Sukses

Kronologi Terjadinya Tumpahan Minyak di Pantai Utara Karawang

Pada 16 Juli mulai terlihat ceceran lapisan minyak di permukaan laut sekitar di samping gelembung yang masih terus terjadi.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) tengah melakukan investigasi awal terkait tumpahan minyak (oil spill) yang menceceri laut pantai utara Karawang pada beberapa waktu lalu. Berdasarkan dugaan awal tumpahan minyak tersebut terjadi karena kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ).

"Kami masih lakukan investigasi mendalam, bisa kami sampaikan bahwa gas yang dari permukaan ini lah yang menyebabkan," kata Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan H Samsu saat konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Dia menyebut, ada indikasi terjadi anomali tekanan pengeboran sumur YYA-1 sehingga menyebabkan munculnya gelembung gas diikuti oil spill. Kebocoran gas tersebut kemudian berdampak pada terjadinya pergeseran pondasi anjungan YY.

"Sehingga itu mengakibatkan terjadinya tumpahan minyak dan terbawa arus pantai terdekat," jelasnya.

Dharmawan menjelaskan, rankaian peristiwa tersebut bermula pada 12 Juli 2019. Di mana pada pukul 01.30 WIB ketika melakukan kegiatan muncul gelembung gas di anjungan YYA-1 yang terletak di wilayah operasi offshore ONWJ.

Melihat kejadian itu, pada 14 Juli sekitar pukul 22.40 WIB seluruh pekerja yang di seluruh anjungan dari sekitar area tersebut dievakuasi ke tempat yang aman.

Di hari selanjutnya, PHE ONWJ menyatakan keadaan darurat dengan mengirim surat kepada SKK Migas dan Kementerian ESDM.

Pada 16 Juli mulai terlihat ceceran lapisan minyak di permukaan laut sekitar di samping gelembung yang masih terus terjadi. Pada 18 Juli, lapisan minyak mencapai pantai barat. Di mana jarak anjungan dengan garis pantai Karawang berada pada 2 kilometer.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Tangani Kebocoran Gas di Blok ONWJ, Pertamina Gandeng Perusahaan AS

PT Pertamina (Persero) terus berupaya secara intensif dan maksimal untuk mengatasi kebocoran gas yang menimbulkan gelembung udara di sumur YYA-1 Blok Offshore North West Jawa (ONWJ).

Salah satunya termasuk mencegah kerusakan lingkungan dengan mengerahkan 27 unit kapal dan alat penangkap tumpahan minyak (oil boom) di Perairan Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat. 

 “Kami juga terbuka dengan bantuan dan peralatan dari SKK Migas maupun dari instansi lain, termasuk dari KKKS. Sekarang semuanya bekerja secara maksimal di lapangan,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman dalam keterangannya, Rabu (24/7/2019). 

Menurut Fajriyah Usman, penanganan bocoran gas di sumur yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ ini dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten dan memiliki pengalaman yang baik dalam menangani masalah yang sama.

Dalam menangani tumpahan minyak Pertamina dibantu oleh Oil Spill Combat Team (OSCT) Indonesia yang ahli dan spesialis menanganinya. Selain itu, juga dilibatkan Boot & Coots, perusahaan asal  Amerika Serikat yang telah memiliki pengalaman dalam menyelesaikan peristiwa di Gulf Mecixo.

“Seluruh upaya tersebut sebagai komitmen dan keseriusan Pertamina dalam mengatasi peristiwa di sumur migas lepas pantai tersebut baik dari aspek operasional maupun lingkungan hidup,”katanya.