Sukses

Indef: BI Masih Bisa Turunkan Bunga Acuan

Dampak bisa lebih signifikan jika Bank Indonesia berani menurunkan suku bunga acuannya hingga 25-50 bps.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen pada 18 Juli 2019. Ini merupakan penurunan suku bunga acuan pertama sejak September 2017.

Langkah tersebut rupanya belum memuaskan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla (JK), yang masih berharap bank sentral dapat kembali menurunkan suku bunga acuan ke level yang lebih rendah.

Sependapat dengan JK, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira mengatakan, Bank Indonesia masih memiliki kesempatan untuk terus menurunkan suku bunga acuan hingga menyentuh level 5,25 persen.

"Ruang pemangkasan bunga masih bisa 25-50 bps (basis point) lagi, atau dua kali pemangkasan sampai akhir tahun. Jadi idealnya 5,25-5.5 persen," ungkap Bhima saat berbincang dengan Liputan6.com, Sabtu (27/7/2019).

Dia menyebutkan, beberapa sektor bakal diuntungkan dalam jangka menengah dengan adanya penurunan bunga acuan tersebut, seperti properti, kendaraan bermotor, ritel, konstruksi, dan manufaktur.

Meski begitu, ia meneruskan, dampaknya baru akan terasa dalam kurun waktu 2-3 bulan ke depan. Namun, dampaknya bisa lebih signifikan jika Bank Indonesia berani menurunkan suku bunga acuannya hingga 25-50 bps.

"Jadi ada dua dampak akibat penurunan bunga acuan. Secara teori, jika bunga acuan turun maka investor akan memindahkan dana dari surat utang dan deposito ke sektor yang memberikan keuntungan lebih, seperti saham dan investasi ril," jelas dia.

"Kedua, bunga yang rendah akan turunkan cost of borrowing bagi pelaku usaha. Minat untuk ambil pendanaan baik modal kerja maupun kredit investasi makin besar. Bagi kredit konsumsi juga terbantu karena turunnya bunga KPR dan kendaraan bermotor, sehingga tingkat konsumsi rumah tangga akan meningkat," tandasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Sri Mulyani Harap BI Kembali Turunkan Suku Bunga Acuan

Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengatakan keputusan BI dalam menurunkan suku bunga acuan tentu akan memberikan dampak positif terhadap pasar. Dia pun berharap, penurunan suku bunga masih akan terus berlanjut ke depannya. 

"Ya tentu kita berharap respon dari BI terhadap lingkungan global maupun dalam negeri dengan adanya penurunan suku bunga dan kemungkinan masih akan ada langkah selanjutnya," katanya saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (22/7).

Sri Mulyani mengatakan, kenaikan suku bunga selama ini memberi dampak terhadap sektor perbankan. Sehingga, mau tidak mau kenaikan suku bunga acuan juga berdampak pada laju investasi yang belakangan melempem.

"Dengan penurunan suku bunga dan direction yang akan terjadi dan imporvment dan perbaikan dari sisi investasi kita berharap investasi akan bisa pickup lagi semester II," katanya.

Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) kembali membuka peluang untuk menurunkan suku bunga acuan di semester II 2019. Penurunan suku bunga tersebut diharapkan akan memberikan keuntungan bagi sejumlah sektor, antar lain perbankan dan properti.

"Minggu lalu kami juga melanjutkan langkah-langkah pelonggaran kebijakan kami. Kami sudah turunkan suku bunga. Penurunan suku bunga berlanjut masih akan terbuka," kata Gubernur BI, Perry Warjiyo