Liputan6.com, Jakarta - Pasca Bank Indonesia (BI) mengampanyekan gerakan gaya hidup cashless atau nontunai, masyarakat mulai marak berpindah menjadi cashless society. Terhitung sejak awal kampanye di tahun 2014, penganut gaya hidup cashless living telah melonjak hingga 60 persen di tahun 2018.Â
Memang, gaya hidup non-tunai ini membuat masyarakat mendapatkan banyak kemudahan dalam kegiatan bertransaksi. Selain dapat dilakukan dimana saja, kegiatan berbelanja dan menyimpan uang menjadi jauh lebih aman dengan fasilitas cashless living ini.
Tak hanya kartu kredit dan debit, layanan pembayaran nontunai juga sudah merambah dalam bentuk dompet elektronik atau digital. Anda tentu tidak perlu lagi repot menghitung jumlah lembaran Rupiah saat akan melakukan transaksi pembayaran.Â
Advertisement
Baca Juga
Meski memiliki banyak keunggulan, pemilik gaya hidup cashless seringkali terjerumus pada pengeluaran yang tidak terkontrol karena sifatnya uangnya yang abstrak. Penyebabnya tentu karena proses transaksi yang sangat praktis dan dapat dilakukan dimana saja.Â
Belum lagi karena alasan bahwa uang digital bisa Anda pinjam dahulu. Keinginan untuk berbelanja tentu akan menjadi semakin tak terbendung karena proses pelunasannya dapat dilakukan di kemudian hari.
Beberapa hal ini tentu menjadi alasan utama kenapa penganut gaya hidup nontunai cenderung lebih boros. Untuk menyiasati hal tersebut, lakukan cara berikut biar hemat seperti dikutip dari Cermati.com.
1. Pisahkan Alokasi Fasilitas ‘Cashless’ Sesuai Rencana Anggaran
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan rutin, ada baiknya Anda memanfaatkan fasilitas kartu debit untuk pembayarannya. Karena sifatnya yang selalu harus dibayarkan per bulan, atau bahkan per hari, penggunaan kartu debit dalam memenuhi kebutuhan pokok tentu dapat mengurangi risiko terkena denda saat pengeluaran melonjak.Â
Bila perlu, alokasikan gaji yang Anda terima pada setiap pos pengeluaran sesuai dengan rencana anggaran yang telah dibuat. Hal ini bisa Anda lakukan dengan cara memiliki beberapa rekening terpisah yang khusus dibuat untuk membayar pos pengeluaran secara rutin.Â
Buat 3 rekening terpisah, masing-masing dipergunakan untuk membayar kebutuhan hidup, menabung dan investasi, dan refreshing. Tentukan nominal dana untuk setiap rekening tersebut sesuai dengan kebutuhan.
Umumnya, perbandingan dari tiap-tiap pos pengeluaran tersebut adalah 50 persen untuk biaya hidup, 30 persen untuk menabung dan investasi, dan 20 persen untuk kebutuhan bersenang-senang.
Untuk membayar tagihan bulanan lain yang tidak termasuk dalam rekening terpisah tersebut, Anda dapat melunasinya dengan menggunakan fasilitas transfer atau m-banking. Dengan memisahkan kebutuhan, pengeluaran Anda tentu menjadi lebih mudah untuk dikelola dan kondisi keuangan dapat lebih terjaga.
2. Gunakan Dompet Digital untuk Kebutuhan Sekunder Saja
Fasilitas dompet digital atau elektronik seringkali akan memberikan Anda banyak promo menarik. Hal ini tentu dapat Anda manfaatkan agar pengeluaran tidak membengkak dan kondisi keuangan tidak terganggu.
Namun, ada baiknya Anda hanya menggunakan kesempatan ini untuk memenuhi kebutuhan sekunder, seperti membeli snack dan menonton di bioskop saja. Alasannya tentu agar Anda tidak kalap ketika memanfaatkan promo yang ditawarkan.
Meski ada banyak promo yang ditawarkan, jenisnya pasti berbeda-beda. Usahakan untuk memilih penawaran dengan bentuk cashback dan diskon langsung saja. Dengan begitu, penghematan yang bisa Anda lakukan akan benar-benar terasa.
Pengisian saldo dompet digital juga sebaiknya Anda lakukan hanya di awal bulan, atau saat baru saja menerima gaji. Pastikan juga, dalam satu bulan, kegiatan belanja kebutuhan sekunder yang Anda lakukan hanya menggunakan saldo yang tersedia dalam dompet tersebut.
Dengan begitu, Anda akan berpikiran untuk tidak melakukan pembelian kebutuhan yang kurang penting saat dana yang tersimpan sudah menipis.
3. Hindari Menggunakan Pinjaman Online
Menggunakan pinjaman online memang dapat memudahkan Anda saat ingin berbelanja. Meski begitu, bukan berarti Anda bisa menggunakan fasilitas tersebut dengan bebas. Saat beban tagihannya telah menumpuk, tentu masalah keuangan akan menimpa Anda.
Agar hal tersebut tidak terjadi, Anda harus mampu menahan diri agar tidak tergoda untuk mengajukan pinjaman online untuk berbelanja. Hasrat belanja yang berlebihan bisa ditekan saat Anda memiliki kemampuan mengendalikan diri dengan baik.Â
Sebagai acuan pembatasan menggunakan jasa pinjaman online, pastikan bahwa jumlah kredit yang Anda miliki tidak lebih dari 10 persen gaji bulanan. Saat tagihan kredit melebihi nilai tersebut, maknanya, Anda terbilang gagal dalam menjaga kondisi keuangan agar tetap terkontrol.
Advertisement
4. Jangan Dihabiskan, Simpan Dana yang Tersisa
Dengan memiliki kemampuan mengelola keuangan yang baik, kemungkinan untuk Anda memiliki sisa dana tentu cukup tinggi. Mengalokasikan dana tersebut untuk kebutuhan menabung atau berinvestasi tentu merupakan hal bijaksana yang perlu Anda ambil.
Selain tidak terbuang sia-sia, Anda dapat menggunakan tabungan tersebut kala kebutuhan mendesak menimpa. Dengan begitu, kemungkinan Anda untuk berutang juga menjadi semakin kecil.
Kemudahan Cashless Living Tak Selalu Membuat Boros
Meski memberikan banyak kemudahan dalam melakukan transaksi, gaya hidup cashless living tak selalu berimbas pada pengeluaran yang membeludak. Saat Anda melakukan tips berhemat tersebut, pengelolaan keuangan Anda tentu menjadi jauh lebih baik.
Malahan, dengan fasilitas yang tersedia saat menganut gaya hidup cashless, perencanaan keuangan jauh lebih mudah Anda periksa. Dengan memiliki catatan keuangan tersebut, Anda tentu menjadi lebih mudah dalam mengetahui penyebab munculnya masalah finansial. Dengan demikian, langkah penyelesaian masalah keuangan pun bisa segera Anda rencanakan.