tahun 2020. Tahun ini, pertumbuhan eknonomi diprediksi hanya 3,2 persen lebih rendah dari prediksi yang dikeluarkan pada April lalu yang sebesar 3,3 persen. Sedangkan untuk 2020 mencapai 3,5 persen atau lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 3,6 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia tetap akan berupaya menjaga pertumbuhan ekonomi sesuai target yang ditetapkan. Saat ini berbagai perbaikan pendorong pertumbuhan telah dilakukan, didukung oleh kondisi domestik yang kian positif.
"Growth diupayakan untuk dijaga terutama momentum pada semester II ini. Dengan berbagai perbaikan, terutama environment interest-nya sudah mulai agak rilis, kemudian stabilitas politik lebih settel," ujar Sri Mulyani di Menara Astra, Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sri Mulyani berharap faktor domestik terus memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi dibanding semester I atau bahkan tahun lalu. Pemerintah akan terus memantau pergerakan konsumsi dan belanja pemerintahan agar sesuai target.
"Kita berharap domestik faktor memberikan konyribusi positif dibandingkan semester I atau pada 2018 semester terakhir. Kalau faktor-faktor yang mendistribusikan ya, kita akan terus pantau dari konsumsi belanja pemerintah semua tetap positif," jelasnya.
"Investasi yang barang kali perlu untuk dipacu lebih tinggi karena menunjukkan adanya sedikit pelemahan dibanding kuartal terakhir tahun lalu. Jadi kita lihat semuanyadan ekspor masih kita anggap sebagai tantangan yang cukup besar dengan ketidakpastian global," tandasnya.
Reporter:Â Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
IMF Turunkan Perkiraan Pertumbuhan Global
Untuk idketahui, IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan globalnya menjadi 3,2 persen pada 2019, menurut laporan yang dirilis di Santiago pada Selasa 23 Juli 2019.
Pada April, lembaga pemberi pinjaman multilateral ini memperkirakan ekspansi 3,3 persen dalam produk domestik bruto (PDB) global, tetapi pertumbuhan lambat pada paruh pertama tahun ini, perselisihan perdagangan dan teknologi, serta ketidakpastian mengenai penarikan Inggris dari Uni Eropa menyebabkan penyesuaian ke bawah.
Dikutip dari Antara, laporan Prospek Ekonomi Dunia terbaru IMF juga menurunkan perkiraan pertumbuhan untuk 2020, dari 3,6 persen menjadi 3,5 persen.
Rincian negara-negara menunjukkan hasil pertumbuhan yang positif untuk beberapa negara maju, meskipun lebih lemah dari yang diperkirakan untuk negara-negara emerging markets dan negara-negara berkembang.
Negara-negara emerging markets dan negara-negara berkembang diperkirakan akan melihat pertumbuhan 4,1 persen pada 2019 dan 4,7 persen pada 2020, masing-masing mencatat penurunan 0,3 persen dan 0,1 persen dibandingkan dengan proyeksi April, kepala ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan kepada wartawan.
Penurunan tingkat pertumbuhan dikaitkan dengan investasi moderat dan permintaan barang, karena rumah tangga dan bisnis membatasi pengeluaran jangka panjang, memperlambat aliran modal, terutama di sektor manufaktur.
IMF menyerukan penguatan kebijakan fiskal untuk menstabilkan dan memacu pemulihan ekonomi melalui reformasi struktural yang menjamin pertumbuhan berkelanjutan dalam jangka menengah.
Badan ini juga mendesak multilateralisme yang lebih besar untuk memperkuat fondasi bagi pertumbuhan global.
Untuk tumbuh, ekonomi global membutuhkan lebih sedikit ketegangan perdagangan dan resolusi cepat dari perjanjian perdagangan yang tertunda, termasuk antara Inggris dan Uni Eropa, serta ratifikasi Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara yang baru oleh Kanada dan Amerika Serikat. Badan legislatif Meksiko telah menyetujui kesepakatan itu.
Pemerintah seharusnya tidak menggunakan tarif sebagai cara untuk menyeimbangkan pertukaran perdagangan bilateral mereka, kata badan itu.
Advertisement