Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat tumpahan minyak yang dipicu gelembung gas di sekitar sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ONWJ) Pertamina, sudah mencapai 51 ribu barel per hari sampai hari ini.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM ‎Djoko Siswanto mengatakan, berdasarkan laporan tim di lapangan kebocoran minyak terjadi sejak munculnya gelembung gas, setiap harinya minyak yang tumpah di ‎perairan mencapai ‎3 ribu barel per hari.
‎"Laporan dari tim di lapangan, kira kira semburan minyak itu sebesar kira kira 3.000 Bopd per hari, konstan sejak 12 Juli," kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (29/7/2019).
Advertisement
Baca Juga
Menurut Djoko, tumpahan minyak tersebut segera ditangani. Upaya untuk mematikan bocoran gas yang berada di sekitar sumur YYA-1 terus dilakukan agar gelembung gas dapat dihentikan.
‎Djoko mengungkapkan, berdasarkan data tim Kementerian ESDM dilapangan, tumpahan minyak sudah berdampak ke delapan desa di Karawang, dua desa di Bekasi dan tujuh pantai yang tedapat tumpahan minyak.
"Data-data saya baca, per hari ini oil spill sudah ke arah barat. Terdampak 52 mil. Ada delapan desa karawang dan dua desa bekasi. (Ada data)‎," tandasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Gelembung Gas di Blok Migas ONWJ Timbulkan Tumpahan Minyak
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, sudah terdapat tumpahan minyak di area yang terdapat gelembung gas dari sumur YYA-1 Blok Offshore North West Java (ON‎WJ) yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ.
Pelaksana tugas Direktur Jenderal‎ Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, gelembung gas muncul sejak Jumat (12/7/2019), kini sudah menimbulkan tumpahan minyak. Namun dia belum bisa memastikan sumber tumpahan minyak.
"‎Sekarang sudah ada oil spill (tumpahan minyak), sudah ada,"‎ kata Djoko, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (17/7/2019).
Saat ini tumpahan minyak tersebut belum sampai ke daratan, tim yang diterjunkan pun terus berupaya menghalau tumpahan minyak agar tidak sampai kedaratan. Selain itu, penanganan yang dilakukan dengan menyedot minyak yang ‎tumpah.
‎"Upaya terus dilakukan untuk atasi oil spill. Berapa besar tidak tahu, tetapi tindakan antisipasi sudah diambil. Belum sampai ke pesisir," ujarnya.
Djoko mengungkapkan, upaya yang dilakukan atas kemunculan gelembung gas tersebut adalah menyelamatkan pekerja untuk menghindari korban jiwa, kemudian berikutnya adalah mengantisipasi kerusakan lingkungan akibat tumpahan minyak.
"‎Upaya pertama orang evakuasi, kedua lingkungan supaya minyak ngga tersebar kemana-mana, kita tangkap kita bereskan," tandasnya.
Advertisement
Ada Gelembung Gas, Pertamina Evakuasi Pekerja di Anjungan Lepas Pantai YYA
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menyatakan bahwa telah terjadi gelembung gas di lapangan YYA, Blok Offshore North West Java (ON‎WJ). Blok minyak dan gas (migas) tersebut terletak di perairan Pantai Utara Pulau Jawa.
Vice President Relations Pertamina Hulu Energi Ifki Sukarya mengatakan, ‎pada 12 Juli telah dilakukan pengeboran sumur YYA-1 yang menyebabkan muculnya gelembung di sekitar anjungan lepas pantai YAA yang dioperatori PHE ONWJ. Sumur tersebut di sekitar 2 kilometer (km) dari Pantai Utara Jawa, Karawang, Jawa Barat.
"Bahwa sumur YY A1 ini sumur yang eksplorasi sebelumnya dan sedang kita preproasi untuk produksi. Itu bikin lubang-lubang untuk kegiatan produksi. Saat melubangi itulah timbul flow, muncul gelembung gas," kata Ifki, di Jakarta, Rabu (17/7/2019).Â
Pertamina Hulu Energi ONWJ telah mengaktifkan Incident Management Team (IMT), untuk ‎menanggulangi kejadian gelembung gas ini.
Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan pihak Pertamina Hulu Energi ONWJ sudah menutup kegiatan pengeboran sumur YYA1, selain itu juga memindahkan pekerja yang berada di anjungan lepas pantai dan menara pengeboran.
"Jadi kami segera pada saat dilakukan penutupan, kami aktiviasi IMT yang bertugas monitor situasi di lapangan," ujarnya.